Pembual Menjadi Raja >#1 | Loudmouth Becomes King > #Part I

in #fiction7 years ago (edited)

Pada zaman dahulu kala, seorang raja namanya, Amir, setelah dirinya menikah dengan seorang permaisuri namanya, Mantini. Hingga dua puluh tahun lamanya tidak mempunyai seorang anak pun. Kondisi itu membuat, Raja Syama’un  dan permaisurinya Mantini, setiap harinya gelisah memikirkan, kapan mereka mempunyai seorang keturunan  pewaris tahta kerajaannya nanti.

Kegelisahan sang Raja Amir dan permaisuri, semakin parah. Pada suatu hari raja dan permaisuri, sepakat mengundang seorang ahli nujum terkenal di negerinya untuk meramal. Apakah mereka berdua masih bisa mempunyai seorang anak. Laki-laki atau perempuan?.   

Undangan sang raja yang adil dan bijaksana. Ketika itu sampailah seorang ahli nujum, bernama Sulaiman ke istana, untuk meramal, sebagaimana titah perintah raja. “Ampun Daulat tuanku raja, gerangan apa raja mengundang hamba ke istana,” tanya nujum Sulaiman.    

Raja bertitah. “Wahai nujum Sulaiman, sekarang coba kamu ramal, apa gerangan penyebab, hingga dua puluh tahun lamanya, kami berumah tangga, belum juga mendapatkan seorang anak!”.   

“Baik Daulat tuanku, titah raja segera hamba laksanakan!,” jawab Nujum. Dengan satu bejana air yang telah ditaburi bunga dan mantera. Nujum Sulaiman mulai meramal, tentang keluh -kesah sang raja dan permaisuri.   

Setelah nujum Sulaiman membaca beberapa mantera, lulu, Ia berujar kepada raja. “Ampun daulat tuanku raja, dalam ramalan hamba, raja dan permaisuri, kira-kira dalam tempo dua bulan ini, akan mempunyai seorang anak perempuan. Tapi tuanku raja harus memegang satu syarat yang nantinya, tuanku raja harus penuhi syarat itu. Jika anak perempuan raja nantinya sudah dewasa, dia harus menikah dengan seorang pembual hebat,” cetus nujum Sulaiman.

Raja Amir mendengar perkataan sang nujum, Ia tersentak, seraya berkata.”Wahai nujum, apapun syaratnya, akan saya penuhi.”

“Bagus daulat tuanku raja, semoga raja dan permaisuri tidak mengingkari syarat yang hamba sampaikan ini,” kata nujum.    

Dua bulan kemudian, permaisuri Mantini, mulai mual-mual, mulutnya mulai kepingin makan buah yang asam-asam, perubahan wajahnya mulai pucat. Permaisuri Mantini mulai hamil dan raja pun sangat gembira. 

Sebagai rasa syukur, atas kehamilan permaisuri Mantini, raja dan seluruh penggawa istana membuat acara kenduri syukuran. Raja bertitah. “Wahai penggawa dan para menteri, udang semua rakyatku untuk menghadiri acara syukuran, kehamilan permaisuri ku.”

Kesibukan mulai terlihat di istana, semua mempersiapkan acara syukuran kehamilan permaisuri raja. Semua penduduk negeri berduyun-duyun datang menghadiri acara syukuran itu. Bermacam makanan dan minuman dihidangkan, puluhan penyair melantunkan lagu kegembiraan.   

Raja dengan penuh kegembiran meminta penyair istana untuk melantunkan beberapa bait syair kepadanya. Sang penyair Kubat namanya, dengan diiringi musik rebana dan seruling, Ia pun melantunkan syairnya:

              Rajaku senang sekali
              Hajatnya kini telah terpati
              Tuhan telah memberi
              Permaisuri Mantini hidup berseri 

Syarat nujum raja tepati
Seorang putri akan bersemi
Raja senang wajah berseri
Mananti putri penghias bumi 

               Keping emas tak berharga
               Saat raja penuh hati
               Pewaris raja akan tiba
               Untuk membawa bahtera suci 

Raja dan permaisuri terharu dengan penuh senyum,  mendengar bait-bait demi bait lantunan syair yang dinyanyikan penyair Kubat. Rasa gembira sang raja disambut tepuk tangan para penduduk dan penggawa serta menteri yang berkumpul di istana. Tak terkirakan kepingan emas dihadiahkan sang raja kepada penduduknya.    

