BINASA TANPA NAMA

Salam Sahabat

Malam begitu benderang dengan kilau mimpi
Namun mentari memaksa jiwa siuman dari pingsan yang begitu tenang
Menyeret asa untuk kembali menggelandang di rimba rimbun fana..

Mau atau tidak suka pun tak suka, laju waktu terus menyeruak langkah-langkah pincang jiwa
Meski tertatih terjerambab dan tak sekali harus kembali jatuh dalam kubang-kubang kecewa
Tak peduli itu semua..
Alur masa tetap menyuguhkan kisi kisah cerita.

Tak lebih..
Kitalah pewayangan dalam gelanggang semesta..
Merontapun percumah..
Tangga demi tangga episode tetap harus diperankan dengan atau tanpa paksa.
Tak perlu bertanya mengapa..
Sebab sejatinya jiwa hanyalah pemeran utama yang telah di kontrak mati oleh semesta raya.

Sekali lagi..
Aku harus membunuh diriku sendiri
Dan kembali memungut serpih demi serpihan harap yang selaksa duri mengoyak kulit nurani
Segalanya terasa menghakimi diri
Harus terus berupaya atau binasa tanpa nama.

Don't guess I'm from the tongue, because being silent is also a certain voice that has sued you.
But outside of that residence you can convert yourself as a steering wheel and I am only a passenger who surrenders my entire journey to the destination. We are equally aware that life is always chasing with time which sometimes causes fury.
So beware of ease of deception.

Jangan duga aku dari lidah, sebab diam adalah juga suara yang tertentu pernah menggugatmu.
Namun di luar kediaman itu kau boleh menobatkan diri sebagai juru kemudi dan aku hanyalah penumpang yang menyerahkan seluruh perjalananku sampai ke tujuan. Kita sama sama tau kalau hidup selalu bersikejar dengan waktu yang kadang menimbulkan gerutu.
Maka berhati-hatilah pada muslihat kemudahan.

SALAM

@boyelleq