Anakku Seorang Pahlawan

in #life7 years ago (edited)

Selamat beraktifitas sahabat Stemians dimanapun anda berada, semoga anda dalam keadaan sehat wal afiat.
Pada kali ini saya akan berbagi sebuah cerita, semoga bisa bermanfaat kepada sahabat Stemians. Selamat membaca...

Di dalam suatu kelas di salah satu sekolah ada 20 orang murid, setiap kenaikan kelas, anakku selalu mendapat ranking ke 18. Lama kelamaan, ia dijuluki dengan panggilan nomor 18. Sebagai orangtua, kami merasa panggilan ini kurang enak didengar, namun anehnya anak kami tidak merasa keberatan dengan panggilan ini.


school-2207393_640.jpg


Source Picture


Pada sebuah acara keluarga besar, kami berkumpul bersama di sebuah restoran. Topik pembicaraan semua orang adalah tentang jagoan mereka masing-masing. Anak-anak ditanya apa cita-cita mereka kalau sudah besar?

Ada yang menjawab jadi dokter, pilot, arsitek, bahkan presiden. Semua orang pun bertepuk tangan. Tapi anak kami terlihat sangat sibuk membantu anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat, kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya. Didesak orang banyak, akhirnya dia menjawab:
"Saat aku dewasa, cita-citaku yang pertama adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari, lalu bermain-main."

Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan apa cita-citanya yang kedua. Dia pun menjawab:
"Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang."

Semua sanak keluarga saling pandang, tanpa tahu harus berkata apa. Nampak raut muka isteriku pun terlihat canggung sekali. Sepulangnya kami kembali ke rumah, isteriku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak kami kelak hanya menjadi seorang guru TK?


food-for-education-885870_640.jpg


Source Picture


Anak kami sangat penurut, dia tidak lagi membaca komik, tidak lagi membuat origami, tidak lagi banyak bermain. Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan terus tanpa henti.

Sampai akhirnya tubuh kecilnya tidak bisa bertahan lagi terserang flu berat dan radang paru-paru. Akan tetapi, hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa, atau menangis, tetap saja rangking 18. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak memahami akan nilai di sekolahnya.


asia-1782430_640.jpg


Source Picture


Pada suatu minggu, teman-teman sekantor mengajak pergi rekreasi bersama. Semua orang membawa serta keluarga mereka. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan kebolehannya. Anak kami tidak punya keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan sangat gembira. Dia seringkali lari ke belakang untuk mengawasi bahan makanan, merapikan kembali kotak makanan yang terlihat sedikit miring, mengetatkan tutup botol yang longgar, atau mengelap wadah sayuran yang meluap ke luar. Dia sibuk sekali, bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.

Ketika makan, ada satu kejadian tak terduga. Dua orang anak lelaki teman kami, satunya si jenius matematika, satunya lagi ahli bahasa Inggris berebut sebuah kue. Tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau saling membaginya. Para orang tua membujuk mereka, namun tak berhasil. Terakhir anak kamilah yang berhasil melerainya dengan merayu mereka untuk berdamai.

Ketika pulang, jalanan macet. Anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku membuat guyonan dan terus membuat orang-orang di dalam mobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan berbagai bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas berbentuk hewan masing-masing dan mereka terlihat begitu gembira.


kids-909715_640.jpg


Source Picture


Selepas ujian semester tiba, aku menerima telpon dari wali kelas anakku. Pertama-tama, mendapatkan kabar kalau rangking sekolah anakku tetap saja 18. Namun, dia mengatakan ada satu hal aneh yang terjadi pada anakku. Hal yang pertama kali ditemukannya selama lebih dari puluhan tahun mengajar. Dalam ujian bahasa indonesia, ada sebuah soal ujian tambahan. Dalam soal itu tertera:

SIAPA TEMAN SEKELAS YANG PALING KAMU KAGUMI DAN APA ALASANNYA?

Dan jawaban dari semua teman sekelasnya anakku, tak ada satu pun jawaban yang berbeda. Mereka serentak menuliskan nama anakku. Mereka mengatakan, karena anakku sangat senang membantu orang lain, selalu menghibur, selalu memberi semangat, dan enak diajak berteman.

Sang Wali Kelas memberi pujian.

"Anak bapak ini kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu". Tak berselang berapa lama, aku mencandai anakku dan berkata padanya.