Tidak terasa waktu terus berjalan. Sembilan bulan pun tiba. Di tengah malam yang diterangi purnama yang indah, disisi kamar istana, rintihan kesakitan permaisuri Mantini mulai terdengar, tak kuasa sang raja, saat itu juga memerintahkan seluruh dayang untuk memanggil bidan.

“Wahai dayang, segara kamu panggil bidan. Sudah saatnya permaisuri Mantini melahirkan,” titah raja kepada dayang. 

“Ampun daulat tuanku, titah tuanku segera hamba laksanakan,”jawab dayang. Bidan pun segera menuju kamar persalinan yang telah disiapkan. Tidak lama terdengar tangisan bayi  putri berwajah jelita. Tangisan yang mengema seakan meruntuhkan istana megah, menyapa dunia.

Raja Amir yang menungu diluar, ketika  mendengar suara tangisan bayi, wajah gelisah berubah gembira bak sekuntum bunga yang baru mekar. Ketika raja menadah tangan mengucap syukur, lalu sang dayang menyap, “Ampun daulat tuaku raja, tuanku dipersilahkan untuk megumandangkan qamat ditelinga putri raja yang baru tiba”. 

Raja, bergegas mengambil wadhuk, lalu raja menghampiri bayi yang telah lama diidam-idamkannya. Seraya ditelinga putrinya. Sang Raja mengucapkan, takbir Allah huakbar... Allah huakabar...Qamat Raja hingga selesai.

Hari meninggalkan malam, bulan pun berganti , tahun juga berubah. Putri Raja yang diberi nama Putri Asmimara, dengan wajahnya yang jelita, memukau sang pemuda, tingkahnya yang ramah melembutkan hati perjaka, bahasanya yang lembut mengharumkan nama istana itu, kini umurnya telah dewasa.

BERSAMBUNG .......KE PART  II     

PLEASE VOTES | FOLLOW | REESTEM   

By: @ilyasismail.  

English : 

Loudmouth Becomes King (Part I) 

In ancient times, a king of his name, Amir, after himself married to an empress his name, Mantini. Until twenty years have not had a child. Conditions that make, King Amir and Mantman queens, every day anxious thinking, when they have a descendant heir to the throne of his kingdom later.

The anxiety of the King of Shama'un and the empress, is getting worse. One day the king and the empress agreed to invite a famous astrologer in his land to prophesy. Whether they both can still have a child. Male or female?.

At the invitation of a fair and wise king. When it came to an astrologer, named Sulaiman to the palace, to prophesy, as commanded by the king. "Praise the Sovereign Lord, what king invites servants to the palace," asked Sulaiman's naval.

The king said, "O Sulaiman's scarf, now you are trying to predict what the cause is, until twenty years, we are married, not yet have a child!". 

"Well, my Sovereign Lords, the king's commands soon!" Said Nujum. With a water vessel that has been sprinkled with flowers and incantations. Sulaiman began to predict, about the sighing of the king and the empress.

After Sulaiman sermon read some spells, then, he told the king. "Forfeit my lord the king, in prophecy servant, king and consort, in about two months, will have a daughter. But my lord the king must hold a condition that later, my lord the king must meet that requirement. If the king's daughter, later grown, she should marry a great braggart, "said Sulaiman's naval.

The king of Amir heard the words of the astrologer, He gasped, saying, "Oh astrology, whatever the conditions, I will fulfill".

"Good fortune of my lord the king, may the king and the empress do not deny the conditions that I convey this," said the astrologer.

