Di Balik Senja Yang Berlalu I StorysteemCreated with Sketch.

in #fiction6 years ago

IMG_20171215_074908_327.jpg

Prolog

Hey. Aku melihatmu di layar kaca lagi sambil bersenandung. Entah sejak kapan aku senang melihat mu disana. Tersenyum padaku lalu menyanyikan sebuah lagu romantis. Meski terhalang selembar kaca tipis. Aku merasa kita terasa begitu dekat sekali.

Kadang aku berangan - angan agar kita bisa berjalan beriringan, menghabiskan waktu bersama dan tertawa bersama.

Namun itu hanya angan biasa, aku tak mau ambil resiko karena Aku adalah orang yang penakut. Terlebih lagi soal cinta. Aku sangatlah takut jatuh dan tak bisa bangkit lagi karena seluruh pikiranku terhalang oleh mu.

Aku sungguh bukanlah orang yang pemberani. Aku hanya seorang pengecut yang hanya bisa memandangmu disini, di balik kaca pembatas ini.

Bab 1

Aku sangat senang sekali, karena aku bisa menginjakan kakiku di pasir putihnya gili terawang. Yeayyy....

Aku berlari sambil melompat lompat kegirangan di bawah teriknya matahari gili terawang yang cerah seperti hatiku.

Aku menengadah sambil menutup mataku lalu berputar - putar sambil menikmati sinar matahari yang indah ini. Namun tiba - tiba saja angin kencang menerbangkan topi bertepi lebarku cukup jauh.

Aku pun berlari kencang berusaha untuk meraihnya. Namun entah kenapa topi itu malah semakin jauh dari jangkauan ku.

Keringat mengucur deras di keningku, ternyata matahari terasa menyegat di wajahku jika aku tak memakai topi itu.

Lalu topi itu pun berhenti di dekat kaki seseorang. Orang itu menunduk, membawa topi itu lalu kemudian memakainya.

"Hey itu topi ku" kataku terengah - engah sambil memegang lutut.

Pria yang memakai kaus putih dan celana pendek selutut itu menoleh menatapku. Tatapannya tajam, ia terlihat tak percaya padaku.

"Benarkah?" Katanya sambil menaikan sebelah alisnya dan kembali berkata "Apa buktinya jika topi ini milikmu?"

"Itu topi ku, cepat kembalikan" Teriak ku tanpa sadar.

"Kau tidak tahu sopan santun ya. Jangan pernah berteriak pada orang yang lebih tua,mintalah dengan lebih sopan lagi."katanya sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

'Oh My God. Kenapa pria ini begitu menyebalkan sekali.' Kataku dalam hati. 'Sabar git sabar.'
Aku menghembuskan nafas perlahan lalu berkata "Baiklah, Paman bolehkah aku minta topiku kembali?" kataku kesal.

"Apa Paman? Memangnya aku ini pamanmu? Panggil kaka saja"

'What? Kaka? Ia benar - benar... Menyebalkan. Kenapa aku harus bertemu dengan pria menyebalkan di saat liburan seperti ini. Huft...

Aku melihat pria itu, pria itu lebih tinggi dari apa yang ku perkirakan, kulitnya terlihat putih dengan bola mata warna coklat, sekilas Ia terlihat seperti kaka laki - laki ku yang sangat menyebalkan itu.

Apa wajahku yang cantik Ini terlihat begitu mudah untuk di tindas?
Ah tidak - tidak itu tidak mungkin. Kataku sambil menggelengkan kepala. Lalu ku tatap lagi pria itu lekat - lekat. Tatapannya seperti mengajak berkelahi saja.

"Jika kau tak akan mengatakan apapun lagi, aku akan pergi" katanya segera berbalik. Sontak saja aku memegang lengannya, ia menatap tanganku lalu menatapku dengan pandangan 'apa - apaan sih anak ini? '

"Baiklah baik... hufh.. Kaka apa boleh aku minta topiku kembali?"

