The Diary Game Season 3, Senin, 26 Oktober 2020 (masih di Rumah Duka)steemCreated with Sketch.

in #betterlife4 years ago

IMG_20201028_205002.jpg

Tadi malam, kabar duka lainnya kembali kami terima. Salah satu warga disekitaran tempat tinggal kami, kembali berpulang kepada Yang Maha Kuasa. Rumahnya juga tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami. Hanya berkisar sekitar lima menit perjalanan dengan sepeda motor. Memang usia tak ada yang tahu. Kematian tak ada yang bisa menebak kapan dan dimana. Kita hanya bisa berdoa semoga semasa hidup kita di dunia, banyak pahala yang kita kumpulkan sebagai bekal menghadap-Nya kelak.

Dan alhamdulillah pagi ini saya dan keluarga masih di beri umur panjang dan kesehatan yang prima. Walaupun tidur sedikit tidak maksimal, namun pagi nya masih bisa beraktivitas dengan normal. Pagi ini saya menjalani hari seperti biasa. Dimulai dari bangun pagi, kemudian sholat subuh dan langsung beranjak ke dapur untuk menyiapkan menu sarapan dan makan siang untuk keluarga tercinta.

IMG_20201028_145945.jpg
foto menu sederhana yang sempat saya siapkan hari ini di rumah

Selesai masak dan beres-beres bagian dapur, saya membangunkan anak-anak agar mereka segera mandi, sarapan dan bersiap ke sekolah. Saat anak-anak sudah berangkat ke sekolah, saya menunggui Si Kecil terbangun sambil menikmati secangkir kopi susu dan beberapa potong wafer cokelat. Saya termasuk orang yang sangat susah sarapan pagi dengan nasi. Walaupun harus makan nasi, biasanya selalu di atas jam 10 pagi. Tak berselang lama, Si Kecil terbangun. Saya langsung memandikannya dan menyuapi nya sarapan. Kemudian menitipkan nya di bawah asuhan neneknya hari ini.

Biasanya hari senin kami selalu jalan-jalan berdua. Saya libur dari tugas negara dan hanya tinggal kami berdua dirumah dengan Si Kecil yang belum bersekolah. Kami akan mengisi pagi dengan berjalan-jalan kemanapun Si Kecil suka. Tapi hari ini adalah pengecualian. Saya tidak bisa mengajaknya pergi, karena ada pekerjaan yang menanti di rumah duka. Jadi selesai mengurus Si Kecil, saya langsung menuju kerumah duka. Hari ini merupakan hari ke empat Alamrhumah meninggal, dan di perkirakan akan banyak tamu yang datang untuk berbelasungkawa.

IMG_20201028_142604.jpg
wafer Chocolate yang menemani sarapan saya pagi ini

Saat saya tiba, sudah banyak tetangga yang berdatangan. Semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sedang membersihkan ikan, ada yang mencincang sayur mayur dan lain sebagainya. Dan hari ini saya mendapat giliran di dapur bagian goreng menggoreng. Mulai dari menggoreng ikan, kerupuk sampai dengan ikan asin. Enaknya bagian ini, kita tak perlu kesana kemari. Hanya tinggal duduk manis di depan penggorengan. Yang tidak enaknya, harus siap sedia saat minyak goreng terpercik kesana kemari. Tapi karena di kerjakan sambil di selingi canda tawa, semuanya menjadi tak terasa.

Kegiatan masak memasak baru kelar sebagian saat jam menunjukkan pukul 12. 30 siang. Tamu yang datang juga sudah tidak sebanyak sebelum jam 12 siang. Setelah membantu mencuci semua piring kotor, kami semuanya makan siang terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah masing-masing, untuk sholat dhuhur dan beristirahat sejenak, sebelum kembali lagi ke rumah duka. Selesai sholat di rumah, saya menemani anak-anak sebentar mengerjakan tugas yang mereka dapat dari sekolah hari ini, agar nanti malam mereka bisa langsung tidur tanpa harus sibuk dengan Pekerjaan Rumah dari sekolah.

