Seperti bandrek. Diseduh semakin malam semakin nikmat. Daun-daun yang menggugur tak lagi jadi penentu sebuah sikap turun temurun dulu. Dimana alam adalah hati dan jiwa yang menyatu. Ya, semuanya bermuara pada Metropolitan tadi.
Postmodernisme dalam catatan yang dibalut dengan kegalauan. Tulisan yang bagus bang @usmanosama
Asyik banget bandreknya, bandrek dan pisang goreng panas bagaikan sejoli dalam pasar .