It's For Love # 35 (Bilingual)

in #fiction6 years ago

“Jangan kurang ajar, kamu! Dasar perempuan tidak tahu diri!” seru Bu Dokter marah sambil menunjuk Laila dengan kepalan tangan. Dia bangkit berdiri, “Kamu engga lihat, Afra lagi sakit parah?”

Laila hanya tersenyum mengejek. Tidak peduli melihat kemarahan wanita itu. Dia memang tidak pernah suka suami istri itu. Mereka selalu memandang rendah dirinya. Sekarang situasi sudah berubah. Suaminya sudah meninggal, dia tidak harus berpura-pura manis pada mereka.

Dia berdiri di ujung tempat tidur Afra. Alisnya naik sedikit. Matanya menatap langsung mata Afra. “Kita tidak punya hubungan apa-apa lagi sekarang… semua milik suami saya… menjadi milik saya….” Dia menaikkan bahunya ke atas sedikit..

Ketika Dokter Andri bangkit menghampiri Laila, tangan Afra memegang erat baju Dokter Andri.
“Afra—,“ Dahi Dokter Andri bertaut. Matanya penuh amarah.

Afra menarik nafas panjang. “Dengarkan dulu, apa yang ingin dikatakannya, Pak Dokter,” pinta Afra lirih, namun tenang dan jelas. “Tolong… ijinkan saya menyelesaikan masalah saya sendiri.”

Darah Laila mendidih. Anak sialan itu sama sekali tidak nampak ketakutan dan bingung. Dia mengeluarkan satu lagi kartunya. “Saya bukan keluarga kamu lagi… saya tidak perlu mengeluarkan uang, untuk biaya rumah sakit … suruh siapa ambil kamar semewah ini!... kamu beruntung, saya orang yang sangat baik hati, ” Dia membuka tasnya, meletakkkan buku tabungan Afra di atas ranjang pasien. Tersenyum puas, menunggu ekspresi ketakutan Afra. Uang di buku tabungan ini tidak akan bisa menutupi biaya rumah sakit.

Suasana menjadi sunyi. Dahinya sedikit berkerut, ketika tidak terjadi apa pun.

Afra menelengkan kepala.“Sudah selesai?”
“Kamu nantang ya!” teriak Laila marah. “Kamu engga perlu datang ke rumah lagi… rumahnya sudah di jual.” Tangannya menunjuk koper yang diseret-seretnya sepanjang jalan. “Semua barang kamu ada di koper itu.” Dia menghadapi keluarga Dokter Andri, mengangkat alisnya tinggi-tinggi, ”Kalian yang harus bayar rumah sakit, kalau Afra mau keluar dari sini.”

Sudah cukup. Afra mengangkat kepalanya sedikit. Dia menarik nafas dalam, berusaha meredakan kesedihan dan kemarahannya. “Kalau sudah selesai, giliran saya sekarang.”
Laila melipat tangan di dada. Kedua alisnya naik tinggi. “Nanya apa? Kamu engga punya hak untuk nanya--“
Afra mengangkat ponsel jadul dengan sebuah foto di layarnya. “Kamu bunuh Ibu saya?”

Laila terperanjat. Tanpa sadar dia merangsak maju. Berniat merebut ponsel di tangan Afra. Dokter Andri menghalangi niatnya. Otomatis Laila melangkah mundur. Wajahnya langsung pucat pasi seperti mayat. “Tidak… tidak… bukan saya! Saya bukan pembunuh!” sergahnya dengan wajah ketakutan. “Dia jatuh sendiri.”

Afra memperhatikan wajah pucat pasi Laila sesaat. Dia menyodorkan ponsel ke arah Laila. Tanpa mengatakan apa-apa, wanita itu segera menyambarnya, kemudian membalikkan badan. Tangannya memasukkan ponsel itu ke kantong luar tasnya.
Laila lari terbirit-birit meninggalkan ruangan. Dia terjatuh, ketika tiba-tiba menabrak seseorang remaja laki-laki yang berada tidak jauh di belakangnya. Dengan tubuh gemetar, dia bangkit. Berlari kencang meninggalkan rumah sakit, tanpa sekalipun menengok ke belakang.