Jam tiga sore, langit kembali tampak mendung. Awan hitam mulai berarak di langit. Angin juga mulai berhembus kencang. Kali ini lebih kencang daripada kemarin. Bahkan sampah ringan sampai terbawa angin. Saya bergegas ke rumah duka, meninggalkan anak-anak di rumah dengan neneknya. Kami bekerja dengan terburu-buru. Karena kondisi cuaca seperti ini rentan pemadaman listrik. Sebagian dari kami juga mulai mengamankan meja hidangan, agar tidak kemasukan debu dan partikel lainnya dalam kondisi cuaca seperti ini.

IMG_20201028_170930.jpg
potret suasana langit yang menghitam sebelum hujan turun dengan deras

Untungnya sampai Azan Ashar terdengar dari mesjid terdekat, hujan masih belum juga turun. Pekerjaan kami memasak dan kegiatan lainnya selesai tepat waktu. Saya segera pulang saat tak ada lagi yang bisa di kerjakan. Sesampainya di rumah saya segera mandi dan sholat Ashar. Baru raka'at ke dua, hujan deras yang di sertai angin kencang mulai terdengar. Sayup-sayup terdengar bunyi pintu dan jendela yang terhempas angin kencang.

Saat saya selesai sholat, beberapa bagian rumah yang dekat dengan pintu dan jendela nampak basah terkena air hujan. Bergegas saya menutup pintu dan jendela, dan membersihkan bagian yang kotor dan basah. Saat saya menuju ruang tamu, tempat anak-anak sedang bermain, saya mendengar percakapan mereka. Salah satu yang di tangkap indera pendengaran saya adalah kata-kata Si Kembar, "biasanya kalau hujan gini, dibuatin Mie Rebus sama Papa". Harus saya akui, Mie Rebus buatan Ayahnya anak-anak memang lebih enak daripada Mie Rebus buatan saya.

IMG_20201028_150400.jpg
mie rebus ala saya yang baru hari ini tidak di komplain sama anak-anak

Namun begitu, saya tetap ke dapur dan membuatkan mereka Mie Rebus. Saya maklum, cuaca hujan lebat dan angin kencang seperti ini memang sering membuat lapar. Tiga puluh menit kemudian, Mie Rebus ala saya sudah siap di santap. Saat saya hidangkan satu persatu di depan mereka Mie Rebus ala saya, mereka langsung memekik kegirangan. Hanya menunggu hangat, Mereka mencicipinya dengan penuh khidmat. Tak ada komplain yang keluar, mungkin rasa lapar mengalahkan segalanya. 😊😊

Hujan baru berhenti total saat Azan Magrib terdengar. Suami saya yang baru pulang juga nampak sangat kebasahan. Setelah sholat dan makan malam, tak ada kejadian spesial yang kami alami. Saya langung menemani anak-anak yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Jam 8 malam, semuanya sudah mengantuk dan tertidur. Saya juga langsung beristirahat setelah membereskan bekas mainan anak-anak. Semoga besok masih di beri kesehatan dan umur panjang.

Sekian diary saya hari ini, terimakasih untuk teman-teman yang sudah berkunjung ke postingan saya.

More about me click👉 (Here)

Salam @ernaerningsih.

Sort:  

Sepertinya dalam seminggu ini suasana duka masih menyelimuti keseharian mbak Erna.

Iya betul sekali @midiagam. Pagi ini pun sudah bertambah satu lagi yang meninggal. Entahlah, tak ada yang tahu kapan ajal tiba.

Iya mbak, takdir adalah rahasia Sang Ilahi, semoga kita kembali PadaNya dalam keadaan Selamat iman.

Amin ya Rabb

Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.

And thank you for setting your post to 100% Powerup.

Keep following @steemitblog for the latest updates.

The Steemit Team

Itu sepertinya mie rebus paling malas yang anda bikin ya Tante..🤣

🤣🤣🤭🤭🤦‍♀🤦‍♀

Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.

And thank you for setting your post to 100% Powerup.

Keep following @steemitblog for the latest updates.

The Steemit Team

Thank you so much for your support

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62763.51
ETH 2579.20
USDT 1.00
SBD 2.72