It's For Love (31) (Bilingual)

in #fiction7 years ago

Upaya mereka tidak sia-sia. Dia menemukan passion. Bahkan bisa mempengaruhi ‘Si Hebat Afra’. Julukan kedua orangtuanya untuk Ara. Kerja keras luar biasanya terbayar. Rafka menarik nafas lega.
Bisa jadi trendsetter Afra. Benar-benar di luar bayangannya. Dia harus jadi yang terhebat dibidangnya. Karena Afra pasti jadi yang terhebat, dibidang apapun yang dipilihnya.


Mendengar Ayah Afra menghela nafas panjang, Dokter Andri menoleh ke arah sahabatnya. “Terjadi sesuatu, semalam?”
“Afra laporan?” Ayah Afra balik bertanya.
“Dia engga ngomong apa-apa… tapi pasti istrimu agak terlalu keras lagi ke Afra,” Bu Dokter yang menjawab, dengan alis bertaut.

“Aku yang salah… tahu hari ini Laila ada job besar, kemarin aku ajak Afra mancing seharian… hari ini ikut even, “ Ayah Afra tidak melepaskan pandangannya dari Afra yang sedang tertawa di kejauhan.
“Belakangan, entah kenapa… aku sangat mengkhawatirkan Afra.”

Ketika melihat Ayahnya memandang ke arahnya, Afra melambaikan tangan.
Ayah Afra balas melambaikan tangan.

“Kau sangat beruntung memiliki anak seperti Afra,” Dokter Andri ikut melihat Afra. Dia tertawa kecil, melihat Afra sangat heboh melambaikan tangan pada sahabatnya. Senang sekali melihat hubungan ayah dan anak ini. Mereka benar-benar saling menyayangi, satu sama lain.

“Itu yang membuatku terkadang merasa cemas… dia selalu terlihat gembira… aku tidak tahu bagaimana isi hati Afra yang sebenarnya….” Tiba-tiba Ayah Afra memandang kedua sahabatnya, “… kalau terjadi apa-apa padaku, maukah kalian menjaga Afra?”

“Tanpa kau minta… kami pasti akan melakukannya,” sahut Dokter Andri cepat.
“Benar,” Bu Dokter tersenyum. “Kita semua yang ada di komunitas ini, sudah seperti keluarga… seandainya terjadi sesuatu pada kami, kau pasti akan menjaga Rafka untuk kami, tanpa berpikir dua kali.”
“Benar,” ujar Ayah Afra mengangguk pasti, menyetujui.

“Sudah kau urus semua dokumennya?” tanya Dokter Andri
Ayah Afra tersenyum lega. “Sudah… minimal aku sudah memastikan dia akan punya biaya yang dibutuhkannya, untuk kuliah… dia bisa hidup tanpa perlu memikirkan uang, kalau-kalau harus berjuang sendiri.”

“Bagus!” Dokter Andri menepuk bahu Ayah Afra. “Minimal itu yang bisa kita lakukan sebagai orangtua… kau sudah melakukan semua yang orangtua harus lakukan, untuk Afra. Afra jadi menjadi anak yang baik dan sholehah… Tenang… kita kan punya Allah.”

Hatinya mendadak terasa damai. Ayah Afra tersenyum bahagia. "Benar. Kita punya Allah. Terimakasih sudah mengingatkan."
"That's what friends are for," sahut Dokter Andri dengan wajah ceria. Dia menoleh ke arah istrinya. Istrinya mengangguk perlahan seraya tersenyum haru.

Peluit berbunyi. Tanda sebentar lagi acara akan dilangsungkan. Para peserta tour merapat ke garis start. Tiba-tiba cuaca berubah mendung. Tak lama kemudian turun hujan rintik-rintik. Jalan raya yang mereka lalui, mulai basah tersiram tetesan kecil air hujan.

“Hati-hati! Rute kita di depan banyak tanjakan sekaligus tikungan tajam,” seru Dokter Andri ketika bersepeda melewati Afra dan sahabatnya.

“Afra, jangan terlalu ke tengah!” seru Ayah Afra dari arah belakang.
Afra mengarahkan sepedanya sedikit ke pinggir. Mereka tiba ditanjakan panjang, yang berujung tikungan tajam. Dari balik belokan, Afra mendengar suara klakson dipencet membabi buta. Dengan segera dia kembali meminggirkan sepeda.

Ayahnya bersepeda sejajar di sampingnya. Menoleh padanya, dengan wajah tersenyum bahagia. Dia membalas senyum Ayah. Syukurlah, suasana hati Ayah sudah seperti biasa lagi. Tiba-tiba semua jadi gelap.

“Ayah kenapa suka mancing di sini?” tanya Afra seraya memasang umpan dikailnya. Dia melemparkan pancingannya ke tengah danau. Mereka tidak pernah dapat ikan, kalau pergi mancing di sini. Tapi Ayah tidak mau pergi ke tempat pemancingan lain.

