It's For Love (25)

in #fiction7 years ago

“Yah… aku turun di sini aja… itu ada teman-teman aku.” Afra segera membuka pintu, begitu mobil berhenti.
“Pagi, Ayah Afra,” sapa salah satu sahabatnya.
Afra mendelik. “Kok Ayah Afra… Guru Ganteng!” tukas Afra.
“Hehehehe kan belum sampai gerbang sekolah, Afra,” kilah sahabatnya.
Afra melambaikan tangan dengan wajah ceria. “Daa Ayah.”
“Ara, nanti jam istirahat kita mau pergi. Ayah sudah ijin ke wali kelas kamu.”
“Siap, Yah.” Afra mengangkat tangan di samping kepala.
Perlahan mobil Ayah Afra melaju. Di belakangnya mobil-mobil yang sempat tertahan saat dia berhenti, melaju melalui mereka bertiga.

“Afra, kamu bikin surat buat aku?” tanya sahabat yang lain.
“Ya dong… kaliankan sahabat-sahabat aku.” Afra memasukkan semua surat di tempat yang sudah disediakan. “Kenapa engga setiap bulan saja ya, Bulan Bahasa… jadi kita kan bisa sering nulis surat, satu sama lain.”

Menjelang waktu istirahat, Afra melihat ke panggung yang didirikan di tengah-tengah lapangan upacara. Giliran Hoshi bernyanyi. Dia melihat segerombolan siswi, di bawah panggung. Suara Hoshi yang berat memang terdengar keren saat menyanyi. Ditambah tampangnya yang enak dilihat.

Bila nanti saatnya t'lah tiba
Ku ingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa

Pandangan Afra kembali ke atas panggung. Hoshi sedang menatapnya. Getaran aneh merasuki dadanya. Matanya mencari pacar Hoshi. Syukurlah pacar Hoshi sedang sibuk dengan ponselnya. Afra menarik nafas panjang. Ya Allah masukkan kami dari pintu masuk yang benar. Dan keluarkan kami dari pintu keluar yang benar. Dan berilah dari sisi-Mu, kekuatan yang menolong. Afra bangkit dari duduknya.

“Ara selamat ulang tahun!” seru Hoshi dari atas panggung. “WYATB.”
Afra terpana. Dia tahu Hoshi nekat. Tapi tidak menyangka akan segila ini. Tidak ada yang tahu nama panggilannya. Para penggemar Hoshi memutar kepala, mencari siapa yang diberi selamat idola mereka. Dia pura-pura tidak tahu.
“Ara! Ara!” panggil Hoshi lagi melalui mic. “Yang lagi jalan cepat, pakai kacamata, dan kerudung.”

Afra tersenyum setengah jengkel. Dia berhenti. Membalikkan badan ke arah panggung. Tangannya dilambaikan. Hoshi tidak akan berhenti, sampai dia bereaksi. Pandangan Afra menyapu sekeliling. Beberapa anak mulai mendekatinya, dengan wajah jahil. Afra setengah berlari, ke ruang guru. Dia tidak ingin telor dipecahkan di kepalanya. Mudah-mudahan Ayah sudah di sana.

Namun bila saat berpisah t'lah tiba

Suara Hoshi terdengar kembali.

Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan diujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Sudilah kau menjadi temanku
Sudilah kau menjadi istriku

“Kamu dapat banyak surat, ya?” tanya Ayah Afra, sesaat setelah mereka keluar gerbang sekolah. Menembus lalu lintas padat siang itu.
Afra mengangkat sekantong plastik yang menggembung. “Lebih banyak dari tahun kemarin.”
“Selamat ulang tahun ya,” ujar Ayah Afra lirih. "Ayah doakan semua yang kau cita-citakan tercapai."
“Terimakasih, Yah…” Afra menghadapkan tubuhnya ke arah Ayahnya. Dahinya mengernyit melihat wajah Ayahnya,” … kenapa Ayah sedih?”
“Usiamu sudah 17 tahun... kau sudah dewasa sekarang. Ibumu pasti sangat bangga, kalau melihatmu sekarang.”
Afra tercenung. Dia tidak tahu, bagaimana rasanya memiliki sosok ibu yang bisa dijadikan tempat curhat. Seperti cerita sahabat-sahabatnya. Tapi… Ayahnya selalu ada

Salam

Cici SW

Terimakasih pada Kurator @mariska.lubis, @aiqabrago, dan @levycore, KSI Chapter Bandung, @jharyadi, @samymubarraq, dan pada semua pecinta novel di manapun berada

Sort:  

Ini cerita dan lagunya bikin baper maximal >...<

Namanya juga novel cinta-cintaan @gethachan :)

Resiko bikin novel cinta bapernya harus kebangetan hehe

Jadi selalu penuh cinta @gethachan

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Kasi jempol aja hehe

Membaca tulisa mu jadi terharu, postingan yang bermutu, lanjutkan bakat mu untuk menulis..

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63548.34
ETH 2646.78
USDT 1.00
SBD 2.74