It's For Love # 55 (Bilingual)

in #fiction6 years ago


Source

“Tidak apa-apa …. Berbahagialah … maaf, Pak Direktur sudah menungguku.”

Afra membalikkan badannya. Edisi kekagumannya pada senior paling baik dalam satu dekade hidupnya sudah selesai. Dia tidak harus berhubungan secara pribadi dengan Mama Pandu di masa depan. Entah kenapa. Dadanya terasa lega luar biasa.

Afra mengusap kepalaya perlahan. Mama Pandu berdiri di depan pintu masuk ruang direktur rumah sakit. Wajahnya yang cantik nampak sangat cerah. Afra menganggukkan kepalanya sedikit. Dia sama sekali tidak ingin mendengar sepatah katapun dari mulut yang sedang tersenyum lebar itu.

“Akhirnya … belangmu keliatan juga.”

Harapannya tidak terkabul. Istri wakil direktur rumah sakit ini, sama sekali tidak ingin kehilangan moment bersejarah tergoresnya tinta hitam di catatan karirnya. Langkah Afra berhenti di ambang pintu. Dengan malas dia menghadirkan sebuah senyum di wajah.

Mama Pandu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah takjub. “Kamu benar-benar muka tembok ya?” seru Mama Pandu dengan suara mulai meninggi.

Lagi-lagi Afra mengulas senyum. Kali ini senyum kebahagiaan. Tanda resmi mereka tidak akan terhubung melalui pernikahan.

Melihat Afra tidak bereaksi sedikitpun, malah tersenyum lebar, kemarahannya memuncak. “Aku benar-benar tidak percaya, kami bisa mempekerjakanmu selama ini di rumah sakit ini?... tidak cukupkah kau merampok warisan keluargamu? ... aku senang, tidak perlu melihat wajahmu lagi di sini.”

Dahi Afra mengernyit, melihat Mama Pandu meninggalkan lorong dengan langkah lebar. Apa maksudnya? Dengan tenang dia melangkah memasuki ruang direktur rumah sakit.

Hoshi melihat video yang menayangkan peristiwa di depan ruang praktek Afra. Dia menekan tombol pause, ketika wajah wanita setengah tua yang menuduh Afra terlihat jelas di layar. Matanya melihat arloji. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja.

Berita tentang Afra dengan segera langsung jadi viral. Dia menarik nafas panjang. Mengecek berita-berita yang beredar tentang Afra. Alisnya bertaut, ketika masalah tunjangan kematian Ayah Afra mencuat.

Laila yang dikonfirmasi mengenai berita itu langsung berang. Dia memaki-maki Afra, sebagai anak yang tidak tahu diri. Tidak mengakuinya sebagai Ibu, padahal dia sudah bersusah payah membesarkan Afra selama 14 tahun. Mengambil hak waris miliknya dan adik-adiknya.

“Tidak apa-apa dia tidak mengakui saya sebagai istri Ayahnya selama 14 tahun, tapi setidaknya dia mau berbesar hati, menerima adik seayahnya, saudara sedarahnya, anak dari perkawinan saya dengan Ayahnya,” ujar Laila menutup pembicaraannya. Wanita itu menghapus airmata yang keluar dari sudut matanya. “Nasib anak bungsu kami kurang beruntung.”

Afra yang menjadi legenda di dunia kedokteran, karena berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam waktu singkat, dipertanyakan kerdibilitasnya. Karena menyembunyikan informasi tentang ibu tirinya.

Hoshi mengangkat telponnya.

Dari kejauhan Hoshi melihat Afra yang sedang duduk sendirian di bangku panjang di bawah pohon. Tangan Afra sibuk bergerak.

“Gimana operasinya?” tanya Hoshi begitu dia duduk di samping Afra.

Afra mengangkat wajahnya dari buku sketsa yang sedang dipegangnya. “Alhamdulillah… operasinya lancar.”

“Apa yang sedang kau lakukan?” Hoshi melihat gambar yang sedang dibuat Afra.

“Kalau ada kasus yang menarik dan tidak biasa, aku selalu mencatatnya melalui gambar.”

“Kau punya banyak gambar seperti ini.” Hoshi mengambil buku sketsa Afra. Dia membuka lembaran-lembaran buku itu dari awal.

Afra mengangguk.

“Afra… pasti banyak dokter-dokter yang bisa belajar melalui catatan gambar yang kau tulis… kau mau membukukannya?”

“Membukukannya?” Alis Afra naik sedikit.

“Kenapa tidak?” Hoshi mengangkat bahunya sedikit.

“Hoshi aku—“


Source

“Aku yang akan jadi editor tulisanmu … kau sudah membantuku mengetik tiga bab novel terbaruku … giliranku membantu menjadi editor bukumu … adilkan?”

Afra menarik nafas panjang.

“Sebenarnya aku juga mau minta bantuanmu.”

Alis Afra naik sedikit. Bibirnya tersenyum geli. “Giliranku dibantu belum terlaksana … kamu sudah minta bantuan lagi?” serunya dengan nada menggoda.

Hoshi terdiam sesaat. “Aku mau buat novel baru.”

Mata Afra bersinar. “Novel baru?”

“Genre yang berbeda dengan yang biasa aku tulis.” Mata Hoshi memandang ke langit.

Afra menghadapkan badannya ke arah Hoshi. “Apa genrenya sekarang?”

“Percintaan,” sahut Hoshi singkat.

Mata Afra terbelalak memandang Hoshi “Percintaan? Kamu kesambet apa, Hosh?”

Hoshi menoleh ke arah Afra. Tersenyum malas. “Karena itu aku ingin kau menjadi salah satu narasumberku.”

Afra tertegun. Saat akan membuka mulutnya, ponsel Hoshi berdering.

