Why (Most People of Aceh) Don't Like Indonesia?

in #aceh7 years ago (edited)

Warning: This article is my personal opinion. I write what I feel.



Flag of the Aceh Sultanate. Source: Wikipedia
Aceh has a long and tedious history. In historical literature it has been mentioned that Aceh (Kingdom) has controlled most of Southeast Aceh and Nusantara under Sultan Iskandar Muda (1607-1636). It is this historical memory that leads the Acehnese trapped in the glorious euphoria. I personally are part of those people. I read history books about it. I am amazed at the Sultan Iskandar Muda's fair and wise character. I imagined that I would be like Sultan Iskandar Muda, in the sense of being a just and wise Acehnese.

The period of glory was slowly receding because of the lack of skillful successors of the Sultan who led. Aceh's dominions were lost to rebellion and betrayal. Aceh experienced periods of receding post Sultan Iskandar Muda. However, the spirit of the struggle of the people of Aceh will never recede even though the invaders continue to change.

In the Dutch colonial period, the Kingdom of Aceh began to weaken. Nevertheless, the Aceh and Dutch Wars were carried out in groups or individuals by the people of Aceh. This war lasted between 1873-1904. And this is the fastest war conducted by the Dutch in Indonesia. The Dutch failed to control all of Aceh. This is very different from other areas colonized by the Dutch in Indonesia. Imagine, the Netherlands was in Aceh only 31 years old, while other parts of Indonesia (part of the opinion) Dutch colonized for about 300 years. This is also one of the reasons why they are proud to be Acehnese.


Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF)


Flag of Aceh. Source: Wikipedia

According to wikipedia ASNLF or Gerakan Aceh Merdeka (GAM) is a separatist organization with a goal to get Aceh out of the Unitary State of the Republic of Indonesia. The conflict between the Indonesian government and GAM resulting from this disagreement has taken place since 1976 and caused the fall of almost 15,000 people. In these times, armed conflict often occurred between the Indonesian army and the rebel army. I am fortunate not to experience directly this armed conflict. Perhaps, there are some Steemians here who have experienced direct violence by the Indonesian army. When this conflict occurred, we were very frightened to see the Indonesian army. They often sweep to the villages, and beat innocent people.

Many young Acehnese were abducted by soldiers and they never went home. They are accused of being involved in rebel groups. I think this rebellion happened because the Indonesian government in Jakarta never thought about the fate of the Acehnese people. Whereas Aceh's natural resources rich in minerals and gas have been gradually dredged. The result of such wealth is never felt by the people of Aceh. The poverty rate in Aceh is the lowest in comparison to other provinces in Indonesia. Who is not disappointed when getting that bad treatment?


Peace Between GAM and Indonesia

MoU between GAM and Indonesia in Helsinki. Source: Aceh Tribun.

The peace agreement between GAM / ASNLF and the Government of Indonesia was signed in Helsinki, Finland, August 15, 2005. Indonesia was represented by Justice and Human Rights Minister Hamid Awaludin, while GAM sent Malik Mahmud Al Haytar to sign the Memorandum of Understanding (MoU). One point of the agreement is to give Aceh a special law governing their government. This particular law does not exist in other provinces in Indonesia. In addition, Aceh also has local political parties, Aceh gains greater natural wealth, and other privileges.

All the rebels joined in GAM have returned to become Indonesian citizens. The government has also forgiven their mistakes. However, other problems arise. Sometimes the Indonesian Government violates several agreements. This is another reason why (some people of Aceh) are still very difficult to trust Indonesia. They often lie.


My Position

I am Acehnese. I have an Indonesian identity card. I also have an Indonesian passport. I am an Indonesian government employee who works as a teacher. I was able to write into Indonesian very well. I am the author of Indonesia. I am a weak man overshadowed by a pseudo-power. In my heart, I also do not like the corrupt Indonesian Government. Indonesian rotten politicians have destroyed Indonesia. Sometimes I am ashamed to be Indonesian because of them.

me.jpg
This is me


Sort:  

krak. artikel yang menarik

Busoe beurani hana teuga lom. Tarekan golom brat.

Ka brat lagoe droneuh...

Pasti terjebak bak paragraf 1 ngon paragraf terakher 😄

Nyan kon jebakan, dan han terjebak.. meunurot lon, hana payah neutamong lam ranah nyoe sare apabila memang neu jak mita raseuki ngon postingan bahasa indonesia. Sabab, saban lagee ta cilet ek bak muka droteuh kemudian ta jak di keu kawan rame (rakyat donya). Munyo lon di posisi droneuh, lon tuleih ju artikel lam bahasa indonesia lagee biasa tanpa lon jak peugah2 persoalan keseberangan ideologi.

Komentar hana sesuai ngon postingan lon 😄😴

Dalam postingan di ateuh hana lon ceukot teuntang tuleh lam bahasa Indonesia. Cuman pandangan pribadi lon, pakon (sebagian besar ureung Aceh - termasuk lon pribadi) tidak menyukai Indonesia. Konklusi jih paleng miyueb. Nyan ban.