“Ayah suka suasana di sini,” Ayah Afra memperhatikan sekeliling. Ini adalah lokasi rahasianya. Bertahun-tahun yang lalu dia menemukan tempat ini tanpa sengaja, ketika salah jalan saat sedang bersepeda.

Their efforts are not in vain. He found a passion. It can even affect 'The Great Afra'. Nickname his parents to Ara. Extraordinary hard work pays off. Rafka breathed a sigh of relief.
It could be given by Afra trendsetter. It's completely out of the shadows. He must be the greatest in his field. Because Afra must be the greatest, in whatever field she chooses.

Hearing Afra's father sigh a long breath, Doctor Andri turned toward his best friend. "Something happened, last night?"
"Afra report?" Afra's father asked back.
"She speaks nothing ... but surely your wife is a bit too tough again to Afra," Mrs. Doctor replied, with eyebrows intertwined.

"I'm wrong ... know today Laila has a big job, yesterday I took Afra fishing all day ... today joined the event," Afra's father did not let go of his view of Afra laughing in the distance.
"Later, for some reason ... I'm so worried about Afra."

When she saw his father looking at her, she waved her hand.
Afra's father waved back.

"You are very lucky to have a child like Afra," Doctor Andri joined in seeing Afra. He laughed a little, saw Afra very excited waving at his best friend. It's great to see this father and doughter relationship. They really love each other.

"That's what makes me sometimes feel anxious ... she always looks happy ... I do not know how true Afra's heart ..." Suddenly Afra's father looked at his two friends, "... if anything happens to me, will you take care of Afra?"

"Without you asking ... we'll do it," Doctor Andri said quickly.
"Right," Mrs. Doctor smiled. "We're all in this community, like family ... if anything had happened to us, you would have kept Rafka for us, without thinking twice."
"Right," Afra's dad nodded firmly, agreeing.

"Have you taken care of all the documents?" Asked Dr. Andri
Afra's father smiled with relief. "Well ... at least I've made sure she'll have the expenses she needs, to go to college ... she can live without thinking about money, in case she has to fight for herself."

"Good!" Doctor Andri tapped Afra's father shoulder. "At least that's what we can do as a parent ... you've done all the things a parent has to do, for Afra. Afra become a good girl and sholehah ... Calm ... we have Allah. "

His heart suddenly felt peaceful. Afra's father smiled happily. "We have Allah, thank you for reminding me."
"That's what friends are for," Dr. Andri said with a cheerful face. He turned to his wife. His wife nodded slowly with a smile.

The whistle sounded. A sign that the event will be held. Tour participants arrived at the starting line. Suddenly the weather turned cloudy. Soon it was raining. The highway they went through, began to wet with a small drop of rain water.

"Watch Out! Our route in front of many inclines as well as sharp turns, " said Doctor Andri while cycling through Afra and his best friend.

"Afra, do not get to the center!" Afra's dad exclaimed from the back.
Afra steered her bike slightly to the side. They arrive in a long, sharply curved end. Over the turn, Afra heard
the sound of the horn blinded. Immediately she steered the bike.

Her father cycled beside her. Looking at her, with a happy smiling face. She smiled back at him. Thankfully, Dad's mood was as usual again. Suddenly it all gets dark.

"Dad why do you like fishing here?" Asked Afra while installing a bait. She threw her rod into the middle of the lake. They can never get fish, if they go fishing here. But Father did not want to go to another fishing spot.
"Daddy loves the atmosphere here," Afra's father looked around. This is the secret location. Years ago he discovered this place accidentally, when they tack the wrong way while on a bike ride.

Warm Regards

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi, @samymubarraq, @kakilasak, dan pada semua pecinta novel di manapun berada

Thank you for Curators @mariska.lubis, @aiqabrago, and @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi. @samymubarraq, @kakilasak, and for all the novel lovers wherever you are

Sort:  

Wow... bilingual, jadi juga. Mantap :D

Belajar @mrohmat.
Edisi nekat.com hehehehe

Mantap Teh @cicisw, semangat, lanjutkan sampai titik rindu penghabisan, *eh

Bersambung ya, Kak? Ditunggu lanjutannya ya.. :D

Ya Bang @citrarahman.
Terimakasih sudah mampir

Fans setia :)

Terimakasih @kakilasak. Sudah menemani dan memberi dukungan sejak masa-masa rapuh :)

Fans setia novelnya Teh @cicisw. Pak SBY titip pesan ke abah katanya, "Lanjutkan Novelnya Teh Cici!" He he he he .... :D

Terimakasih Abah @adrienoor :)

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.027
BTC 60654.57
ETH 2343.25
USDT 1.00
SBD 2.48