Sampan rangka ban media transportasi masyarakat sikundo

Masyarakat sikundo sangat identik dengan ban mobil sebagai alat transportasi di sungai jika menuju ibu kota kecamatan pante ceureumen sebagai sarana serta prasarana dalam air untuk membawa hasil pertanian di pasar kan pada pekan di desa pante ceureumen karena jalan transportasi darat masih belum sempurna dan harus melintasi jembatan gantung kabel

Selama tujuh puluh tiga tahun masyarakat desa sikundo mengangkut hasil bumi atau hasil pertanian dengan transportasi air yaitu ban mobil empat buah ban yang di pompa di desa sikundo kemudian di letakkan rangka besi di atas ban, besi di las bentuk rangka sebagai tempat duduk, ban berada di bawah rangka berjumlah empat sampai enam buah ban mobil.

Setelah tiba di ibu kota pante ceureumen ban mobil di kempeskan untuk mudah di bawa pulang dengan jalan kaki kembali ke desa sikundo dan begitu juga rangka besi di angkut kembali kedesa, sulit nya medan menuju pemukiman sikundo membuat mereka serba ketinggalan dari berbagai fasilitas maupun informasi. Foto rangka besi alas ban mobil

Kehidupan masyarakat sikundo dengan sungai sudah sangat familier kebutuhan hidup sehari hari dalam mencari nafkah menyambung hidup untuk keluarga masing masing, sehingga mereka luput dari perhatian pemerintah terhadap kesulitan hidup mereka walaupun mereka belum merdeka seutuhnya.

Biasanya mereka turun ke ibukota kecamatan selalu beramai atau berkelompok karena waktu turun mereka menelusuri arus sungai dan duduk di atas rangka terus di bawa arus sungai sampai ke tempat biasanya berhenti, kemudian membuka ikatan ban mobil serta rangka besi dan menitipkan di rumah masyarakat

Setelah menjual hasil pertanian mereka balik kembali kedesa sikundo, peralatan mereka turun dan belanja kebutuhan dapur mereka berbagi bersama teman-teman ada yang bawa rangka, ada yang bawa ban dan belanja rumah tangga yang harus di tempuh dengan berjalan kaki puluhan kilometer untuk sampai kembali ke desanya.

Ketika balik kedesa mereka pun berjalan kaki menelusuri pinggir sungai untuk sampai kembali kedesa untuk menjalani kehidupan bersama keluarga, desa sikundo pun belum ada listrik sampai hari ini, mereka butuh listrik, mereka butuh jalan, mereka butuh jembatan, mereka butuh pustu, mereka butuh perawat atau bidan desa dan mereka butuh sarana pendidikan. Kamis 14 februari 2019 by @abduljalil.mbo