It's for Love # 40 (Bilingual)

in #fiction7 years ago


Sumber

Ya Allah aku minta keadilan, pinta Hoshi dalam hati. Aku minta keadilan. Hoshi merasa berjalan menapak tanah. Gundah menyergap hatinya. Dengan segera dia kembali memohon ampun. Astaghfirullah … astaghfirullah … ketika dia mengucapkan istighfar, kembali dia melayang menuju cahaya putih menyejukkan di kejauhan.

Masih dalam mimpi itu, beberapa orang yang dikenalnya, mengawalnya. Hingga dia tidak masuk ke dalam lubang di tengah tanah yang berumput, dan hanya muat satu badan orang dewasa. Dahinya mengernyit dalam. Kalau terperosok, nasibnya pasti seperti para pahlawan, yang filmnya selalu di putar di akhir bulan September, saat dia masih kecil.

Tak lama kemudian, antara sadar dan tidak sadar, dia merasa hawa dingin berusaha memasuki dada. Ketika dia menaikkan selimut sampai ke leher. Tubuhnya kembali menjadi hangat. Petunjuk ini tidak disia-siakan. Dia menulis sebuah novel berdasarkan mimpi itu. Lagi-lagi jadi bestseller. Selain menjadi sumber pendapatan luar biasa, dia juga menjadi lebih mawas diri. Ketika tak lama kemudian, seseorang berusaha mencelakai dirinya, dia hanya mengucapkan istighfar. Padahal biasanya motonya ‘mata balas mata’.

Luar biasa. Balasan yang diperolehnya. Sebuah bisnis retail. Membuat uang yang diinvestasikan, mengantar dirinya jadi salah seorang penulis kaya raya.

Rasa dingin yang menyerang dadanya, dia mengartikan sebagai sebuah peringatan halus, agar lebih mempercayai keberadaan Allah dalam hidupnya. Dengan segera dia mengecek belief system, persepsi, memori, konsep diri, dan kebiasaan, serta intuisinya.

Sebuah tindakan penting, apabila dia bertanya pada tubuhnya, dan menimbulkan rasa nyaman di hatinya, akan dia kerjakan. Apabila membangkitkan sensasi asing, segera dia tinggalkan. Selogis apapun tindakan itu keliatannya.

________________________________________

Jantung Yolanda berdetak kencang, ketika kakak tingkat paling cool di kampus menatap tajam tepat matanya.

“Bener, Yo, ini jadi event kamu yang terakhir?” Hoshi memperhatikan wajah adik kelasnya dengan mata dipicingkan.

“Tahu dari mana, Kak?” Yo sangat bangga pada dirinya sendiri, ketika suaranya terdengar sangat tenang.

“Kalau engga tahu, bukan anak HI,” ujar Hoshi santai. Tangannya masuk ke kantong celana jeans belel favoritnya. Alis tebalnya dinaikkan tinggi. “Bukannya kita harus baca minimal 200 halaman per hari.”

Yolanda terdiam sesaat. Percuma berbohong. Tidak ada yang bisa lolos dari detektor kebohongan di otak brilyan itu, begitu mitos yang beredar di kampus mereka. “Aku cuma cuti sebentar… nanti lanjut lagi.”

“Kenapa engga cari beasiswa?”

“Sudah telat, Kak… ini sudah tengah semester ….”

“Coba buat. Ajuin ke Kakak!”

Mata Yolanda berkaca-kaca. “Bener, Kak?”

“Kau sangat cerdas … aku akan memberikan beasiswa penuh padamu, sampai S3 di manapun kau inginkan… dengan satu syarat.”

“Satu syarat?” Yolanda membeo kata-kata Hoshi. Kepalanya meneleng, memperhatikan Hoshi yang tersenyum ramah padanya. Apakah ….

“Kalau orang lain tahu, informasi yang pasti berkembang akan membuatmu tidak nyaman. Orang akan berasumsi beraneka ragam… jika tidak ada yang tahu, suasana akan terus seperti ini … jangan merasa berhutang budi padaku… hubungan kita akan tetap seperti ini, sampai kapanpun.”

Yolanda meredam kecewa menyengat, setelah sesaat harapannya membesar tanpa batas. Wajar saja, katanya dalam hati membela diri. Siapa yang tidak tahu Hoshi Fajar Bahtiar?

“Aku mengerti, Kak. Terimakasih banyak.”

ENGLISH VERSION

Ya Allah I ask justice, he pleaded in his heart. I ask for justice. Hoshi felt walking down the ground. Anxious ambushed his heart. Soon he came back to beg for forgiveness. Astaghfirullah ... astaghfirullah ... when he pronounced istighfar, he again drifted toward a soothing white light in the distance.

Still in the dream, some people he knew, escorted him. Until he did not get into the hole in the middle of the grassy ground, and only fit one adult body. His forehead frowned deeply. If mired, his fate must be like the heroes, whose film is always in turn at the end of September, when he was a child.

Soon, between conscious and unconscious, he felt the cold trying to enter the chest. When he raises the blanket up to his neck. His body became warm again.

These instructions are not wasted. He wrote a novel based on that dream. Again become bestseller. In addition to being a source of extraordinary income, he also became more introspective. When someday, someone tried to harm him, he only uttered istighfar. Though usually his motto 'eye for an eye'.

Extraordinary. Replies earned. A retail business. Make money invested, escorting himself become one of the rich writer.

And from the cold that strikes his chest, he defines it as a fine warning, to be more trusting of Allah's existence in his life. He immediately checked belief system, perception, memory, self-concept, and habits, and his intuition.

An important act, if he asked his body, and cause a sense of comfort in his heart, he will do. When arousing a foreign sensation, he immediately leave. No matter what the action looks like.

***

Yolanda's heart was pounding, as the coolest senior on the campus looked at her eyes sharply.

"Is that true, Yo, this is your last event?" Hoshi watched the face of his junior with narrowed eyes.

"Know from where, senior ?" Yo was very proud of herself, when her voice sounded very calm.

"If you know nothing, not a student in International Relation Major," Hoshi said casually. His hands went into his favorite belt pocket. His thick eyebrows were raised high. "It's not like we should read at least 200 pages per day."

Yolanda was silent for a moment. It's useless to lie. No one can escape the lie detector in the brilliant brain, once the myths circulating on their campus. "I just took a few days off ... and then later on."

Why not get a scholarship?"

"It's late, senior ... it's in the middle of the semester .... "

"Try it. Submit it to me! "

Yolanda's eyes filled with tears. "Really?"

"You're very smart ... I'll give you a full scholarship, to S3 wherever you want ... on one condition."

"One condition?" Yolanda smirked Hoshi's words. Her head shook, watching Hoshi''s smile kindly at her. Is ….

"If other people know, the information that will develop will make you uncomfortable. People will assume a wide variety ... if nobody knows, the atmosphere will continue like this ... do not feel indebted to me ... our relationship will stay this way, anytime. "

Yolanda muffled her stinging disappointment, after a moment of hope enlarged indefinitely. Naturally, she thought in her heart to defend herself. Who does not know Hoshi Fajar Bahtiar?

"I see. Thank you very much."

Warm Regards

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, serta Komunitas Steemit Indonesia atas dukungannya.

Sort:  

Makin keceh tulisannya Teh @cicisw.
Dengan versi Bilingual👍

Alhamdulillah. Aamiin aamiin terimakasih banyak Teh @ettydiallova :)

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62938.05
ETH 2552.06
USDT 1.00
SBD 2.63