Perhelatan kampanye Pemilu 2019, sudah usai akan tetapi efek negatifnya masih terasa walaupun acara akbar tersebut selesai. Efek negatif yang diakibatkan kegiatan akbar tersebut masih terasa karena adanya penggunaan politik identitas.

Definisi baku mengenai Politik identitas masih belum ada, akan tetapi secara garis besar pengertian tersebut bisa dijabarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan penggunaan identitas kelompok tertentu (misalkan berdasarkan ideologi, agama dan kesukuan) untuk mendapatkan dukungan politik guna meraih kekuasaan.

Penggunaan politik identitas didalam kampanye Pemilu 2019 sangat kentara sekali, seringkali masalah agama, suku dan ras digunakan untuk menjatuhkan lawan politiknya Bahkan tokoh-tokoh agama juga ikut terseret untuk terlibat didalam politik identitas ini. Politik identitas digunakan sebagai senjata oleh para peserta Pemilu 2019 untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Hal ini disebabkan karena politik identitas sangat mudah diusung karena masyarakat Indonesia masih belum cukup dewasa dalam menerima perbedaan-perbedaan yang ada disekitarnya. Dikatakan belum cukup dewasa karena banyak komunitas masyarakat tertentu yang ada di Indonesia masih cenderung menutup diri untuk menerima sesuatu hal yang baru atau yang dianggap tidak sesuai dengan ideologi dan cara hidup komunitasnya.

Pengaruh negatif politik identitas ini sangat terasa sekali, yaitu menyebabkan timbulnya bibit-bibit perpecahan antar individu-individu, penyebabnya sepele yaitu karena beda pilihan politik. Seperti yang dilansir oleh laman BBC Indonesia dalam berita yang bertajuk Politik identitas: Pilpres 2019 ungkap potensi keretakan sosial di masyarakat, diceritakan bahwa seorang penumpang diturunkan paksa oleh pengemudi taksi online karena beda pilihan capres.

Untuk mencegah agar efek negatif penggunaan politik identitas ini tidak berlarut-larut terus berlangsung, maka perlu adanya sosialiasi kepada masyarakat, salah satunya melalui dunia pendidikan yaitu memberikan pendidikan moral untuk menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungan sosial masyarakat. Pendidikan moral ini seyogyanya dilakukan sejak dini mulai pendidikan dasar sehingga bisa memberikan efek positif untuk mencegah terjadinya penggunaan politik identitas guna kepentingan segelintir orang atau kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.(hpx)