Teriakan Tengah Malam

in #esteem6 years ago (edited)

image

Sudah satu jumat ini aku selalu mendengar suara teriakan. "Tolong, tolonggg, toloonnggg. "

Suara itu selalu datang tepat saat jarum jam menunjuk angka 1 dini hari. Suara itu kadang datang dari atas pohon. Kadang juga seperti muncul dari langit.

Setiap suara itu datang, bersamaan pula dengan datangnya angin kencang, yang tiba-tiba. Atau, bertepatan dengan menghilangnya bulan, terkadang pula saat datangnya guntur.

Dari suaranya jelas sekali milik perempuan. Tapi, jelas bukan perempuan muda. Kuat dugaan suara milik perempuan yang sudah memiliki beberapa anak.

Suara itu sangat jelas terdengar di telinga ini. Sangat jelas suara meminta tolong. Aku pernah mencoba mengikuti suara itu, tapi selalu gagal sampai kepada pemilik suara.

"Aku mendengar suara perempuan meminta tolong, tapi hanya sebatas suara, " kataku pada Femi, yang lagi-lagi tidak percaya, dan malah menuduhku sebagai sedang berpura-pura menjadi indigo.

Aku hanya bisa pasrah sambil terus mendengar suara teriakan tengah malam yang selalu terdengar di telinga walau sudah berupaya menghindar.

"Kenapa aku yang kau perdengarkan suaramu, kenapa dan kenapa? "

Itu aku lakukan dua malam kemarin. Aku benar-benar tidak kuat setiap mendengar suara itu. Sangat terasa suara itu membutuhkan pertolongan, iramanya begitu menyayat hati.

Tapi, aku tidak berdaya, tidak mungkin bisa menolong jika itu sekedar suara saja tanpa tahu apa yang telah terjadi, siapa yang mengalaminya dan dimana.

image

Kali ini, badanku berkeringat. Bukan karena ketakutan, tapi karena usahaku mencari jejak pemilik suara. Kakiku seperti digerakkan, dan akupun berjalan tanpa mampu menolak, hingga tiba di puncak gunung.

Kini, aku dan awan sangat dekat. Tapi, aku lagi-lagi tidak melihat siapa-siapa. Aku jelas emosi dan mencaci maki kegelapan begitu bulan disembunyikan oleh awan.

"Kau telah mempermainkan aku, kurang ajar, hatiku tersayat oleh panggilan minta tolongmu, tapi kau sendiri bersembunyi dan tidak menampakkan diri."

Aku benar-benar kelelahan, dan tidak jua lagi untuk turun gunung seketika. Tidak mungkin, apalagi udara begitu kencang. Dan, akupun terduduk lemas dan akhirnya tertidur.

"Di saat itulah aku didatangi kembali oleh suara itu, dan kali itu suara itu hadir dengan orangnya, " kataku pada Femi.

"Lalu, " tanya Femi seperti ingin menyelidi.

"Saya jelas melihat wajahnya yang pucat, kusam, rambutnya berserakan, lurus bergelombang, hidungnya berdarah, pipinya lembam, dan hanya suara lemah yang hadir kembali meminta tolong.

"Apa dia menghilang lagi? " tanya Femi kembali.

"Tidak, dia menghampiriku, meraih tanganku, dan kemudian menerbangkan diriku menuju turun gunung. Tapi, dia masih terus mengucap tolong, tolong, dan tolong."

"Apa yang terjadi setiba di bawah? "

"Aku diberinya sehelai kain dengan motif kupu-kupu, dan dia ingin aku mengikatnya di sebuah jendela rumah, katanya itu rumahnya. Dan diapun pergi dan menghilang bersamaan dengan terbitnya bulan dari bilik awan."

"Aku, aku benar-benar tidak paham, bagiku tidak masuk akal, tapi kain yang ada di tanganmu nyata adanya, jadi jelas ini misteri yang nyata adanya, dan sungguh aku tidak bisa juga menolongmu, lebih dari sekedar mendengar kisahmu, " kata Femi seperti menyerah.