Two months later, Mantini's queen, begins to queasy, her mouth begins to eat sour fruits, her pale face changes. Empress Mantini began to get pregnant and the king was very excited.

As gratitude, for the empress's pregnancy Mantini, the king and the entire palace commander made a celebratory feast. The king said, "O commanders and ministers, shrimp all my people to attend the thanksgiving event, my queen's pregnancy”.

Busyness began to be seen in the palace, all preparing for the celebration of the king's queen's pregnancy. All the inhabitants of the country flock to the ceremony. Various meals and drinks were served, dozens of poets chanted a song of joy.

The king eagerly asked the court poet to sing some verses of poetry to him. The poet Kubat his name, accompanied by the music of tambourine and flute, he also recited his poem:

                   My king is very happy
                   The intent has now been fixed
                   God has given
                   Mantini's consort was alive 

The requirements of the crooked king
A princess will blossom
The king is glad to be radiant
Waiting for the earth decorating daughter

                    Gold pieces are worthless
                    When the king rejoices
                    The heir of the king will arrive
                    To bring the sacred ark.

The king and the empress were touched with smiles, hearing the verses after verse of poetry sung by the Kubat poet. The joy of the king was applauded by the inhabitants and commanders and ministers who gathered at the palace. Unexpected gold pieces were awarded the king to his inhabitants.

Do not feel the time keep running. Nine months arrived. In the middle of the night lit by the beautiful full moon, on the side of the palace chamber, the mourning of Mantini's queasiness began to sound, the king's power at once also ordered all the maids to call the midwife.

"O Ladies, you call the midwife immediately. It is time for the Mantini Empress to give birth, "the king told the lord. "Forgive me, my lord's command immediately," said the lady. Midwife was immediately headed to the birth room that has been prepared. No sooner was the cry of a beautiful-faced baby girl, echoing as if undermining a magnificent palace, greeting the world.

The king of Amir who waited outside, when he heard the crying sound of a baby, an uneasy face turned happily like a new flower blooming. When the king took his hand in thanksgiving, the lady said, "For my king's sovereignty, my lord is welcome to recite the qamat in the newly arrived princess".

The king rushed to take wadhuk, then the king approached the baby he had long coveted. As his daughter praised the King to say, Takbir Allah huakbar ... Allah huakbar ... qamat Raja to finish.

The day left the night, the moon changed, the year also changed. The princess's daughter, Princess Asmimara, with her beautiful face, amazed the young man, her friendly manner of softening the heart of a virgin, her gentle language the name of the palace, now her age has grown.

CONNECTED...... TO PART II
 

PLEASE VOTES | FOLLOW | REESTEM
 

By: @ilyasismail

     

Not : Kisah ini hanya dongeng dan fiksi, kesamaan nama dan tempat, bukan unsur kesengajaan.

Notes :  Not: this story of mere fable and fiction , sameness of name and place , were not element .
 

  



Sort:  

Kpn sambungan nya , jadi penasaran 😄

Tunggu akan segera kita tayang he he he he. terimakasih udah votes. thaks @nilam

Hari meninggalkan malam, bulan pun berganti , tahun juga berubah. Putri Raja yang diberi nama Putri Asmimara, dengan wajahnya yang jelita, memukau sang pemuda, tingkahnya yang ramah melembutkan hati perjaka, bahasanya yang lembut mengharumkan nama istana itu, kini umurnya telah dewasa.....ending yang luar biasa. Membuat pembaca berandai-andai akan kisah putri nan rupawan, karena penasaran. Daulat tuanku @ilyaismail

nyan bahasa kamoe di Bangladesh @musyawirwaspada

Bereh Cut Bang @ilyasismail. Nyan meumakna, Secara tidak langsong, kaneuakui bahwa droeneuh na kaitan ngoen india kleng. Hahaha...

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 59479.71
ETH 3174.48
USDT 1.00
SBD 2.44