Peu nyoe ka @teukumukhlis??? Ho ka neu caroeh?
Mantong hana meuhoe sahoe sang droeneuh...
@steemvest17 ci bri suplemen ile bacut.

Mungken beda cara pemahaman.

Krak barang, jet syiet daripada hana haha :D

Tulisan bagus, cuma judulnya agak2 gimana gitu :)

Jangan terjebak dengan judul 😁

Karena judul adalah yg pertama dibaca, besar kemungkinan pembaca akan terjebak :)
Menurut ane judulnya agak sensitif :)

Artikel keren. Pasti nulis nya lama. Mesti buka literatur hehehe.... Sukses ya.

Mas Teukumukhlis, saya dalam hal ini bisa menyimak dan menghargai pendapat anda, saya tidak menyukai juga mengenai korupsi yang ada di pemerintahan Republik Indonesia. Akan tetapi di masa pemerintahan yang saat ini berlangsung (di era Presiden Jokowi) memang ada usaha keras untuk melakukan perbaikan. Dan saya juga merasakan bahwa sudah mulai usaha perbaikan dalam hal pemberantasan korupsi. Pungli mulai menjadi perhatian dalam masa pemerintahan ini. Saya berbicara mengenai ini karena saya sering kali menghadapi oknum2 pejabat korup dan saya kadangkala berani mengambil langkah melawan arus dengan tidak memenuhi oknum permintaan pejabat korup (hal ini terinsipirasi dari senior saya, sampai beliau berani melakukan aksi ekstrim menentang hal ini (pungli) dihadapan petugas pengadilan).

Saya juga sering ke dispenduk capil Surabaya, dan saya merasakan perubahan besar yang dilakukan oleh ibu Risma selaku walikota Surabaya khususnya dibidang registrasi kependudukan yang dahulu banyak pungli sekarang sudah sedikit oknum yang melakukan pungli akibat kegiatan sidak beliau dan mengganti oknum pejabat lama korup dengan PNS yang baru. Yang pada saat sebelum era dia menjabat sebagai walikota, kondisi dipenduk capil Surabaya, carut marut dipenuhi oknum pejabat capil korup.

Untuk beberapa hal memang sudah ada usaha dan perubahan, akan tetapi ini masih perlu dilakukan terus menerus termasuk dengan tindakan kita yang tidak gampang memberikan tips kepada oknum pejabat.

Mengenai pendapat dari saudara2 dari Aceh terkait masalah komunitas yang mendukung penggabungan dan pemisahan antara komunitas Aceh dan Komunitas Indonesia yang ada diluar Aceh yang nota bene ada yang dianggap jawa sentris, saya tidak akan banyak komentar. Saya hanya bisa mengatakan Indonesia bukan hanya pulau Jawa saja, masih banyak pulau lainnya dan saya memiliki teman akrab baik itu dari Ambon, Bali, Kalimantan, Jawa, bahkan kakak saya bekerja di luar pulau Jawa. Terlebih lagi saya banyak bergaul dengan teman2 dari berbagai daerah (baik karena pertemanan masa sekolah dan dari sosial media serta teman game online). Pekerjaan saya terdahulu yang memaksa saya untuk melakukan perjalanan luar kota bahkan luar pulau membuka wawasan saya bahwa Indonesia itu luas.

Usaha pemerintah saat ini sudah mulai berubah ke arah yang baik misalnya melakukan pemerataan harga bahan bakar, pembangunan instalasi, serta membangun jalan2 sampai ke daerah pelosok (sebagai contoh daerah Irian, Kalimantan, dan sumatera).

Serta melakukan persiapan besar untuk Asian Games di Palembang (bukankah hal ini luar biasa, suatu kegiatan internasional dilakukan di luar pulau Jawa, tidak seperti masa-masa pemerintahan lalu). Serta usaha pembangunan tol laut yang menghubungkan pelabuhan2 kepulauan di Indonesia agar tidak terjadi ketimpangan harga barang yang terlalu besar.

Saya pribadi setuju untuk pemerintah melakukan pemindahan Ibukota negara ke Palangkara, selain itu Jakarta sudah rusak oleh oknum2 penjahat berkedok politikus bahkan Pilkada Jakarta yang berbau SARA membuat saya muak, termasuk orang2 yang berada di luar Jakarta muak akan kelakuan oknum2 politikus. Sudah sepantasnya ibukota negara dipindah.

Catatan : Saya menulis ini bukan berarti menjadi pendukung membabi buta pemerintahan saat ini, akan tetapi saya mendukung usaha perbuatan baik yang saat ini sedang dilakukan oleh aparat pemerintahan yang sedang melakukan perubahan ke arah yang benar.

Mohon maaf bila ada kata2 yang kurang berkenan, saya hanya mengemukakan pendapat pribadi dan pengalaman saya saja. Salam damai! Siip! :)

Sebuah catatan yang bagus, Bang @happyphoenix, terlambat saya baca karena tidak ada notifikasi.

Iya Mas, notifikasinya tidak ada lagi. Jadi kadang kita agak lambat membalas komentar. Makasih atas tanggapannya :)

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.030
BTC 59347.70
ETH 2534.40
USDT 1.00
SBD 2.47