Kontes Bahagia Itu Sederhana #1 Steemit Membangkitkan Bakat Menulis
Steemit, sebuah kata yang belum pernah ku dengar selama ini dan agak aneh kedengarannya. Ketika pertama kali mendengar kata "Steemit", pertanyaan yang pertama muncul adalah "siapa itu Steemit ?".
Pertama kali saya mendengar Steemit ketika saya secara tidak sengaja menguping percakapan teman-teman kos saya. Sebut saja nama salah satunya Andrian Habibi. Dia terlihat begitu semangat dan bergairah menceritakan tentang Steemit kepada teman-teman lain yang memang masih satu kos dengan kami.
Melihat tingkah laku mereka, awalnya saya merasa mereka terlalu lebay. Karena menurut saya, pembahasan yang mereka perbincangkan tidak terlalu penting.
Selang tak beberapa lama, saya pun berniat memperingatkan mereka agar berhenti membahas Steemit, suara mereka terasa begitu bising seperti knalpot motor racing.
Saya mendatangi mereka dan dengan yakin saya bilang: "sudah lah, memangnya tidak ada pembahasan lain yang lebih penting. Sedari tadi siang kalian ngomongin Steemit terus, saya bosan. Memangnya apa itu Steemit sih ? Gak penting banget."
Eh, ternyata dengan kehadiran saya, bukannya malah menghentikan pembahasan Steemit, tetapi malah saya yang jadi objek ceramah Steemitnya. Bahaya, terucap dalam hati saya.
Saya berusaha tak mendengarkan, akan tetapi ada satu hal terucap dari Andrian Habibi yang membuat saya tertarik untuk mendengarkan. "Di Steemit ini, tulisan kita sangat dihargai secara moril maupun materil", ucapkanya.
Kemudian saya berbalik bertanya: maksudnya bagaiman Bg ?" Lalu dia menjelaskan perbedaan dan keistimewaan Steemit dibanding media sosial lainnya. Sontak saja, saya langsung menanyakan bagaimana cara mendaftar di Steemit. Kemudian saya dibantu untuk mendaftar, hingga saya mendapatkan password akun Steemit saya di pekan selanjutnya.
Setelah kejadian itu, saya jadi tahu apa itu Steemit, ternyata bukan nama orang.
Saya aktif menulis apapun yang ingin saya tulis. Minat dan bakat menulis saya yang selama ini terpendam, akhirnya terpraktekkan secara leluasa.
Akan tetapi, saya mendapat ejekan dari teman-teman kos saya yang telah lebih dulu aktif di Steemit. Saya yang pada awalnya dianggap orang yang sangat tidak suka terhadap pembahasan Steemit, kemudian berubah menjadi pegiat aktif Steemit. Ejekan dan bully yang di lontarkan terus menerus ke saya melahirkan canda dan tawa disertai dengan berbagai kalimat-kalimat ngeles untuk menyelematkan diri dari bahaya air liur mereka yang terus menyerang saya.
Disaat itu, saya menyadari bahwa bahagia itu sederhana. Tidak perlu mengeluarkan materi yang banyak ataupun menjadi pejabat tinggi negara, akan tetapi cukup dengan ejekan disertai dengan air liur yang berterbangan tanpa arah yang melahirkan canda dan tawa. Itu pun sudah mampu mengukir senyum di bibir saya.
Bahagia Itu Sederhana #1
Semangat!!! Semoga beruntung yaa bang 😁😁
Ok....
Hahahaha mana nih pemilik kontes
@anggreklestari
Congratulations @andi.satria.hrp! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of upvotes received
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Do not miss the last announcement from @steemitboard!
semoga mendapatkan kebahagian ya bg..
Ini judulnya benci jadi cinta ya ahahaha