It's For Love # 46 (Bilingual)

in #fiction7 years ago


Sumber

BAB 8
Persaingan

Malvin mengamati isi ruangan kos Ujang. Dinding ruangan berukuran 2 x 3 m berwarna hijau muda itu mulai berubah warna. Terkelupas lebar di beberapa tempat. Sarang laba-laba menempati sudut kamar di atas sandaran tempat tidur. Sebuah ranjang ukuran nomer tiga diletakkan menghadap dinding kamar mandi. Meja kecil teronggok tidak jauh dari pintu masuk, menjadi dudukan TV berwarna model lama, berukuran 14 inc.

Hidungnya mencium sesuatu yang sedikit menyengat. Ketika mendekati sumber bau, nafasnya otomatis ditahan. Beberapa buah stroberry terlalu matang tergeletak. Entah terlupakan atau belum sempat dimakan.

Malvin berbaring di atas ranjang berkasur tipis. Matanya dipejamkan. Informasi yang diterimanya, transaksi besar penyelundupan senjata api, akan dilaksanakan malam ini. Anggota intelnya sudah mengintai tempat kos ini berbulan-bulan.

“Yo, sudah makan?” tanya seorang laki-laki tinggi berbadan kurus yang baru saja memasuki kamar. Dibelakangnya seorang laki-laki berperawakan sedang, tapi kekar tersenyum padanya.

Malvin bangkit dari tempat tidur, “Sudah, Mang Ujang.”

“Gampang cari makanan di sini mah, tinggal jalan ke depan sedikit,” ujar Mang Ujang lagi.

“Iya Mang … maaf ya Mang, jadi nginep lagi di sini … tadi kirain cuma sekali test masuk kerjanya, tadinya dari pabrik mau langsung pulang ke rumah … tapi dilangsungin testnya sekaligus. Kemalaman mau pulang tadi.“

“Engga apa-apa, tenang aja. Mendingan sekalian testnya, daripada bolak balik. Mang Ujang kenal tuh sama manajer HRDnya. Suka main futsal di sini,” ujar Mang Ujang. Giginya yang agak kuning karena terlalu banyak merokok, terlihat saat tersenyum bangga.

“Kenalin, ini temen Mang Ujang.”

Laki-laki bertubuh kekar itu menjulurkan tangan. “Dedi.”

Malvin tersenyum, saat menjabat tangan laki-laki itu. “Yoyo,” ujar Malvin.

“Dedi ini tukang pijit terkenal di sini, Yo.” Tangan Mang Ujang mengambil remote TV. Tangannya langsung sibuk memencet remote di tangannya.

“Wah, hebat Mang!” Malvin mengangguk-angguk sembari kembali senyum.

Tak berapa lama, keduanya tenggelam menonton tayangan TV. Dahi Malvin sedikit berkerut. Mang Ujang dan Mang Dedi luar biasa semangat menonton tayangan yang jelas-jelas dimanipulasi. Dia pura-pura ikut tertawa di beberapa adegan.

“Yo … kamu mah calon orang sukses,” ujar Mang Dedi tiba-tiba, ketika layar TV menampilkan iklan.

“Bener Mang Dedi?” ujar Malvin lagi-lagi senyum. “Tahu dari mana?”

“Beda…” Mata Mang Dedi menelurusi tubuh Malvin dari ujung rambut sampai ujung kepalanya, “ … udah keliatan … itu dari keturunan Bapak dari Ibu kamu.”

“Alhamdulillah …” Malvin tersenyum lebar. Dia bertanya sambil lalu, “… tempat kos-kosan ini, ada juga yang sudah berkeluarga?”

“Cuma yang ujung aja,” ujar Mang Ujang. Tangannya meraih sebatang rokok. “Anaknya masih bayi… tapi mereka jarang keluar … paling sekali-kali aja suaminya keluar … katanya kerja di pemasaran snack, jadi sering keluar kota .…”

“Sudah tiga hari ini dia di rumah,” sela Mang Dedi.

“Kok tahu Mang?” Alis Malvin terangkat sedikit.

ENGLISH VERSION

CHAPTER 8
Competition

Malvin studied the contents of Ujang's boardroom. The wall of the two x three m-colored room of light green began to change color. Peeled off in several places. The cobwebs occupy the corner of the room on the back of the bed. A type - three bed was placed against the bathroom wall. The small table placed not far from the entrance, an old-fashioned color TV stand, measuring 14 inc.

His nose smells something a bit stingy. When approaching the source of the odor, his breath is automatically detained. Some too-well-cooked stroberries laid. Either forgotten or not yet eaten. Malvin lay on his thin mattress. His eyes were closed. The information it receives, a large transaction of smuggling firearms, will be held tonight. His intel members have been lurking this boarding house for months.

"Yo, have you eaten?" Asked a tall skinny man who had just entered the room. Behind him was a dark, muscular man smiling at him.

Malvin got up from the bed, "I have, Mang Ujang."

"Easy to find food here, just walk a little way forward," said Mang Ujang again.

"Yes Mang ... I am sorry Mang, I have to sleep here again ... I thought the test just once, so from the factory I go home straight forward ... but all of them take the same time. It’s too late to go home now. "

"It’s ok, just calm down. Better have all the test, rather than back and forth. Mang Ujang knows the HRD manager. He likes playing futsal here, " said Mang Ujang. His teeth, which are slightly yellow from smoking too much, are seen smiling proudly.

"This is my friend."

The muscular man reached out his hand. "Dedi."

Malvin smiled, as he shook his hand. "Yoyo,".

"Dedi this famous massager here, Yo." Mang Ujang's hand takes the TV remote. His hands were immediately busy pushing the remote in his hand.

"What's great Mang!" Malvin nodded as he smiled again.

Before long, both of them sank into watching TV. Malvin's forehead was slightly wrinkled. Mang Ujang and Mang Dedi are incredibly eager to watch the show that are clearly manipulated. He pretended to be laughing in some scenes.

"Yo ... you'll be a successful candidate," said Mang Dedi suddenly, as the TV screen showed ads.

"Really, Mang Dedi?" Malvin said again smiling. "How do you know?"

"Different ..." Mang Dedi's eyes trace Malvin's body from the tip of his hair to the top of his head, "... I see it ... it's from your father's offspring from your mother."

"Alhamdulillah ..." Malvin smiled broadly. He asked casualy, "... is there also married couple in this boarding house?"

"Just right in the end of the corner," said Mang Ujang. His hand reached for a cigarette. "The child is still a baby ... but they rarely get out ... at least once her husband out ... he said work in snack marketing, so often out of town ...."

"He's been home for three days now," interrupted Mang Dedi.

"How do you know, Mang?" Malvin's eyebrows rose slightly.

Warm Regards

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, serta Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63209.62
ETH 2570.91
USDT 1.00
SBD 2.76