Teman, Kenangan Itu Pantas Ditertawakan
Cinta diterima oleh seseorang wanita yang kita sukai itu suatu prestasi dan patut dirayakan. Begitu kata temanku, tepatnya teman dekatku. Sepakat kita ia kita namai Ciyus. Aku juga heran, entah kenapa hari itu ia tega membuka bicara dengan tema cinta, mulai cara bercinta dan siapa saja orang yang pernah sepakat bercinta. Pastinya semua yang sepakat berjenis kelamin wanita.
Maaf saja jika tulisan ini agak kurang bermoral jika dilihat dengan nilai kesopanan. Sebaliknya, tulisan ini akan terasa biasa saja jika kita lihat dari nilai kegilaan dunia, karena dunia memang sudah dipenuhi oleh orang-orang gila, kalau tidak mau itu anda, maka satu dari orang-orang itu adalah saya. Selain saya, juga tidak tertutup kemungkinan satu dari orang-orang itu adalah anda.
Bicara soal mendekati wanita, pada suatu masa, Ciyus adalah jagonya. Bermodal rambut gondrong dan pandai kicau, tidak berselang jam wanita pun terkulai dalam pelukan. Kutahu pasti, untuk tujuan itu ia tidak membaca jampi-jampi, itu murni bakat alami yang bersembunyi dalam raganya. Sebagai teman aku turut bangga, dan pernah merayakan kesuksesan cintanya.
Ciyus juga menyimpan setengah bagian dari kisah cintaku. Bagaimana tidak, ada masa kami saling menunggu kamar, jika ia sedang di dalam, aku setia menjaga diluar agar ia nyaman di dalam sana. Walau juga ada waktu tertentu dimana kami saling rebutan kamar milik salah seorang teman lainnya, sikap ini biasanya hadir kalau nafsu sudah di ubun-ubun.
Selain kamar milik teman, terkadang ruang kecil di pojok kampus pun menjadi sasaran saat gelisah sudah mendera. Untuk menahannya itu jelas bukan pilihan yang pantas di usia kami yang baru merasakan bagaimana nikmatnya kata cinta.
Tidak juga kami pungkiri, jika cinta terkadang membuat kita hilang akal sehat. Hingga demi cinta kami mau melakukan hal-hal gila dan di luar nalar normal manusia. Seperti rela berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer tanpa arah dan tujuan pasti. Pernah juga memilih rumah sakit sebagai rumah inap gratis untuk membuang rasa sakit akibat cinta. Sekali dua aku pernah melakukan.
Ada juga di masa kami masih sok jadi mountaineer, untuk urusan cinta kami percaya kalau gunung dan hutan adalah tempat paling ideal untuk berbagi. Kami rela menyiapkan waktu berhari-hari hingga lelah, hanya untuk menceritakan seorang wanita yang baru saja menerima atau menolak cinta yang sudah kami ungkapkan. Akan gembira jika cinta diterima, dan tetap akan gembira jika pun cinta ditolak. “Dia belum beruntung,” sebagai kata pamungkas.
Soal cara bercinta rasanya tidak pantas kuurai di halaman ini, selain tidak elok juga sangat memalukan. Tapi mengingat Ciyus orang yang banyak membaca, sudah barang tentu seluruh cara yang ditawarkan dalam Kamasutra ada dalam kepalanya. Sejurus dua jurus Ciyus pernah membocorkan padaku untuk lalu ku praktekkan.
Sekarang, di sore Ciyus berkoar-koar tentang cinta, aku pun jadi faham. Terkadang masa-masa indah ataupun kelam dalam perkara cinta, akan lucu jika dikenang sekarang dan rasanya pantas untuk ditertawakan.[]
Kisah yang manis dan berlendir.