Hoshi melihat tangannya yang membawa bouquet mawar putih, gemetar hebat. Ya Allah. Afra, apa yang terjadi denganmu? Samar-samar dia mendengar Afra menangis tersedu-sedu.

“Afra…” suara lembut seorang wanita terdengar.
“Bu Dokter, tolong aku!” suara tangis Afra menyayat hatinya.
“Sudah-sudah tenang saja, semuanya akan baik-baik saja.”

Hoshi menarik nafas panjang. Entah kenapa dia percaya suara lembut itu. Afra aman bersama mereka. Dia mengepalkan tangan sekuat tenaga, menahan amarah hebat pada dirinya sendiri. Karena tidak bisa melakukan apa-apa.

Dia menundukkan wajah. Merasa tidak berhak memanggil gadis berkaca mata itu dengan panggilan Inda, atau Ara. Seseorang yang ingin menggunakan nama panggilan spesial untuk orang lain, harusnya bisa berbuat lebih banyak, dari yang bisa dilakukannya saat ini.
Hoshi tidak berhenti memaki dirinya sendiri. Tidak bisa melindungi Afra, saat Afra memerlukannya. Rasanya sangat menyakitkan. Dia tidak pantas, menjaga Afra sekarang. Setelah meletakkan bunga di atas meja tamu di luar ruangan, sekali lagi, dia pergi meninggalkan Afra. Hoshi mengambil ponsel yang terjatuh di lantai. Dari tas penyihir tua itu.

Ya Allah, kuatkanlah aku, hingga aku bisa menjaganya nanti.

"Do not be a brash, you! Ungrateful women do not know themselves! " Bu Doctor shouts angrily, pointing Laila with a fist. She stood up, "Don't you see Afra is seriously ill?"

Laila just smirked. It did not matter to see the woman's anger. She had never liked that couple. They always look down on her. Now the situation has changed. Her husband is dead, she does not have to pretend to be nice to them.

She stood at the end of Afra's bed. Her eyebrows rose slightly. Her eyes stared directly into her eyes. "We have nothing to do now ... everything belongs to my husband ... belongs to me ..." She raised his shoulders up a bit.

When Doctor Andri got up to Laila, Afra's hand clasped Doctor Andri's shirt.
"Afra-," Doctor Andri's forehead dangled. His eyes were full of anger.

Afra took a deep breath. "Listen first, what she wants to say, Doctor," Afra said softly, but calm and clear. "Please ... let me solve my own problem."

Laila's blood boiled. The fucking girl did not look frightened and bewildered at all. She took out one more card. "I am not your family anymore ... I do not need to spend money, for the hospital fee ... who told you to took this room! ... you're lucky, I'm a very kind person," She opened her bag, put the book of saving Afra on the bed patient. Smiling smugly, waiting for Afra's fearful expression. The money in this passbook will not cover the cost of the hospital.

The atmosphere was silent. Her forehead slightly wrinkled, when nothing happened.

Afra cocked her head. "Have you done?"
"You bloody girl!" Laila cried angrily. "You do not need to come to the house anymore ... his house is already on sale." Her hand pointed to the suitcase that was dragged along the road. "All your stuff is in that suitcase." She faces Doctor Andri's family, raising his eyebrows high, "You have to pay the hospital, if Afra wants to get out of here."

It is enough. Afra raised her head slightly. She took a deep breath, trying to ease her sadness and anger. "If You are done, it's my turn now."
Laila folded her arms across her chest. Both eyebrows rose high. "Ask what? You do not have the right to ask - "
Afra picked up the old cellphone with a photo on her screen. "Did you killed my mom?"

