It's For Love # 53 (Bilingual)

in #fiction7 years ago

Suster jaga di ruang praktek Afra memandang kepergian Laila dengan mulut terbuka. Pertama kalinya terjadi, pasien keluar dengan histeris dari ruangan dokter cantik yang sangat ramah ini.

Afra menyandarkan tubuhnya sembari menarik nafas panjang. Hanya dalam hitungan detik, terdengar keributan di luar ruang prakteknya. Suara tangis Santi bercampur jeritan panik Laila memecah keheningan. Setengah berlari dia keluar ruangan. Laila terduduk di lantai. Di tangannya nampak Annisa kejang-kejang lagi.

“Tolong! Tolong cucu saya!” jerit Laila ketakutan.

Teriakan Laila mengalahkan suara tangisan keras Santi. Hanya dalam hitungan detik kerumunan pasien mengelilingi keduanya. Suara gumam orang berkumandang. Dengan segera Afra menyibak kerumunan, menghampiri Laila.

Begitu melihat siapa yang berusaha menolongnya, sebelah tangan Laila mendorong Afra sekuat tenaga.

Afra terhuyung ke belakang. Kalau tidak ada sepasang tangan kuat yang menahan punggungnya, dia pasti jatuh terjengkang.

“Jangan dia! Nanti dia bunuh cucu saya!” teriak Laila histeris sambil mengarahkan telunjuk ke arah Afra. . “Dokter! Mana dokter? Tolong cucu saya!” Airmata berjatuhan di pipi Laila.

“Ma! Mama kenapa? Afra kan dokter Ma… katanya dia dokter paling bagus di sini, Ma!” Santi menguncang-guncang tangan Mamanya.

“Diem kamu! Kamu mau anak kamu mati !” seru Laila dengan mata melotot.
[Sumber](https://pixabay.com/en/jazz-girl-retro-music-model-3150291)

Ketika Afra mau kembali bangkit menghampiri. Sepasang tangan kuat itu menahannya. Dia menoleh ke belakang. Kepala Hoshi menggeleng.

Afra bersikeras melepaskan dirinya. Hoshi tetap tidak melepaskan pegangannya. Kepala Afra menengadah. Tiba-tiba dia sadar banyak kamera mengarah padanya.

Hoshi membantu Afra berdiri dan langsung melepaskan tangannya. Dengan cepat Hoshi berdiri di depan Afra. Dia merentangkan tangan sampai belakang. Membuat Afra terlindung di belakang punggungnya. “Tolong jangan ambil foto! Ini rumah sakit!” seru Hoshi marah. Kilatan lampu blitz terus menghujani mereka.

[Sumber](https://sotaku.com/top-15-shoujo-anime-worth-watching)

Dari belakang punggung Hoshi, Afra kembali melihat ke arah Laila. Seorang suster senior sudah mengambil Annisa dari gendongan Laila.

Begitu melihat cucunya dibawa kembali ke ruang praktek Afra, dengan kasar Laila bangkit dan menarik tangan suster itu. “Jangan di bawa ke sana!” teriaknya. “Dia bisa mati dibunuh!”

Suster senior itu membalikkan tubuhnya menghadap Laila. “Kalau tidak dibawa sekarang, cucu kamu bisa mati di sini …. Pilih mana! Kalau tidak mau ditangani Dokter Afra, jangan teriak-teriak seperti orang gila! Keluar sana! Cari rumah sakit lain! Di sini yang dinas sekarang Dokter Afra. Cuma Dokter Afra yang bisa langsung ambil tindakan sekarang. Pilih mana?”

Ketika melihat Laila terhenyak, suster senior itu bergegas memasuki ruang praktek Dokter Afra.

Afra setengah berlari menuju ruang prakteknya. Mengikuti Santi yang mengekor suster senior masuk ruang prakteknya.

Suster senior itu dengan sigap mengambil tindakan hingga kejang-kejang Annisa terlewati. Afra menarik nafas lega. Dia melihat wajah Santi yang pucat pasi.

“Annisa harus dioperasi secepatnya,” katanya lembut pada Santi. “Semakin lama ditunda, kondisinya akan semakin melemah.”

Santi mengangguk. “Kau bisa memi—“

“Aku ingin kau yang mengoperasinya,” potong Santi cepat, seraya meremas lengan jas dokter Afra erat.

Wajah pucat pasi Santi bersimbah air mata. Matanya menatap Afra ketakutan.

