Antara Harapan dan Kenyataan

in #education6 years ago



Antara Harapan dan Kenyataan

@nurhayati

Dear, sahabat pembaca semuanya. Selamat malam. Semoga kesehatan dan kesejahteraan masih menyertai kita semua, amiin.

Sekilas ketika judul ini muncul, saya teringat kembali ketika tugas dengan Mata Kuliah Komunikasi Politik. Kala itu masih semester tiga. Masih unyu-unyu, hahahha.

Salah satu tugas individu kami adalah membuat opini maupun artikel (yang menurut saya, beda-beda tipis antara opini dan artikel) dengan tema bebas. Yang terpenting harus termuat di media (boleh online maupun cetak). Kalau sampai di muat, “maka siap-siap dapat nilai yang memuaskan”, kata sang dosen.

Dengan pernyataan demikian, sekelas kala itu langsung sibuk bukan main. Hingga hadir pernyataan-pernyataan “ahh, udah pasti si Pulan dapat A, dan kita dapat B, untung sih gak C, hahah”, dan lain sebagainya.

Tulisan opini saya pun berjudul “Antara Harapan dan Kenyataan”. Yang membicarakan tentang pemerintah Aceh kala itu. Singkat cerita, ternyata bukan hanya si Pulan, yang sempat di elu-elukan itu yang katanya dia bisa menulis mendapatkan nilai A, tapi hampir sekelas dapat A. So, ternyata sang dosen bukan menilai, soal di muat atau tidak, tapi kemauan untuk membuatnya sebagai karya sendiri tanpa plagiasi itu jauh lebih sempurna (begitu kira-kira yang saya cerna, meski kebenarannya belum pernah saya tanyakan langsung kepada sang dosen hingga hari ini).



Kemarin akhir 2017 saya mendaftar seminar proposal alias sempro (biar bahasanya kekinian sedikit, heheh). Di tanggal 21 Februari 2018 baru mendapatkan informasi terkait jadwal seminar proposal tersebut. Alhamdulillah, hari inilah seminar proposal skripsi saya berlangsung. Tinggal KKN yang insya Allah bulan depan, sidang, yudisium terakhir pakai toga, (wkwkw), amiin.

Lalu kenapa judul tulisan saya ini “Antara Harapan dan Kenyataan?” Bukankah seminar proposal adalah harapan saya? “Ya, pasti. Seminar proposal adalah harapan saya (tanya sendiri, jawab sendiri, hahaha). Namun, ada juga harapan saya, seminar proposal itu di bulan Maret saja namun kenyataannya diakhir Februari. Itulah maksud dari Antara Harapan dan Kenyataan.

Pernah tidak sahabat, sudah Plan A di hari Selasa dan terjadi Plan B di hari Rabu (dua-duanya ingin kita hadiri, tapi tempatnya berjauhan). Bingungkan harus bagaimana?

Nah itu dia masalahnya, sehingga tulisan ini hadir. Kemarin hari Selasa wisuda salah satu abang saya di IAN Ar-Raniry, Banda Aceh. Hari ini seminar proposal Skripsi saya di Kampus Bukit Indah, Lhokseumawe. Perjalanan dari Banda Aceh-Lhokseumawe, maupun sebaliknya itu biasanya 6 jam (kurang lebih).

Nah, yang menjadi harapan saya lainnya adalah hadir di kedua acara tersebut. Namun kenyataannya, saya hanya bisa ikut seminar proposal tanpa bisa hadir wisuda. Sedih, pasti dong. Sakitnya tu di sini, kata Cita-Citata. Lega, karena siap seminar juga iya. Mau bagaimana lagi. Beras sudah menjadi nasi, begitulah pepatah yang sesuai dengan keadaan hari ini. Jadi, lewati saja dan mencoba menikmatinya.

Ada kala pengorbanan itu dilakukan untuk bisa mencapai target yang lain. Seperti pengorbanan cinta, kita sanggup hujan-hujanan, yang penting si “dia” tidak kebasahan (*eeh abaikan saja, ckckckc).

Ada pengorbanan yang beradu untuk dipilih. Memilih meninggalkan A dan mengambil B, karena ini salah satu cara untuk mewujudkan mimpi kita. Berat dalam memilih pasti iya, tapi ada anugerah yang kita terima bila sanggup melewatinya. Anugerahnya apa? Yakni makna dari proses yang kita lalui, itu sangat bermakna.

Ohya, hampir lupa. Hari ini yang berbarengan sempro dengan saya ada @nnda_putrii (istagram), @coryladyanahutasoit (istagram) dan Noviana. Kini, saya biarkan “Antara Harapan dan Kenyataan” itu berlalu bak kenangan yang tersimpan di album baru.

Terima kasih saya ucapkan kepada dosen pembimbing saya, bapak Kamaruddin, S.Sos., M.Si dan bapak T. Keumal Fasya, S. Ag., M.Hum yang telah membimbing proposal hingga seminar hari ini. Tak terlupakan dosen penelaah bapak Anismar, S. Ag., M.Si dan bapak Subhani, S.Sos., M.Si yang sudi kiranya menjadi dosen penelaah proposal saya.



Akhirnya sampai dipenghujung cerita. Terima kasih juga sahabat semuanya yang kasih semangat selama ini. Konsul-revisi, konsul-revisi dan konsul-revisi bukan kegiatan yang mudah tanpa ada kalian yang hadir dengan kisah perjuagan masing-masing. Meski akan ada konsul-revisi selanjutnya, ahhaha.

Baca Postingan saya sebelumnya Fase Sempro

Terima kasih sahabat semua sudah membaca tulisan saya. Jangan lupa masukan dan sarannya ya. Mari tinggalkan di kolom komentar di bawah ini!

Kampus Bukit Indah, 28 Februari 2018.

Sort:  

Waaahh... selamat calon S. Ikom. Semoga sukses sampe sidang dan wisudah tak menemui hambatan.

Amiin. Terima kasih doanya bang zul. Semoga yang baik-baik juga kembali ke yang mendoakan. Amiin.

congratulations...kak nur. Semoga cepat2 wisuda

Terima kasih kak daaa kuhhh.. amiinn.. semoga doa yang baik kembali lagi ke yang mendoakan. Amiin

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66631.72
ETH 3487.54
USDT 1.00
SBD 2.71