Main ke Gua Sarang Sabang - Part 2 of 3 [Jelajah Silampung]

kakilasak (65)in #esteem • 6 years ago

Selain makan-makan, aktifitas lain yang berdekatan dengan jalan-jalan adalah fotografi. Sekarang ini kamera sudah jadi bagian dari gaya hidup. Istilah Selfi atau swafoto memang bagian dari perjalanan. Melalui fotolah kita bisa kembali mengenang masa-masa kala berjalan.

Berjalan bersama teman tentu selain berbeda sifat juga berbeda ketertarikan. Misal nya si A suka ke tempat-tempat sejarah, si B suka hal-hal yang berbau budaya, atau si C yang suka pantai. Sebaiknya sebelum berangkat menjelajah, kita satukan persepsi dulu, biar tidak salah faham.

Saya sendiri tertarik akan fotografi. Saya suka mengabadikan moment dari awal perjalanan hingga akhir perjalanan. Semua aktifitas biasanya saya foto. Misalnya saat berangkat, saat makan, saat di kendaraan, saat di hotel dan tentunya saat di tempat wisata. Jika sudah memasuki tempat wisata, saya suka memotret pemandangan alam dari berbagai sudut. Jikalau pun ada modelnya, saya akan menyuruh salah satu kawan saya untuk memotret. Kalau foto saya pribadi cukup satu atau dua foto saja yang mewakili. Hanya masalahnya foto saya tersebut harus pas dan bagus. Nah, seringkali kawan jalan saya kesulitan mengambil gambar sesuai dengan yang saya mau. Pernah mengalami hal serupa?

Kembali ke perjalanan saya ke Gua Sarang yang berada di desa Paya, kecamatan Sukajaya, Sabang, Aceh. Cerita bagian pertama telah saya tulis di link di bawah ini :

👇👇👇👇👇👇

Main ke Goa Sarang - Part 1

Setelah kami menjelajahi tebing pantai Gua Sarang, termasuk juga berfoto di tempat kekinian dan instagaramable, jelajah kami lanjutkan menuju pantai Gua Sarang.

Menuju pantai ini kita harus menuruni anak tangga yang cukup jauh dan sedikit terjal. Dengan berat badan saya yang besar ini saya cukup ngos-ngosan juga. Belum lagi membayangkan gimana nanti naiknya ya? :(

Sesampainya di tepi pantai, kita di tawarkan untuk menyewa perahu.

Tentu seru juga keliling Gua Sarang dengan perahu. Kami melihat sekelompok pengunjung yang menggunakan jasa perahu tersebut. Harganya 200k rupiah.

Tetapi hal ini tidak kami lakukan. Kami lebih memilih berjalan kaki menuju Gua Sarang. Lebih terasa adventurenya dan menghemat. Lagian tidak terlalu jauh juga.

Jalan pantai yang kami lalui bukan pantai berpasir, tetapi pantai berbatu. Batu-batu ini cukup banyak dan besar. Di lokasi ini kita harus hati-hati dengan longsor bebatuan.

Akhirnya kami sampai juga di pantai Gua Sarang. Masing-masing dari kami mengabadikan dengan gambar menurut sudut pandang masing-masing. Inilah beberapa gambar yang berhasil saya abadikan.

Kalau di lihat, ada banyak Gua. Tetapi yang paling menyolok adalah 3 buah gua yang sejajar di tepi pantai yang berbatu. Saya tidak berani menuju kesana karena ombak menutupi sebagian mulut gua. Jadi saya hanya melihat dari kejauhan saja.

Saya membayangkan, betapa alaminya kawasan ini dahulu. Pohon rindang dengan gua burung walet yang tersembunyi. Konon menurut cerita dulu di sini banyak ular, baik ular laut maupun ular darat. Wah seram juga ya :)

Sebenarnya kawasan ini masih tampak alami. Hanya saja sudah ada jejak manusia berupa botol-botol kemasan yang di buang oleh pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Padahal tempat sampah sudah di sediakan.

Marilah kawan, kita tanamkan kesadaran untuk menjaga apa yang Tuhan titipkan. Mulai dari hal yang kecil dan mulailah dari sekarang :)

"Lasaklah ... Sebanyak, Sebisa dan Sejauh Mungkin, Karena Hidup Bukan Diam di Satu Tempat"