Menjaga Jejak Digital agar Tetap Bersih |

---

Awal Desember 2018 lalu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar Google News Initiative Training Network yang didukung oleh Google, Internews, dan AJI Indonesia. Training ini digelar di sejumlah kota di Indonesia bagi jurnalis, praktisi media, dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Pelatihan yang digelar khusus bagi jurnalis selama dua hari, semakin memperkuat pemahaman jurnalis tentang bahayanya jejak digital. Bahaya kejahatan siber selalu mengintai di mana saja kapan saja. Sebuah data yang diposting beberapa tahun lalu, bisa menjadi sumber yang digunakan untuk kejahatan siber di masa mendatang ketika kita sudah lupa.

Baru-baru ini, seorang sahabat saya yang juga seorang pengusaha muda, mengunduh boarding pass dirinya dalam perjalanan dari Jakarta menuju Lhokseumawe. Saya langsung mengirim pesan WA kepadanya untuk mengingatkan bahaya kejahatan siber, apalagi kawan itu maju sebagai calon anggota DPR-RI pada pemilu 2019. Mungkin karena sedang dalam pesawat, pesan itu baru direspon keesokannya.

---

---

Mengunduh boarding pass memang sangat berbahaya, sebab dari sana bisa ditelusuri nomor KTP dan kartu kredit. Berbagai kemungkinan kemudian bisa terjadi ketika kartu identitas bisa ditembus.

Menjaga jejak digital agar selalu bersih memang sangat penting. Ada yang berpendapat bahwa dia merasa aman-aman saja karena tidak punya musuh, tidak punya uang, atau bukan pesohor. Namun, itu adalah kondisi saat ini yang bisa saja berubah di masa depan. Jadi, jangan buka rahasia Anda di jejak digital.

Banyak aplikasi gratis yang bisa digunakan untuk mencari jejak seseorang. Dengan keterampilan minimalis pun, kita bisa melakukannya, apalagi bagi peretas yang memiliki keahlian khusus dalam membongkar akun seseorang.

---

---

---