It's For Love # 34 (Bilingual)

in #fiction7 years ago

Afra memejamkan mata. Tubuhnya sangat lemas. Hatinya kosong. Meninggal? Ayah meninggal? Tidak bisa bertemu Ayah lagi selamanya? Airmatanya terus menerus keluar.

Kenapa Ayah? Ayah baru saja senyum lagi, setelah belakangan ini keliatan aneh. Jadi pemurung dan sangat gampang marah ke Mama. Kenapa Ayah? Kenapa bukan aku aja? Kalau saja aku lebih ke pinggir….

Kalau Ayah tidak nyuruh aku ke pinggir, Ayah pasti masih ada. Afra memegang selimut erat dengan kedua tangan terkepal. Cucuran airmatanya semakin deras. “Ayah… Ayah… Ayah maafin Afra Ayah… maafin Afra Ayah… jangan pergi sendiri Ayah… ayo Ayah, Afra temenin mincing lagi… Ayah tunggu Afra.”
Afra berusaha bangkit dari ranjang pasien.

“Afra… Afra sayang,” Bu Dokter memeluk Afra dengan airmata berlinang. “Istighfar Nak… istighfar sayang.”

“Engga mau!!!!!” teriak Afra. Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Bu Dokter. Airmatanya bercucuran. “Engga mau! Aku mau ikut Ayah… Ayah jangan pergi sendiri! … aku mau Ayah… Pak Dokter mana Ayah… Rafka panggilin Ayah aku!!!!”

“Afra… Afra sayang sabar, Nak,” Bu Dokter memeluk Afra lebih erat lagi.

Afra menangis histeris. “Ini salah aku… maafin aku Ayah… aku maunya ke tengah kalau lagi naik sepeda… aku maunya ngebut… Ayah!!!... maafin Afra.”

“Ini bukan salah kamu, sayang! Ini sudah takdir,” ujar Bu Dokter dengan suara terbata-bata… “Allah sudah memanggil Ayahmu.”

“Engga mau Bu Dokter… jangan Ayah yang dipanggil! Aku aja… Ya Allah! Kenapa panggil Ayah juga? Allah sudah panggil Ibu. Kenapa panggil Ayah juga?… jangan panggil Ayah, aku aja yang gantiin Ayah!” Afra terus berusaha melepaskan diri dari pelukan Bu Dokter. “Aku mau Ayah… aku mau ikut Ayah… aku engga mau sendirian.”

“Afra sayang… Afra engga sendirian… Ada Bu Dokter, ada Pak Dokter, ada Rafka,” ujar Bu Dokter lembur, seraya mengusap-usap lengan Afra.

“Aku mau Ayah! Aku mau Ayah.”

Hoshi menyandarkan tubuhnya yang gemetar ke dinding di luar ruangan Afra. Baru sekali dia melihat Afra menangis. Semua energinya menguap. Tubuhnya lemas tidak bertenaga. Kedua tangannya mengepal. Tangannya yang bebas memukul tembok, dengan rasa frustasi luar biasa. Dia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri.

Berhenti nangis! Berhenti nangis! Bentak Hoshi pada dirinya sendiri. Tapi tubuhnya memiliki keinginan sendiri Perintah itu sia-sia. Pipinya masih basah, walau dia sudah berkali-kali mengusap dengan punggung tangannya. Afra selalu ada untuknya. Saat Afra benar-benar jatuh, dia tidak ada untuk Afra. Laki-laki macam apa aku.

Semua kepala menoleh ke ambang pintu. Dengan dagu dinaikkan, Laila masuk ruangan. “Karena semua sedang berkumpul, sekalian saya ingin mengatakan sesuatu.”
Dahinya berkerut sedikit. Mata Afra menatapnya dengan pandangan aneh. Sepertinya dia habis menangis hebat. Wajah sialan itu pucat pasi. Tidak bersinar seperti biasa. Pipinya masih bengkak dan merah di sana sini. Terdapat bekas-bekas luka karena terseret di aspal.

Hatinya dipenuhi kepuasan. Sepertinya omongan almarhum suaminya benar, operasi Afra operasi besar. Anak sialan itu sama sekali tidak berdaya sekarang. Kepalanya diperban. Sedangkan saat ini, anak perempuannya yang cantik, menunggunya di mobil baru miliknya, bersama siswa kaya paling terkenal di sekolahnya.

“Ma—“

“Jangan panggil aku Mama… kamu tahu aku bukan Mamamu,” potong Laila riang. Dia berjalan mendekati ranjang Afra dengan debar jantung kegembiraan. Dia menarik nafas panjang, menikmati terjangan kepuasan luar biasa di sekujur tubuhnya.

Afra closed her eyes. Her body is very weak. Her heart is empty. Died? Daddy died? Can not see Dad again forever? Her tears kept coming out.

Why Daddy? Dad has just smiled again, after lately looks weird plasticity. So mad and very angry to Mom. Why Daddy? Why not me? If only I were more to the edge ....