"Nah, gitu dong. Jadi anak indonesia itu harus sopan" katanya sambil menyimpan topi itu di kepalaku sambil menekannya.

"Hey..."teriakku kesal. Sambil menatapnya tajam.

Matanya menyipit ia tertawa.
"Kenapa kaka tertawa? Aku benar - benar kesal tau."

"Wajahmu terlihat lucu sekali" katanya sambil memegang perutnya.

'Apanya yang lucu? Membuat orang kesal memangnya lucu?'gerutuku dalam hati.

"Hey bocah cepat pergi, nanti kau tertinggal dari rombonganmu?"

"Apa bocah? " kataku marah.
Memang banyak orang yg mengira aku ini masih pelajar, karena tubuhku yang kecil seperti pelajar SMA.

"Aku bukan bocah yang sedang study tour kemari. Aku sedang liburan"kataku kesal lagi.

"Hah benarkah? " katanya tak percaya.

"Aku pamit" kataku sambil berbalik. Aku sungguh tak mau berurusan dengan pria itu lagi.

Namun tiba - tiba saja aku melihat seorang pria yang mengenakan tshirt biru muda dan celana jins mendekat. Ia berjalan ke arahku sontak saja aku kembali berbalik pada pria yang memakai kaos putih tadi.

"Kenapa kau berbalik lagi?"

"Apa aku boleh minta tolong padamu?" Kataku gelisah saat pria itu tepat berada di dekat kami.

"Tidak mau. Cari orang lain saja"katanya

"Aku mohon..."

"Get..." kata pria bertshirt biru itu mendekat

"Aku sudah mencarimu kemana - mana ternyata kau disini. Ayo kita pulang." katanya sambil menarik tanganku kasar.

"Aku tidak mau" kataku sambil menarik tangannku.

"Pokoknya kau harus pulang"teriaknya

"Hey, lepaskan tanganmu darinya. Ia sudah mengatakan jika ia tak mau pulang kan" katanya sambil menarik tangan ku.

"Kau siapa?" tanyanya saling bertatapan.

"Aku.... " pria berkaus putih itu menatap wajahku lalu berkata.

"Aku pacarnya" katanya sambil menarik tanganku. "Kau sendiri siapa?"

"Aku tunangannya" kata pria bertshirt biru itu keras. Lalu pria berkaus putih itu melirikku sekilas.

"Mantan... Mantan tunangan." kataku dingin sambil menatapnya tajam.

"Apa! jadi kau berselingkuh dariku?"

Aku mengepalkan tanganku keras, tiba - tiba saja aku mengingat kejadian itu, saat Anton sedang bermesraan dengan Imelda, sahabatku sendiri.

Bisakah kau bayangkan bagaimana perasaanku saat itu?

Aku rasa ini sudah cukup.

Aku ingin mengatakan semua itu namun aku malah terdiam. Entah kenapa lidahku tiba - tiba saja kelu.

"Kau sudah dengar?" kata pria berkaos putih itu nampak senang. "Jadi sekarang biarkan kami sendiri" Kata pria berkaus putih itu sambil menarik tanganku dan menjauh.

"Angkat kepalamu, kau minta aku untuk berpura - purakan? Jadi kau juga harus berpura - pura bahagia juga. Jangan terlihat menyesal begitu." katanya masih menatap ke depan.

Ternyata pria ini oramg yang baik, pikirku dalam hati.

Aku mengangkat wajahku perlahan lalu menghembuskan nafas. "Maaf aku sudah menyusahkanmu"

"Baiklah permintaan maafmu kuterima. Tapi.. Sebagai gantinya kau harus melakukan sesuatu untukku."

"Apa?" kataku terkejut.
Baiklah ku tarik kembali kata - kataku, pria ini sungguh sangat menyebalkan sekali.

Ia melemparkan tanganku kasar lalu menatapku tajam.

"Apa kau tidak dengar?" Ia menyimpan kedua tangannya di saku celananya, lalu mencondongkan tubuh jangkungnya ke arahku. Wajah kami hanya berjarak sejengkal tangan.