Hoshi melihat nama yang tertera di layar. “Maaf … ini telpon penting,” katanya sesaat sebelum meninggalkan Afra.

Afra mengambil buku sketsa yang diletakkan Hoshi di bangku. Sebelum tangannya menulis sebuah suara menghentikan gerakannya. Dia menoleh.

“Laila tidak membunuh Mamamu,” Malvin mengulangi kata-katanya lagi.

ENGLISH VERSION


Source

"It’s okay …. be happy ... sorry, Mr. Director is waiting for me. "

Afra turned around. Her admiration for the best senior in a decade of her life is over. She doesn't have to connected with Pandu's mothers in the future. Somehow. Her chest felt great relief.

Afra rubs the head slowly. Pandu’s mother stands in front of the hospital director's door. Her beautiful face was very bright. Afra nodded her head a little. She didn’t want to hear a word from that smiling mouth.

"Finally ... you get caught."

Her hope isn’t answered. This wife of the hospital's deputy director, didn’t want to miss the historic moment of black ink scratch on her career record. Afra's step stopped in the doorway. With lazy she presents a smile on her face.

Pandu’s mother shook her head with a look of amazement. "You really face the wall huh?" Cried Mama Pandu with the sound began to rise.

Again she smiled. This time the smile of happiness. Their official sign will not be connected through marriage.

Seeing that Afra didn’t react in the least, even smiling broadly, her anger mounted. "I really don’t believe, we can hire you all this time in this hospital? ... isn’t enough you rob your family heritage? ... I'm glad, no need to see your face here again."

Afra's forehead frowned, saw Pandu’s mother leave the hall with a wide stride. What does she mean? She calmly stepped into the hospital director's office.

Hoshi saw the video showing the event in front of Afra's practice room. He pressed the pause button, when the half-old woman's face that accused Afra was clearly visible on the screen. His eyes looked at his watch. His fingers tapped on the table.

News about Afra immediately went viral. He took a deep breath. Check out the news circulating about Afra. His eyebrows twitched, as Afra's dad's death allowance popped up.

Laila who was confirmed about the news was immediately outraged. She cursed Afra, as an unknowing child. Not to admit her as mother, even though she has been struggling to raise Afra for 14 years. Take away her inheritance rights and her siblings.

"It's okay if she didn’t admit me as her father's wife for 14 years, but at least she would be heartened, accept her younger brother, her blood relatives, the child of my marriage to her father," Laila concluded. She wiped the tears out of the corner of her eye. "The fate of our youngest son is out of luck."

Afra who became a legend in the world of medicine, because successfully completed college in a short time, questioned her credibillity. For hiding information about her stepmother.

Hoshi picked up his phone.

From a distance Hoshi saw Afra sitting alone on a bench under a tree. Afra's hand was moving.

"How about the operation?" Hoshi asked as he sat next to Afra.

Afra looked up from the sketchbook she was holding. "Alhamdulillah ... the operation is good."

"What are you doing?" Hoshi looks at the picture that Afra is making.

"If there's an interesting and unusual case, I always take it through pictures."

"You have lots of pictures like this." Hoshi picked up Afra's sketchbook. He opened the pages from scratch.

Afra nodded.

"Afra ... surely lots of doctors can learn through the drawing notes you write ... do you want to book it?"

"Book it?" Afra's eyebrows rose slightly.

"Why not?" Hoshi shrugged slightly.

"Hoshi I-"


Source

"I'm the editor of your writing ... you've helped me type three chapters of my latest novel ... it's my turn to help in editing your book ... be fair?"

Afra took a deep breath.

"Actually I want to ask for your help."

Afra eyebrows rose slightly. Her lips curled in amusement. "My assisted turn hasn’t been done ... have you asked for more help?" She exclaimed in a seductive tone.

Hoshi was silent for a moment. "I want to make a new novel."

Afra's eyes shone. "New novel?"

"A different genre than I used to write." Hoshi's eyes looked up at the sky.

Afra turned her body toward Hoshi. "What's the genre now?"

"Romance," Hoshi said shortly.

Afra's eyes widened at Hoshi "Romance? I heard right, Hosh? "

Hoshi turned to Afra. Smile lazyly. "That's why I want you to be one of my sources."

Afra was stunned. As she opened her mouth, Hoshi's phone rang.

Hoshi saw the name on the screen. "Sorry ... this is an important call," he said shortly before leaving Afra.

Afra picked up a sketch book Hoshi put on the bench. Before her hands wrote, a voice stopped her movement. She turned her head.

"Laila didn’t kill your mom," Malvin repeated his words again.

Warm Regards

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, @jharyadi, serta Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.

Sort:  

loves never die

Kalau cinta membuat kita jadi orang yang lebih baik, semakin lama semakin dalam dan besar :)

Mbak @cicisw, kapan kita bukukan cerpen ini? 😁

Kapan ya hehehehehe
Mau ikut jejak @kanotbu :)

Hehe.. Pasti gak akan lama lagi Mabak.. Saya sangat yakin.. :)

Teh buruan deh terbitin novelnya, biar nggak penasaran! wkwkwkwk

Alhamdulillah bisa bikin Teh @mariska.lubis penasaran hehehehe

Apa? Jadi yang membununya ibunya itu siapa?

Hehehehehe

Getha :)
Teimakasih @gethachan

Masama teh @cicisw. Cepatlah update tak kuat di rundung rasa penasaran

Baru teringat kisah nyata seseorang. Hoshi dan Afra bersahabat, akhirnya nikah gak ya? Kalau nikah sepertinya sama dengan kisah sang penulis novel ini...hihihihi

Masih inget aja Bang @tusroni hehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 62656.62
ETH 2941.90
USDT 1.00
SBD 3.59