If Daddy did not send me to the side, Dad would still be there. Afra held the blanket tightly with both hands clenched. The flow of tears rapidly. "Daddy ... Daddy ... Dad I'm sorry Daddy ... I'm sorry Daddy ... do not go alone Dad ... come on Daddy, I will accompany you fishing again ... Daddy wait for me."
Afra tried to get up from the bed.

"Afra ... Afra dear," Mrs. Doctor embraced Afra with tears in her eyes. "Istighfar dear ... istighfar dear."

"No!" Afra tried to escape from Mrs. Doctor's embrace. Tears streamed. " I did not want it! I want to go with Dad ... Daddy do not go alone! ... I want Dad ... Doctor where father ... Rafka calls my Daddy !!!! "

"Afra ... Afra dear be patient, dear," Mrs. Doctor embraced Afra even tighter.

Afra cried hysterically. "It's my fault ... I'm sorry Dad ... I want to be in the middle if I ride my bike ... I want to speed up ... Dad !!! ... " screamed Afra."

"It's not your fault, honey! It's fate, "said Bu Doctor in a stammer ..." Allah has called your father. "

"I did not want it Bu Doctor ... do not be called Dad! I'm just ... Ya Allah! Why call him too? Allah has called Mom. Why call my daddy too? ... do not call Daddy, I'm the one who changed my daddy! "Afra kept trying to escape from Mrs. Doctor's embrace. "I want Dad ... I want to go with Dad ... I do not want to be alone."
"Afra dear ... Afra you are not alone ... There is Bu Doctor, there is Doctor, there is Rafka," said Bu doctor, rubbing Afra’s arm.

"I want my Daddy! I want my Daddy. "

Hoshi leaned his trembling body against the wall outside Afra's room. Only once did he see Afra crying. All his energy evaporates. His body is weak. His hands were clenched. His free hand hit the wall, with incredible frustration. He's really disappointed with himself.

Stop crying! Stop crying! Hoshi snapped at himself. But his body has his own desire The commandment is in vain. His cheeks are still wet, though he's been rubbing his cheek with her back hand. Afra is always there for him. When Afra really fell, he was not there for Afra. What kind of man am I.

All heads turned to the doorway. With her chin raised, Laila entered the room. "Because everyone is together, I want to say something."
Her forehead creased slightly. Afra's eyes gave her a strange look. Looks like she's been crying great. Her face was pale. Does not shine as usual. Her cheeks are still swollen and red here and there. There were scars from being dragged on the asphalt.

Her heart filled with satisfaction. It seemed that her late husband's conversation was right, the surgery was big. The damn girl is totally helpless now. Her head was bandaged. Meanwhile, her beautiful daughter is waiting for her in her new car, along with the most famous rich students in her school.

"Mo-"

"Do not call me Mother ... you know I'm not your Mother," Laila interrupted cheerfully. She walked over to Afra's bed with a heartbeat of joy. She took a deep breath, enjoying a tremendous amount of satisfaction all over her body.

Warm Regards

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi, @samymubarraq, @kakilasak, dan pada semua pecinta novel di manapun berada

Thank you for Curators @mariska.lubis, @aiqabrago, and @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi. @samymubarraq, @kakilasak, and for all the novel lovers wherever you are

Sort:  

Subhanallah,,,ada saja ide yang cemerlang untuk mengarang kIsah afra epertinya cerinya tidak pernah habis-habis.

Alhamdulillah. Terimakasih. Sebenarnya saya tidak bisa revisi bagian ini beberapa hari. Makanya kemarin tidak posting.
Pas diajak jalan-jalan baru bisa hehehehe

wah...kalau sering jalan-jalan lebih banyak ide untuk mengarang, harus di coba kayaknya ni hehe...

Harus dicoba hehehe
Bisa menambah ide dan memperluas wawasan.
Jalan-jalannya bisa real keluar rumah atau di steemit.
Lihat begitu banyak karya sepenuh hati, sangat bergizi untuk buat tulisan :)

Ih greget sama laila.. Di saat afra begitu harusnya ia sigap menolong tapi dia malah gitu jadi sebel.

Hadeuh maaf baper hehe.
Teh @cicisw emang keche

Terimakasih @gethachan. Love you :)

Masama teteh ku @cicisw 😍😍

Samaa, jadi baper haha

Kirain cuman aku aja hehe

Sama waktu revisinya juga baper.
Malah nangis di mall hehehe

Aduh....jadi baper bacanya...hehe

Alhamdulillah bisa bikin baper yang baca :)

Lanjutkan terus ya novelnya...hehe

Siap. In syaa Allah @tusroni :)

Mengharu biru kisahnya Teh @cicisw
I'm waiting for next part😊

Alhamdulilah. Terimakasih Teh @ettydiallova

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63635.72
ETH 2597.20
USDT 1.00
SBD 2.91