Dengan bibir gemetar Santi berkata, “Dulu aku sangat iri, kau sangat pintar… sekarang aku sangat bersyukur kau sangat pintar... Aku engga ngerti kenapa Mama jadi histeris seperti itu. Annisa memang cucu emasnya. Tolong anakku, Afra!”

“Kau mempercayaiku?” tanya Afra.

Santi mengangguk. “Semua yang kau kerjakan selalu sempurna… kalau Annisa harus operasi, aku akan memilihmu menjadi dokter anakku.”

Afra mengangguk. “Terimakasih. Tapi Mama—“ **ENGLISH VERSION**

The nurse on guard in Afra's practice room looked at Laila's departure with her mouth open. The first time it happened, the patient came out hysterically from this very friendly doctor room.

Afra leaned her body as she took a deep breath. Within seconds, there was a commotion outside her office. Santi's crying mixed with Laila's frantic screams broke the silence. Half ran her out of the room. Laila sat on the floor. In her hand Seen Annisa seizures again.

"Please! Please help my granddaughter! "Laila cried out in terror.

Laila's screams beat Santi's loud cries. Within seconds the throng of patients surrounded both. People murmuring voice.

Instantly Afra drew back the crowd, approaching Laila. As soon as she saw who was trying to help her, Laila's hand pushed Afra hard.

Afra stumbled back. If there were not a pair of strong hands holding her back, she would fall backward.

" Not her! Later she will kill my granddaughter! "Laila shouted hysterically as she pointed her finger at Afra. . "Doctor! Where's the doctor? Help my granddaughter! "Tears fell on Laila's cheek.

"Mother! Mother why? Afra's a doctor Ma ... he said she's the best doctor here, Mom! "Santi shook her mother's hand.

"Shut up! You want your daughter to die! "Cried Laila with eyes bulging.
[Sumber](https://pixabay.com/en/jazz-girl-retro-music-model-3150291)

When Afra wants to come back up. The pair of strong hands held her. She looked back. Hoshi’s head shook.

Afra insisted on releasing herself. Hoshi still didn’t let go of his grip. Afra's head looked up. Suddenly she realized many cameras were pointing at her.

Hoshi helped Afra to her feet and immediately released his hand. Hoshi quickly stood in front of Afra. He stretched his arms to the back. Make Afra sheltered behind his back.

"Please don’t take a photo! It's a hospital! "Exclaimed Hoshi angrily. Flash flashing lights rained down on them.

[Sumber](https://sotaku.com/top-15-shoujo-anime-worth-watching)

From behind Hoshi's back, Afra looked back at Laila. A senior nurse had taken Annisa from Laila's arms.

As soon as she saw her grandchild brought back to Afra's office, Laila rudely got up and pulled the nurse's hand away.

"Don’t take her there!" She shouted. "She could have been killed!"

The senior sister turned to face Laila. "If not brought now, your granddaughter can die here .... Which one do you choose! If you don’t want to be handled by Doctor Afra, don’t scream like crazy! Get out there! Find another hospital! Only Doctor Afra can take action right now. Which one do you choose?"

When she saw Laila was shocked, the senior nurse hurried into Doctor Afra's office.

Afra half ran to the practice room. Following Santi who followed the senior nurse into her practice room.

The senior nurse swiftly took action until Annisa's seizure passed. Afra breathed a sigh of relief. She saw Santi's pale face.

"Annisa should be operated on as soon as possible," she said softly to Santi. "The longer delayed, the more the condition will weaken."

Santi nodded. "You can choose –." "I want you to do it," she interrupted quickly, squeezing Arm Afra's coat. Santi's pale face was teary. Her eyes looked afraid of Afra.

With trembling lips Santi said, "I used to be very jealous, you're so smart ... now I'm so grateful you're so smart ... I don’t understand why Mother is so hysterical. Annisa is her golden granddaughter. Help my daughter, Afra! "

"Do you trust me?" Afra asked.

Santi nodded. "Everything you do is always perfect ... if IAnnisa have surgery, I'll choose you to be my daughter's doctor."

Afra nodded. "Thank you. But Mother – "

Warm Regards Cici SW
<
Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, serta Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.
Sort:  

I enjoyed reading this! , I resteemed this so others can share the joy :D🚀
DQmTfkivTK7musLko1Qu6c1UEN6rPmMiDKmpMwaXRYaDggV.gif

Thank you.
Thank you for visiting my blog

Is this based on true story? Keep on going...

No, it's not.
I will do it. In syaa Allah

Afra si dokter cantik yang pintar. Semakin ngefan sama Afra...hehehe

Terimakasih Bang @tusroni

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.027
BTC 60063.85
ETH 2313.06
USDT 1.00
SBD 2.46