It's For Love # 77 (Bilingual)

in #fiction6 years ago

Bab Lima Belas
Liang Hitam

Seorang pria berkaca mata dengan setelan jas mahal memasuki salon Laila. Seketika, ruangan yang tadinya ramai berubah menjadi hening. Laila yang sedang bercakap-cakap dengan seorang calon pengantin wanita, menoleh kepada laki-laki yang berdiri tegak di dekat pintu.

“Silakan masuk. Maaf sebentar, ya Pak, nunggu giliran,” ujar Laila sengaja dengan suara dinyaringkan. Dia tersenyum lebar pada laki-laki perlente yang baru masuk salonnya. Sejak foto-fotonya beredar di dunia maya, dia kebanjiran order rias pengantin. Kalau tahu seperti ini hasilnya, dia pasti akan melakukannya sejak dulu. Benar-benar membuatnya girang, mendengar anak sialan itu dihujat semua orang.

Laki-laki itu melihat ke arah Laila dan hanya mengangguk dengan wajah datar.

“Bagaimana jadinya? Sudah punya pilihan mau pakai yang warna apa baju pengantinnya?” tanya Laila. “Kalau merah jadi keliatan cerah ke mukanya … Mbak kan kulitnya putih.”

Calon mempelai wanita masih membuka-buka album foto koleksi baju pengantin Laila.

“Coba tolong ambilkan baju pengantin warna merah yang baru,” ujat Laila pada asistennya.

“Yang ini, Mi?” tanya asisten itu pada Laila. Tangannya memegang hanger yang menjadi tumpuan sebuah gaun pengantin berwarna merah cabai.

“Ya. Bawa ke sini!” Laila memperlihatkan gaun pengantin itu pada calon mempelai wanita,”… ini baru selesai dijahit, belum ada yang pernah pakai. Saya pasang dulu di patung ya supaya keliatan.”

Laila memasang baju itu di patung manekin. “Kalau mau yang ini gampang, tinggal fitting. Tapi kalau mau pesan baru tidak apa-apa, Mami jahitin. ”

“Bagus Mami, bajunya!” seru calon mempelai wanita. Wanita langsing setinggi 159 cm itu mendekati patung manekin, “Mami bikin sendiri?”

“Iya dong,” Tangan Laila memperbaiki kain tile berwarna gold dengan beling-beling, yang sedikit menggulung. Dia senang, orang menyukai hasil jahitannya.

“Ya sudah, Mi … aku mau pakai yang ini saja … make upnya ….”

Setelah selesai membahas makeup yang dipilih dan melakukan pengukuran, Laila mengajak kliennya duduk di ruang tunggu tengah.

“Gimana Mami, kabar anaknya sekarang?” tanya mempelai wanita. Dia mengambil segelas air mineral yang tersedia di atas meja. “Minta minumnya ya, Mi.”

“Silakan. Silakan,” Laila memasang wajah prihatin. “Yah saya sih engga ngarepin apa-apa dari dia … saya kan bukan ibu kandungnya.”

“Tapi 14 tahun Mami ngurusin dia, masa engga ada inget-ingetnya sama Mami!” sergah seorang wanita yang datang bersama calon mempelai. “Keterlaluan banget, ya! Engga malu tuh sama jilbab, masak ngeladenin 3 laki-laki sekaligus.”

“Dia kan sekarang sudah jadi orang sukses,” ujar Laila perlahan, menekan kepuasan yang luar biasa menjalari tubuhnya. “Da saya mah apa atuh.”

“Tenang aja Mi, Allah engga tidur!” ujar calon mempelai wanita. “Semua pasti ada balesannya … kok tega bangetnya ya, dia nilep uang asuransi bapaknya untuk dia semua … engga mikirin ibu sama adik-adiknya … dokter apaan tuh kayak begitu ….”

Laila memasang wajah prihatin, mendengar cemoohan yang ditujukan pada Afra. Kemana pun dia pergi, hinaan-hinaan seperti ini yang didengarnya untuk anak sialan itu. “Saya cuma bisa doain Afra saja, mudah-mudahan Allah bukain hatinya … cuma kasihan adik yang laki-laki, sampai sakit-sakit pengen ketemu Kakaknya.”

ENGLISH VERSION

Chapter Fifteen
Black Hole

A teary man in an expensive suit goes into the Laila salon. Instantly, the once crowded room changed into silence. Laila, who was chatting with a bride, turned to the man standing at the door.

"Please come in. Sorry for a moment, sir, wait for the turn," said Laila deliberately with the sounds filtered. She smiled broadly at the elegant man who had just entered her salon. Ever since her photos circulated in cyberspace, she was flooded with bridal makeup orders. If know like this, she'll do it all the time. She ie really excited, hearing the damn girl was blasphemed by everyone.

The man looked at Layla and only nodded flatly.

"How come? Already have a choice to wear what color the wedding dress is?"Laila asked. "If the red looks so bright to the face ... yor skin is white."

The bride is still rummaging through the photo album of Layla's wedding dress.

"Try to get me a new red wedding dress," Laila said to her assistant.

"This one is ma’am?" The assistant asked Laila. Her hand held the hanger that became the pedestal of a red chili wedding dress.

"Yes. Bring it here!" Laila showed the bridal gown to the prospective bride," ... it's just finished sewn, no one has ever worn it yet. I put it on the statue so it's plasticity. "

Laila put it on the statue of the mannequin. "If you want this one is easy, just fitting. But if you want a new one is okay too, I will sew it for you."

"Nice dress!" Cried the prospective bride. The 159 cm tall woman approached the statue of the mannequin, "Do you make it yourself?"

"Of course," Laila's hands fixed the gold-colored tile with the shard, which was slightly rolled up. She is happy, people love the results of the seams.

"Yes, Ma’am ... I want to wear this one ... make up ..."

When finished discussing the selected makeup and taking the measurements, Laila invites her clients to sit in the middle lounge.

"How is the news of your child now?" Asked the bride. She took a glass of mineral water available on the table. "Have a drink, Ma’am."

"Please. Please," Laila put on a concerned face. "Well I still do not listen to anything from her ... I'm not her real mother."

But 14 years you take care of her, there is no sense of gratitude! "Said a woman who came with the prospective bride. "Extraordinary! Wear a hijab, go out with three men at once. "

"She's become a successful person now," Laila said slowly, pressing incredible satisfaction through her body. "I’am nothing."

"Quiet Ma’am, God didn’t sleep!" Said the prospective bride. "All must have reward ... how dare she, she cheat her father insurance money for her all ... didn’t think about her mother with her younger siblings ... be a doctor so nasty ...."

Laila put on a concerned expression, hearing a sneer aimed at Afra. Wherever she goes, these insults she hears for that goddamn child. "I can only pray for Afra, hopefully Allah open her heart ... just pity her sibling, who was a man, who fell sick want to meet his sister."

Bandung Barat, Senin 2 April 2018
Warm Regards

Cici SW

Source 1, 2

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62264.03
ETH 2431.11
USDT 1.00
SBD 2.50