"Kau harus melakukan sesuatu untukku. Jika tidak aku akan berbalik dan mengatakan pada pria itu jika semua ini hanya kebohongan."

"Kau benar - benar ya... Ku kira kau ikhlas membantuku."

"Tak ada yang gratis di dunia ini, ke wc saja kau harus bayar 2000."

"Aku tidak mau."

"Baiklah aku akan mengatakan pada pria itu...." katanya sambil berbalik. Aku pun menahan bahunya dan berkata.

Apa? Anton tak boleh tahu tentang ini. Bisa bisa aku mati karena malu.

"Baiklah aku akan melakukannya. Asalkan jangan di suruh membunuh orang ataupun melakukan hal yang memalukan saja"

"Tentu saja aku tidak sekejam itu. Memangnya aku ini penjahat? "

"Kau memang jahat"-_-

"Terima tidak"

"Iya apa? "

"Kau harus.... "

To be continued

Sebenarnya aku lagi bingung mau posting apa. Soalnya akhir - akhir ini lagi sibuk - sibuknya. Jadi ya, karena lama ga nulis fiction aku. Pun iseng nulis cerita ini.

Kalo kalian suka syukur. Kalo tidak pun its ok. Yang jelas cerita ini masih ada sambungannya dan kalo aku gak males nulis beaok bakalan aku. Posting hehe.

Kenapa ceritanya di lombok/ gili terawang?
Soalnya aku pengen banget ke sana, jadi ya karna kantung lagi kering. Aku hanya bisa berangan - angan saja hehe. Ada satu lagi sih novel aku yang bertempatkan di lombok. Tapi dengan judul dan kisah yang berbeda.

Kalo ga malas nanti aku tulisin deh.

Oke mungkin cukup segini dulu.
Maafkan jika masih banyak kekurangan.

DQmUSUbwpra7dXoCPvQskuPcVtq2AK5va96nBHLZXSvUeXv.gif

DQmakqaCLDiaseHjT5K1d8rHrVnhQdsR7oq7ZRgvoE7HrtU.gif

Sort:  

Aku suka :-D

Makasih bapa novelis

Ampun .... bukan bapak bapak

Kan calon bapak bapak wkwkw

Wah panjang bnget ceritanya de, cape kak baca tapi kayak kisah nyata tuh. Hebat

Bukan ka. Fiction haha. Karangan iseng bebas. Di saat males gambar jemariku mengetik cepat heheh

Wow, super banget de kayak Kbwa suasana saat baca

Wkwkw biasa juga ka

Wah @getachan ternyata jago juga nge-fiksi
Doain moga entar bisa kesampaian ke lomboknya hehe

Aku masih belajar ka @dwiitavita hehe.

Amin makasih hehe semoga kaka juga bisa ketempat yang kaka inginkan juga

Selamat malam, cerita nyata apa ini teh???

Fiction om.

Suka membaca ceritan ini. Jadi penasaran. Lanjutkan ya getha

Makasih ka @andrianhabibi

Lanjutin jangan ya?

Hehe

Lanjutin dunk @gethachan yang cantik

Oke siap ka hehe.. Makasih

Oke siap ka hehe.. Makasih

Wah makasih abangku @rismanracham yang tamvan . Sudah berkunjung hehe

Ceritanya asik kak @gethachan, jadi baper nih. orang yang malesan baca, pasti baca saking penasarannya hehe....

Bakal ada lanjutannya?
Kalo boleh kritik sedikit, POV aku enggak perlu pake tanda petik saat sedang narasi atau monolog...

aah..Kak Getha, ceritanya kereeen..kalau ditambah sama ilustrasi gambar kayak komik, keren lagii

Iya ka @nindimtr karena iseng jadi belum sempat di kasih illistrasi yang baru hehe

Sukaaaa 😍

Makasih ka @nnaachlam 😍😍

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63608.16
ETH 2621.61
USDT 1.00
SBD 2.77