"Suatu saat kamu akan jadi pahlawan."

Anakku yang sedang merajut selendang leher tiba-tiba menjawab.
"Ibu guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan."

Dia lalu melanjutkan.
"Ayah... Aku tidak mau jadi pahlawan. Aku mau jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan saja."

Aku terkejut mendengarnya. Dalam hatiku pun terasa hangat seketika. Seketika hatiku tergugah oleh anakku. Di dunia ini banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi seorang pahlawan, jadi orang-orang hebat, atau orang terkenal. Namun anakku memilih untuk menjadi orang yang tidak 'terlihat'. Seperti akar sebuah tanaman, tidak terlihat, tapi dialah yang mengokohkan, dialah yang memberi makan dan dialah yang memelihara kehidupan yang lain.


children-602967_640.jpg


Source Picture


Dari cerita yang saya posting tersebut, dapat saya simpulkan bahwa "Hidup itu bukan semata-mata untuk menunjukan siapa yang paling penting, siapa yang paling berperan, atau siapa yang paling hebat, tapi sederhana saja, siapa yang paling bermanfaat bagi yang lain".

Isi postingan ini ada beberapa bagian yang saya ambil dari artikel annasahmad.wordpress.com dan saya tambahkan dengan isi pemikiran saya. Semoga membawa inspirasi bagi sahabat Stemians khususnya.

Kalau sahabat menyukai postingan saya silahkan di upvote dan ikuti @amryksr untuk bisa melihat postingan saya selanjutnya di feed anda.


Follow Me @amryksr

Sort:  

Dari cerita postingan ini, sya mendapatkan gambaran bahwa anak tersebut terlihat sebagai yang rendah diri, sangat bermanfaat bagi orang lain terutama kepada temannya dan orang tua, dan masalah akademik dengan rangking 18 itu bukanlah masalah, karena anak yang penurut dan selalu baik itu mudah untuk diajak ataupun diajarkan suatu ilmu apapun pada anak tersebut, saya jadi ingat kata seorang dosen dulu saat belajar psikologi, bahwa suatu saat nanti yang paling dibutuhkan adalah orang yang baik, akhlak yang mulia walaupun dari segi akademik lebih rendah dari pada orang yang tinggi akademik namun kelakuannya tidak bisa membawa manfaat bagi orang lain, contoh pemimpin yang pandai tapi mengunakan kepandaian untuk korupsi, memprovokasi dan sebagainya, namun peminpin yang mempunyai sifat rendah diri, tawadhu walau tidak pandai dapat bertanya dan belajar, sehinga dapat mengambil kebijakan yang pro rakyatnya, anak dalam cerita tersebut bagi saya menjadi nasehat pengingat terutama dalam berkehidupan dimasyarakat, terima kasih atas postingan ini. Telah mengingatkan saya bahwa sebaik manusia adalah yang banyak memberikan manfaat bagi orang lain bahkan mahkluk yang ada dibumi ini, tulisan ini pula mengingat kita semua akan perilaku baginda Rasulullah Muhammad SAW. Mari bershalawat untuk beliau

Jangan menilai seseorang dengan nilai akademik. Karena nilai akademik bukan dijadikan tolak ukur seseorang