Aku juga bingung. Kemana harus mengikat kain bermotif kupu-kupu itu, aku lupa petunjuk yang hadir dalam tidurku. Sekarang, aku lah yang paling bingung.

Tapi, di hatiku sudah yakin bahwa aku harus menolong. Dan sejak itulah aku sering berjalan-jalan di malam hari untuk mendapatkan petunjuk lokasi rumah untuk mengikat kain bermotif kupu-kupu.

image

Suatu malam, aku melewati sebuah rumah. Rumah yang besar, di halamannya ada taman dengan beragam bunga. Kakiku di situ berat sangat untuk melangkah pergi.

Rasanya aku diberhentikan, dan wajahku seperti diarahkan untuk melihat ke arah jendela rumah itu. Hanya terlihat sebuah cahaya lampu. Lalu, lampu itu padam. Tapi, cahaya bulan memungkinkan aku melihat bayang-bayang.

Dari jendela itu seperti sedang berdiri sesosok perempuan yang gelisah, kadang ia seperti melihat ke arah jendela, kadang ia menghilang, dan muncul lagi.

"Maaf, ngapaian kamu di sini? " sapa seorang kakek tua.

"Oh, tidak, saya sedang menunggu kawan, tadi janji saya menunggu di sini. "

"Hati-hati anak muda. Kamu berdiri persis di depan rumah kosong."

"Jadi, rumah itu tidak ada penghuninya?"

Si kakek terlihat sejenak diam, matanya yang tajam seperti menatap tajam ke arah mataku. "Bukan tidak ada orang, tapi orangnya yang ketiadaan penghuni. Perempuan yang terluka hatinya adalah bagai rumah yang tiada pemiliknya, " kata si kakek bersamaan dengan aku menunduk karena ingin mengambil handphone yang tiba-tiba jatuh.

Tapi, begitu aku bangun, sosok kakek yang aku lihat dan berbicara denganku sudah hilang seperti bulan menghilang disembunyikan oleh awan.

image

Aku merinding dan usai melihat ke arah jendela kakiku pun segera berlalu. Ada harum wangi bunga selanga mengikutiku, dan seekor kupu-kupu seperti mengikuti langkah kakiku yang berjalan kencang.

Aku benar-benar tidak kuat lagi bercerita.

Foto by Unsplash

Sort:  

Saya masih membayangkan ranbut "lurus bergelombang" itu gimana, ya?

Hahaha berarti ada baca ya

Lah... Emang selama ini tidak pernah ada yang baca, ya?

Lah... emang selama ini tak pernah ada yang baca, ya?

Hiiii....merinding. ini mlm jumat bang. Ga berani ke kamar kecil lg nih....hiiiiiii

Oh iya ya, walah aku masih di luar ni

Aku seperti menyelami kisah sang "Ratu"

Tapi entahlaj, mungkin imajinasiku terlalu hanyut dengan angin yang bertiup kencang di negriku

Berarti berhasil jadi fiksi

Tolong diselamatkan bang

Palak juga akupun

Ceritanya mengalir dan terarah, mengikat pembaca, keren bang, 10 saja cerita gini bisa bikin antologi bang. Sukses ya

Untung ke puji, kalau ndak bakal ku suruh cubit sama si istrimu haha

Syukur saya bkn penakut, merinding betul bacanya di jam segini 🙈

Saya yang malah takut

Wah bagaimana rasanya dibawa terbang,apa nggak takut dibawa ke tempat angker

Saat itu diantara sadar dan tidak. Hanya bs pasrah

Kakeknya perempuan itu engga mau pemuda mengenal cucunya

bunga selanga itu bunga apa bang ? saya belum tau 😀

Bang, di rumahku ada jendela, drpd abang bersusah payah mencari jendela, ikatkan saja dulu di sana.

Pasti dia akan datang lagi untuk protes, nah, di situlah abang tangkap dia, tanyakan dan ajak sekalian menemani abang menuju jendela yang tepat.

Jangan lupa siapkan menyan putih, bawang putih, kamboja putih, kain putih, dan bendera merah putih juga, Bang!

😀

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.13
JST 0.032
BTC 61143.11
ETH 2928.78
USDT 1.00
SBD 3.56