Laila was aghast. Unconsciously she pushed forward. Intend to seize the phone in Afra's grip. Doctor Andri blocked her intentions. Laila automatically stepped back. Her face was as pale as a corpse. "No ... no ... not me! I'm not a murderer! "She snapped with a frightened look. "She fell by herself."

Afra noticed the pale face of Laila for a moment. She thrust the phone towards Laila. Without saying anything, the woman immediately grabbed it, then turned around. Her hand put the phone into the bag outside her bag.
Laila ran away from the room. She fell, when suddenly bumped into a teenage boy who was not far behind her. Shaking, she got up. Run away from the hospital, without even looking back.


Hoshi saw his hand carrying a white rose bouquet, shaking great. Ya Allah. Afra, what happened to you? Vaguely he heard Afra burst into tears.

"Afra ..." a woman's soft voice was heard.
"Bu Doctor, help me!" Afra cried her heart.
"It's all quiet, everything's going to be all right."

Hoshi took a deep breath. Somehow he believed the soft voice. Afra is safe with them. He clenched his fists with all his might, stifling his own fierce anger. Because it can not do anything.

He lowered his face. Feel no right to call the girl with glasses with the call of Inda, or Ara. For someone who wants to use a special nickname for someone else, should be able to do more, than he can do right now.
Hoshi did not stop cursing himself. He can not protect Afra, when Afra needs it. It feels very painful. He is not worth it, keeping Afra right now. After putting the flowers on the outdoor table, once again, he left Afra. Hoshi picked up the phone that fell on the floor. From the bag of the old wizard.

Ya Allah, strengthen me, so I can take care of it later.

Warm Regards

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi, @samymubarraq, @kakilasak, dan pada semua pecinta novel di manapun berada

Thank you for Curators @mariska.lubis, @aiqabrago, and @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi. @samymubarraq, @kakilasak, and for all the novel lovers wherever you are

Sort:  

wah sangat terkesan ceritanya, kasihan afra moga di beri kesabaran, ketabahan dan cepat sembuh

Kasihan afra 😭😭 ayo kumpulin sbd buat biaya rumah sakit afra.
Di tunggu lanjutannya tetehku @cicisw 😊😁

@gethachan komentar kamu itu termasuk yang bergizi hehehehehe
sering bikin ketawa. Tapi buat aku tambah semangat
Teimakasih ya :)

Hehehe teteh bisa aja ah. Aku jdi malu hehe 😊😊
Masama tetehku @cicisw selamat berkarya

ceritanya sangat menarik, awalnya membuat saya penasaran dengan kata-kata “Jangan kurang ajar, kamu! Dasar perempuan tidak tahu diri!” saya pikir ini masalah sangat seriyus dengan afra.akhirnyaLaila lari terbirit-birit meninggalkan ruangan.

Belum lama ini saya ketemu lho dengan tipe orang seperti ini
Hehehehe
Luar biasa tidak punya malu :)

Saya penasaran dengan afra, seperti apa ya jika ada di dunia nyata...hehee

Seperti aku kayaknya. Cantik pemalu dan pendiam wkwkwk 😂😂

Masa sih?
Akan saya buktikan jika bertemu...haha

Ya ampun @tusroni.
Biasanya novelis itu menggambarkan dirinya secara samar di antara tokoh-tokohnya wk wk wk
:)
Datang ya nanti. Banyak bawa teman.
Meet the real Afra hahahahahahaha

Inshaa Allah. Akan saya abadikan pertemuan saya dengan The Real Afra...hehe

cerita yang sangat membuat penasaran, awalnya cuma membaca sekilas tapi karena penasaran tanpa sadar saya membaca semuanya. heheheheee

Terimakasih @ syakara sudah mampir ke blog saya.
Senang @syakara penasaran sama cerita Afra dan Hoshi.
Saya follow ya :)

Makin seruuu... Lakas postingin lagi lanjutannya...

Terimakasih. Siap Teh @diantikaie.
Ayo Cici semangatttt

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 62832.46
ETH 3374.71
USDT 1.00
SBD 2.48