Keinginan kita sebagai orang tua adalah ingin melihat anak-anak kita sukses, tapi kita perlu memperhatikan bakat alami dari dia. Pada saat saya masih belajar dibangku SMP, salah seorang Guru SMP saya mengatakan, ketika kalian sudah berumah tangga dan punya Anak nanti, kalian jangan memaksakan anak2 kalian mengikuti keinginan kalian, tapi usahakan lihatlah bakat alami yang dimilikinya. Anak-anak mulai sejak kecil sudah terlihat bakatnya, "tinggal bagaimana kecerdikan kita dalam memperhatikan" katanya.
Setelah mendengarkan argumen dan pemahaman dari Guru saya tersebut, saya sering mempelajari dan mengamati anak-anak yang mulai tumbuh dan berkembang, hingga saya berhasil menemukan seorang anak yang punya bakat luar biasa, dia membuat coretan biasa dibuku tempat dia belajar, tapi bentuknya persis sebuah pemandangan, memang dia menyukai pemandangan. Pemandangan yang dia gambarkan terkait dengan pegunungan, hasil perjalanan wisata dengan keluarganya. Padahal anak tersebut baru masuk TK, jangankan diajari menggambar menulis pun baru abc dan angka 123, sehinggga saya menyimpulkan bahwa anak tersebut punya karya seni yang luar biasa dan kelak akan menjadi seniman sukses, bila didukung oleh keluarganya. Seiring berjalannya waktu anak tersebut tumbuh dan dewasa, bakat seni yang dia miliki makin nampak dan terlihat pada orang tuanya. Kebetulan orang tuanya adalah pecinta seni, sehinggga orang tuanya mendorong anaknya kearah tersebut, dengan cara menyekolahkan nya di sekolah seni. Sekarang dia menjadi salah satu seniman terkenal di Aceh. Bakat seorang anak dapat dengan mudah diketahui oleh orang tuanya, cuma sejauhmana orang tuanya mau mengikuti bakat yang dimiliki oleh Anaknya, karena kebanyakan orang tua menginginkan anaknya suatu saat menjadi PNS. Dari cerita yang saya baca diatas, saya mengambil kesimpulan anda menginginkan anak anda sukses, tanpa mengakomodir bakat anak anda. Mohon maaf bukan bermaksud menghakimi, tapi secara keseluruhan jika ini benar apa yang anda lakukan, maka anda harus anda memperbaikinya @amryksr . Sifat baik, penyayang, rendah hati dan lainnya yang dimiliki oleh anak anda, menggambarkan kebijaksanaan yang akan mengangkat derajat orang tuanya suatu saat nanti, kebaikan dan sifat penyayang yang dia miliki adalah bahagian dari keuntungan bagi sesamanya.
Salam @safwaninisam

Kebanyakan orang memaksa anaknya untuk keinginan orang tua. Tanpa melihat bakat anaknya yang sesungguhnya.
Ujung-ujungnya bertolak belakang.

Kita tidak pernah menyadari setiap insan memiliki bakat tersendiri, kadang bakat yang di miliki orang lain kita remehkan, padahal bakat itulah yang tidak semua insan memilikinya. Dari cerita diatas sungguh mulia cita-cita anak tersebut, kita sering merehkan cita-cita yang mulia seperti itu. Seperti cita-cita jadi ibu rumah tangga, kita sering bilang bahwa ibu rumah tangga tidak ada pekerjaan, beranikah anda bilang begitu? Apa anda tidak ingat pagi-pagi ibu rumah tangga masak sarapan untuk kita, setelah memasak mereka menyuci, setelah menyuci mereka masak lagi untuk makan siang dan malam pun tiba kita gangguinnya sehingga tidak nyenyak tidur. Apakah itu bukan pekerjaan? Sunguh terlalu yang tiada menghargai bakat orang lain. Terima kasih @amryksr telah berbagi saya sangat menyukai cerita anda

Orang lain salah menilai.
Padahal luar biasa kebiasaan yang dia lakukan tanpa orang lain memahaminya

Dari cerita diatas dapat disimpulkan yang bahwa, setiap manusia yang diciptakan allah punya bakat, keahlian, dan keunikannnya yang berbeda-beda tergantung manusia itu sendiri, jadi jangan sekali-kali kita meremehkannya walaupun bakat itu terlihat aneh dan tidak menarik, karena setiap orang yang mengembangkan bakat yang dia miliki walau pada dasarnya tidak banyak yang tertarik, insyaallah semuanya akan berubah dan mengaguminya karena konsistenya dalam mengembangkan apa yang dia miliki dengan syarat semuanya masih dalam batasan-batasan norma agama, apalagi dari cerita diatas menunjukkan sebuah cita-cita yang sangat mulia dari anak tersebut walau mungkin banyak yang tidak menginginkannya, dia hanya bercita ingin menjadi seorang guru TK dan ibu rumah tangga yang tentunya pekerjaan yang sangat mulia, karena dasar lahirnya pendidikan bagi seorang anak adalah dari didikan ibunya yang berlanjut dengan pendidikan disekolah.

Cerita menarik, sukses terus buat @amryksr

Salam KSI....

