It's For Love # 79 (Bilingual)

in #fiction6 years ago

“Memang tidak,” sahut Hoshi tegas. “Tapi semua masalah yang berhubungan dengan Afra, jadi urusan saya.”

“Kamu—“

“Saya akan buat sederhana,” potong Hoshi. Dia menyodorkan selembar kertas yang diberikan pengacaranya. “Ini jumlah semua harta kekayaan Ayah Afra, yang kamu jual saat itu.”

Tangan Laila dengan cepat, mengambil kertas yang diletakkan Hoshi di atas meja. Tidak ada satu pun transaksi waktu itu, yang terlewat. Bahkan santunan dari sekolah tempat suaminya bekerja, dan juga santuan kematian Jasa Raharja, serta santunan kecelakaan Afra. Jumlah uang yang seharusnya diterima Afra, tertera dengan huruf ditebalkan.

Hoshi menyodorkan kertas lain. “Ini … santunan uang asuransi yang 11 tahun lalu diterima Afra … intinya, dia tidak mengambil uang yang tidak menjadi haknya.”

Kurang ajar. Bagaimana Hoshi bisa tahu semua uang ini?
“Apa maumu sekarang?” tanya Laila dengan tubuh lemas. Keringat membanjiri tubuhnya. Dia sudah tidak punya senjata menghadapi Afra. Mata Laila memandang keluar melalui jendela kaca. Untung tidak ada orang yang lewat. Bisa hancur reputasi besarnya nanti.

“Saya tidak peduli dengan semua uang itu … hanya satu, berhenti sebarkan berita bohong tentang Afra,” sahut Hoshi dengan suara datar.

Hanya itu. Dada Laila terasa lega. Ah, masih ada satu lagi senjatanya. Dia memang orang beruntung. “Tapi Afra memang benar telah menyia-nyiakan adik bungsunya.” Laila memandang Hoshi dengan senyum mengejek.

Hoshi menatap tajam wajah Laila. “Yakin dia adik Afra?”

“Apa maksudmu?” sergah Laila marah. Kurang ajar.

“Arif bukan anak Ayah Afra,” sahut Hoshi singkat.

“Jangan kurang ajar kamu! Kamu nuduh saya selingkuh dari suami saya?” Laila berdiri dengan marah. Telunjuknya kembali diarahkan ke Hoshi. “Jangan mentang-mentang bawa pengacara! Saya engga takut.”

Pengacara Hoshi mengeluarkan selembar kertas fotocopy dari dalam tasnya. Dia menyerahkannya pada Laila.

“Apa itu?” tanya Laila dengan pandangan curiga ke arah pengacara Hoshi. Dia melihat ke arah kertas fotocopy

“Laporan pemeriksaan DNA Arif,” sahut Hoshi.

“Apa!” seru Laila. Dia mengambil kertas yang disorongkan pengacara Hoshi. Dia jatuh terduduk di bangku, setelah membacanya.

“Kalau kau terus melakukannya, saya tidak akan segan mengambil tindakan. Saya akan sebarkan semua bukti kebohonganmu. Anggap peringatan ini, sebagai ucapat terima kasih karena sudah menemani Afra empat belas tahun … Kamu sudah menerima bayarannya, dengan semua uang yang kamu ambil.”

Hoshi terdiam sesaat. “Tidak mau latar belakang sebelum menikah dengan Ayah Afra, tersebar di media bukan?”

Laila mengepalkan tangannya yang gemetar menahan marah. “Keluar!”

“Ma! Ada apa Ma? Kenapa teriak-teriak?” tanya Santi yang berlari dari ruang dalam.

“Tidak apa-apa” tukas Laila. “Masuk saja.”

Mata Santi menyapu serpihan marmer di lantai.

“Kalian siapa?” Santi memandang dua laki-laki ganteng yang ada di salon Mamanya. “Kalian engga malu, ngajak berantem perempuan yang sudah tua sendirian?”

“Santi! Jangan ikut campur,” sergah Laila.

“Engga bisa dong, Ma! Aku engga bisa diam saja Mama diperlakukan seperti ini.”

ENGLISH VERSION

"No," Hoshi said firmly. "Because all the problems associated with Afra are my business."

"You-"

"I'll make it simple," Hoshi interrupted. He handed a piece of paper that his lawyer gave him. "This is the sum of all the assets of Afra's father you sold at the time."

Laila's hand quickly picked up the paper Hoshi put on the table. None of those transactions were missed. Even the compensation from the school where her husband worked, and also the death insurance from Jasa Raharja, as well as compensation for Afra accident. The amount of money that should have been received by Afra was stamped.

Hoshi handed another sheet of paper. "This is ... the insurance money that 11 years ago received by Afra ... in essence, she did not take money that did not belong to her."

God damn it. How can Hoshi know all this money?
"What do you want now?" Laila asked limply. Sweat flooded her body. She had no weapons against Afra. Laila's eyes looked out through the glass window. Good thing no one passes by. It could ruin her great reputation later.

"I do not care about all that money ... just one, stop spreading false rumours about Afra," Hoshi replied in a flat voice.

Only that, Laila's chest was relieved. Ah, there's still one more weapon. She's a lucky woman. "But Afra has indeed wasted her younger brother." Laila looked at Hoshi with a mocking smile.

Hoshi glared at Laila's face. "Sure he's Afra's brother?"

"What do you mean?" Laila said angrily. God damn it.

"Arif is not Afra's father son," Hoshi said shortly.

"What do you mean? Do you accuse me of having an affair from my husband?" Laila stood up angrily. Her forefinger was directed to Hoshi. Although you bring a lawyer, I didn’f afraid. Don’t talk haphazardly. "

Hoshi's lawyer pulled out a piece of photocopy paper from his bag. He handed it to Laila.

"What's that?" Laila asked suspiciously at Hoshi's lawyer. She looked at the photocopy paper

"Arif DNA report," Hoshi said.

"What!" Laila cried. She picked up the paper that Hoshi's lawyer had interrupted. She falls on the bench, after reading it.

"If you keep doing it, I will not hesitate to take action. I will spread all the evidence of your lies. Think of this warning, as a thank you for accompanying Afra fourteen years ... You have received her payment, with all the money you took. "

Hoshi was silent for a moment. "Do not want your background before marrying Afra's father, spread in the media isn’t it?"

Laila clenched her shaky hands in big anger. "Get out!"

"Mother! What's up mother? Why are you shout like that? " Santi who ran from the inside asked.

"It's all right," Laila said. "Go inside!."

Santi's eyes brushed against the marble chips on the floor.

"Who are you?" Santi looked at the two handsome men in her mother's salon. "Don’t you ashamed to assault an elderly woman?"

"Santi! Do not interfere!" Laila said.

"I can’t do that, mother! Seeing you being treated like this. "

Bandung Barat, Kamis 5 April 2018
Warm Regards

Cici SW

Source: 1, 2

Sort:  

Short story.

Tapi asyik bacanya. Berkelas.

Wow..lama tak melihat teteh..ternyata sdh tiba pada angka 79! Kerennn....salam sukses ya

Terima kasih banyak Bang @bahagia-arbi.
Salam sukses juga untuk Abang :)

Semakin seru!!hehe

Terima kasih Bang @tusroni hehehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63402.76
ETH 2554.52
USDT 1.00
SBD 2.66