KONTES BAHAGIA ITU SEDERHANA 2: REFLEKSI KEBAHAGIAAN MASA LALU

image

Tepat pada bulan Juni 2014, senyum ini terukir di wajah adik-adikku tercinta. Moment itu adalah ketika saya diwisuda sebagai sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan.

Senyum ini saya abadikan dengan kamera handphone Nokia X2 yang saya miliki saat itu. Saya belum punya android. Yang paling besar namanya "Sintia Fitriana", sedangkan yang paling kecil bernama "Cahaya Ramadani". Mereka berdua masing-masing menginjak kelas 4 dan kelas 1 Sekolah Dasar pada saat itu.

Euphoria wisuda yang menjangkiti para wisudawan-wisudawati saat itu ternyata menular kepada mereka berdua. Selepas saya turun dari panggung penyematan gelar sarjana di auditorium IAIN Padangsidimpuan, mereka berdua berlomba-lomba berlari mendatangi saya untuk meminta toga yang sedang saya kenakan.

Mereka berebut dan menggodaku agar mereka dapat meminjam toga itu. Lalu akhirnya saya berikan, dengan syarat tidak boleh ada pertengkaran mengenai siapa yang lebih dahulu mengenakannya.

Seterusnya, kami bertiga pergi mencari tempat shoot foto yang bagus. Ternyata, pertengkaran yang saya khawatirkan pun terjadi. Mereka berebut tentang siapa yang lebih dulu di foto menggunakan toga.

Saya berharap, adik saya yang paling besar akan mengalah terhadap adik saya yang paling kecil. Ternyata kenyataannya tidak sesuai harapan saya. Dengan semangatnya, mereka terus berusaha mengambil giliran pertama. Tidak disangka, justru adik saya yang paling kecil mengalah. Dia mengatakan, "ya sudah lah, biar lah kakak yang duluan". Kalimat yang dia gunakan hampir menyerupai orang dewasa, padahal dia masih kelas 1 SD.

Aku pun terheran-heran melihat kejadian itu, karena biasanya anak yang paling kecil lebih keras kepala dan egois. Secara spontan keluar ucapan dari mulut saya, "kakak contoh lah itu si adek, dia lebih bijak darimu, padahal kamu loh kakaknya", ucapku kepada adikku yang paling besar.

Setelah itu, mereka bersepakat difoto bersama-sama sembari menunjukkan senyuman paling manis di dunia. Ibu dan Ayahku tersenyum bahagia melihat tingkah mereka berdua.

Sekarang, kami terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Saya di Jakarta, dan mereka di Padangsidimpuan (Sumatera Utara). Rindu rasanya ingin pulang, hanya bisa pasrah menunggu waktu liburan yang akan datang.

Moment ini sangat berkesan bagi saya. Hingga saat ini, ketika saya mengalami kegalauan, saya selalu membuka foto ini di handphone saya. Hati terasa menjadi lega dan bahagia.

Salam rindu buat adik-adikku di rumah. Semoga kalian bahagia selalu.

Terima kasih juga buat @anggreklestari yang telah mengadakan kontes Bahagia Itu Sederhana 2. Kontes ini telah mengembalikan kebahagiaan saya yang sempat terlupa karena sibuk beraktifitas seharian.

Bagi teman-teman steemian yang ingin ikutan kontes ini, silahkan di lihat di link berikut:
https://steemit.com/contest/@anggreklestari/the-contest-of-happiness-is-simple-2-immortalize-your-happiness-moment-in-a-post

image

image

image

Sort:  

Sepertinya teman yang satu rindu pulang kampung..

bahagia itu bisa berkumpul bersama keluarga dan bercanda tawa.

very simple

Congratulations @andi.satria.hrp! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You got your First payout

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.

To support your work, I also upvoted your post!
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Jadi ingat adek sendiri. Aku malah engga akrab dengan adek-adek.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.17
JST 0.033
BTC 64258.81
ETH 2772.25
USDT 1.00
SBD 2.65