Kebanyakan orang melihat keanehan dari perilaku anak tersebut. Padahal pembedaan dari anak tersebut berdampak kepada orang lain yang sangat luar biasa.

ka iteumee lee i @cheetah nyan lagoe.beu hati-hati @amryksr

Hana masalah nyan tgk @khairulmuammar.
Jipeugah le cheetah nyan menyerupai.
Koen jelas inan di postingan loen, loen peugah sumber jih.

eu meunyoe meunan jeut,bek sampe meuramah ek lam siteuk eunteuk

Bereh nyan.
Menyoe awak hana muphoem ka nyoe nyan jipike ka masalah rayeuk that jitamoeng cheetah

This post has been ranked within the top 80 most undervalued posts in the second half of Jul 19. We estimate that this post is undervalued by $10.27 as compared to a scenario in which every voter had an equal say.

See the full rankings and details in The Daily Tribune: Jul 19 - Part II. You can also read about some of our methodology, data analysis and technical details in our initial post.

If you are the author and would prefer not to receive these comments, simply reply "Stop" to this comment.

Rangking masalah angka. ga jd patokan bodoh pintar atau kehebatan seseorang.

100% itu benar...!

Cerita tentang anak ranking sekian ini sudah sering saya baca di dunia maya karena memang sempat viral bbrp waktu lalu. Pesan dari cerita ini sendiri sangat bagus, tapi saya tidak akan membahasnya. Saya lebih tertarik mengamati postingan ini secara keseluruhan. Disebutkan bahwa beberapa bagian dari tulisan di atas diambil dari artikel di sebuah blog, dan ditambahkan pemikiran sendiri. Kalau saya lihat paragraf2 di postingan di atas sama dengan yang disebutkan oleh cheetah. Menurut hemat saya, praktek menulis kembali tulisan lain semacam ini harus kita hindari meskipun kita menyebutkan sumbernya. Kita harus ingat bahwa Steemit menjunjung tinggi orisinalitas suatu karya. Jika memang kita ingin memasukkan bagian tulisan dari sumber lain, ada 3 cara yang bisa kita pakai:

  1. Mengutip
  2. Parafrase (menuliskan kembali sebuah ide orang lain dengan kata-kata kita sendiri)
  3. Membuat kesimpulan

Dalam kasus postingan di atas, saya melihat lebih bagus kalau cerita yang panjang itu dibuat kesimpulan saja karena kalau dikutip atau parafrase akan kepanjangan. Nah, kesimpulan yg sudah dibuat tadi bisa dipadukan dengan buah pemikiran sendiri. Demikian, semoga masukan ini bisa diterima dan dipandang konstruktif supaya selanjutnya tulisan2 kita semakin berkualitas. Salam.

Salam hangat bg @amryksr
Tulisan abg sangat menyentuh tentang cara saya berpikir dan melihat suatu masalah. Cerita ini menggambarkan tentang Ayah Bijak dan Anak Luar Biasa.
Dalam tulisan abg ini terdapat saripati yang begitu dahsyat, yang mengajarkan kita bagaimana memaknai sebuah drama kehidupan. Kita harus selalu menjadi seorang yang orang tua (ayah) yang bijaksana dalam mendidik dan mengarahkan masa depan anak. Peran orang tua dalam hal ini merupakan alasan utama terbentuknya cara berpikir dan bertindak dari seorang anak.
Saya lagi-lagi harus angkat topi kepada sang ayah dalam cerita ini, yang akhirnya tidak takut tentang cara berpikir tentang bagaimana hidup anaknya ke depan. Artinya, sang anak telah mampu memberikan pelajaran penting kepada sang ayah.
Terakhir saya ingin sampaikan pendapat, karakter seorang anak pasti lahir dan 'turun' dari sikap dan katakter orang tuanya.
Anak yang hebat pasti lahir dari orang tua hebat, dan orang tua hebat akan melahirkan anak yang hebat pula. Hebat yang penuh nilai, tatakrama dan tawakkal kehidupan.
Salam sukses bg @amryksr

Sebelum saya posting cerita ini saya sudah tertarik dengan anak tersebut yang luar biasa

Tidak ada istilah "bodoh" pada manusia, hanya saja kita memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda sesuai dengan bidangnya masing-masing. Semoga dengan postingan anda ini, akan membuka hati kita semua agar tidak saling menjatuhkan dan meremehkan orang lain. Terimakasih telah berbagi @amryksr

Kebanyakan orang menjatuhkan orang lain.
Padahal kemampuan anak tersebut diluar kemampuan orang lain.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58054.32
ETH 2357.16
USDT 1.00
SBD 2.42