ADAM & HAWA

in #fiction6 years ago (edited)

Dua hati dalam satu kata, selalu melayang dalam buaian kalimat-kalimat. Kekesalan, kebimbangan, ketakutan, perbedaan dan perubahan adalah hal-hal yang perlahan menjadi biasa. Seluruh kata tak terdengar namun terpahami dalam pikiran. Jiwa menyatu dalam pesan-pesan. Kerinduan adalah hal yang biasa. semua menjadi indah seperti mentari yang sedang terbit perlahan di belakang gunung seulawah agam, kesejukan yang menusuk genit ke dalam rongga-rongga kulit mendekati tulang. tubuh yang begetar. Asap bekas api unggun semalam masih mengepul tipis. Awan yang menguning seperti senja. Burung-burung menggepakan sayapnya, juga suaranya yang sahut menyahut dari tawaan monyet-monyet yang siap untuk hidup dan makan.

Adam biasa yang memiliki Hawa terindah. "Kamu adalah pagi". pagi yang sering Adam lewati akhir-akhir ini, selamat datang pagi. Hawa mengajarkan Adam untuk hidup di saat embun masih muda di dedaunan atau di rumput pinggir jalan dan tidur dikala malam gelap menyingsing. Pagi pertama dengan segelas kopi dan cappucino hangat. Senyum dan mata pagi, Hawa tergesa dalam sikap minumnya.
"adakah waktu untuk santai tanpa jam di tangan kirinya,?" kata Adam dalam pikirannya.
Adam terbangun pagi. mungkin dia perlu beradaptasi untuk menjadi lebih baik.

Mereka menyusuri waktu tidak pernah sendiri, selalu bersama. Mungkin malam yang memisahkan mereka dan terkadang mereka juga bersama dalam tidur mereka, menjadi raja dan ratu dalam kerajaan mimpi mereka masing-masing. Mereka tidak malu-malu dalam kerajaan mereka. Kerajaan tanpa pengawal, tanpa masyarakat yang harus mereka pikirkan, hanya mahkota dan tiara juga kamar-kamar yang bergema. Cahaya yang menembus kaca jendela yang memberikan suatu spasi antara gelapnya dinding ruang sebelah, yang hanya di penuhi oleh udara.

Waktu hanya waktu dan semua terjadi. Adam yang terlalu takut hingga membuatnya tidak tahu apa yang akan dia lakukan, dia tidak terkendali hingga membuat Hawa terkadang sedikit kesal dengan sikap Adam yang bisa kita sebut dengan tidak paham walau dia tahu. Mungkin dengan saling memahami dan mengerti semua menjadi lebih mudah.


Menikmati keadaan terkadang membuat sesuatu itu menjadi berbeda, adam dan hawa menikmati senja di salah satu pantai di daerah mereka aku tidak tau dimana mereka berada, yang aku tau Adam dan Hawa berada di bumi. mereka memandang senja dengan tangan kanan adam hangat menggenggam tangan kiri hawa yang lebih kecil dari tangan adam. Sinar yang menyentuh wajah hawa membuat adam melewati keindahan dan ketenangan mentari, lebih indah apa yang dia pandang sekarang. Mereka membenamkan mentari dengan tangan pikiran mereka. Tidak pernah kemana-mana mereka selalu dirumah, rumah yang diciptakan tuhan kepada Adam dan Hawa. Rumah yang begitu indah, begitu luas. Rumah yang memiliki lautan, padang ilalang yang hijau, padi yang menguning.

Malam menyelimuti hangatnya senja. gelap langit memberikan kesempatan kepada mata untuk menangkap cahaya dari 2500 juta dari keseluruhan bintang di semesta. Antara bintang, malam dan mereka berdua. Berbaring diatas rumput hijau nan lembut bak permadani Persia. Merangkai setiap konstelasi dalam sumbu X dan Y. Menciptakan ribuan rasi bintang mereka sendiri dari Konstelasi bintang yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Hawa tidur berbantalkan tangan Adam yang tidak terlalu besar untuk dijadikan sebuah bantal, namun hawa nyaman. Mereka hanya tidur berselimutkan kedekatan yang hangat, mereka terlalu dekat hingga setiap tarikan dan hembusan nafas Hawa dapat di rasakan oleh Adam, begitu juga sebaliknya. Tangan hawa terasa nyaman berada di atas dada kiri Adam, adam menatap dalam setiap bintang menunggu bintang jatuh. Aura dingin mulai sombong, malam menjadi tenang tidak ada bunyi-bunyian, hanya semilir angin yang dingin mulai meraba-raba tubuh. Awan mendung mencoba menghalangi kecantikan bintang. Malam ini tidak akan hujan.

Adam merangkul tubuh hawa untuk memberikan kehangatan yang lebih. Dinginnya malam membuat mereka semakin dekat dan dekat. Tidak ada sedikit pun kata yang berucap dari lidah mereka, hanya saling memandang dan tersenyum. Adam lupa dengan setiap hal ketika senyuman yang di berikan oleh bibir tipis sang hawa. Kebahagian yang terbahagia dari bahagia. " i want you" kata hawa dengan nada lembutnya mencoba untuk menghilangkan sedikit sepi.
"you had me" adam membalas.

"bolehkan aku memimpikan-mu, berada disisisku dengan memangku dua anak laki-laki kita, sepanjang waktu bersamaku dirumah, kita menjadi keluarga yang biasa. Detiap malam memeluk-ku hangat, dan menidurkan anak kita yang terbangun di tengah malam,?" lembut suara hawa mengajak adam untuk menikmati malam dengan harapan.
"mimpikan aku sesuka-mu, aku tidak bermilik, hanya milikmu dalam mimpimu, kita akan jalani setiap hembusan udara yang kita kita hirup hingga aku benar milikmu dan kamu nyata milik-ku, kita akan lewati malam yang membuat bidadari cemburu". jawab Adam yang membuat Hawa tersenyum

Hawa memjamkan matanya menuju ke lingkungan mimpi, perlahan namun pasti. Adam terus menatap wajah hawa. Dia tidak ingin tertidur, hanya ingin melihat mata yang indah milik hawa yang akan kembali terbuka untuk menikmati setiap waktu yang dapat dia nikmati. Adam ingin mengucapkan selamat malam dan selamat pagi yang tak akan pernah sampai.


**FROM ACEH with LOVE** salam manis cucoe raja
Sort:  

Gelas mana adam nya!!!😉

Ajiibb... Itu foto aslangbari nampaknya.. keren mantap..

If You Like To Post Photography, Then Upload Photo On FotoBay And Some Upvotes

Coin Marketplace

STEEM 0.35
TRX 0.12
JST 0.040
BTC 71539.00
ETH 3603.23
USDT 1.00
SBD 4.75