ACEHNOLOGI VOLUME 2 BAB 18:ANTROPOLOGI ACEH
Untuk menemani waktu saya pada bulan ini saya tidak menyiakan waktu saya untuk bermain saya menyempatkan diri untuk merangkum apa pembahasan yang terdapat dalam buku Acehnologi volume 2 yang dikarang oleh Prof.Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, Ph.D dalam bukunya dijelaskan bahwa,kajian antropologi Aceh, ingin menarik lebih jauh lagi, mengenai kebudayaan yang dihasilkan oleh rakyat Aceh, hingga mampu bertahan dari setiap kepungan pada saat dijajah oleh Belanda, maupun dari Republik Indonesia. Hampir dapat dipastikan, bahwa para antropologi, terutama generasi awal, tidak dapat memisahkan diri mereka, sebagai peneliti kebudayaan, untuk kepentingan negaranya. Jiwa nasionalisme antropologi, terkadang menyebabkan data-data kebudayaan “the others” dapat direduksi. Ditafsirkan sesuai dengan keinginan rekayasa kebijakan yang hendak diimplementasikan sebagai suatu strategi penjajahan. Karena itu, kajian tentang budaya Aceh merupakan suatu keharusan untuk memahami mengapa inti Aceh tidak dapat dicabik-cabik oleh penjajah, penaklukab oleh budaya jawa, dan dominasi budaya melayu.
Karena itu, kehadiran Aceh dengan segala pengalaman kepungan kebudayaan (penjajah, indonesia, melayu, dan barat) mengajak kita untuk memahami apa sebenarnya yang dimiliki oleh antropologi Aceh.Dalam konteks ini, memang belum ada orang Aceh yang melakukan studi sebagaimana para antropologi dari luar yang tinggal berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun di daerah lain untuk melakukan penelitian. Namun, ekspansi orang Aceh hampir dapat dikatakan berada di beberapa negara.
Dalam memahami bagaimana operasionalisasi Antropologi Aceh, salah satu caranya adalah melalui pengkajian budaya Aceh pada era kontemporer. Sejauh ini, penulis tentang konteks budaya Aceh dalam konteks kekinian, memang masih belum dilakukan secara mendalam. Disini proses urbanisasi di Aceh, tidaklah seperti yang terjadi di provinsi lainnya di Indonesia. Hanya saja, meletakkan budaya Aceh dalam situasi sekarang merupakan pekerjaan mencari pemahaman makna-makna simbolik dibalik sistem berpikir masyarakat Aceh. Hanya saja, perangkat Antropologi Aceh pada gilirannya juga harus mampu menjelaskan kondisi tersebut. Paling tidak letak signifikasi Acehnologi adalah salah satunya berusaha untuk memahami perjalanan kebudayaan di Aceh dalam konteks kekinian.
Studi antropologi yang sudah marak dilakukan di kampus-kampus di Aceh, sudah semestinya menjadikan budaya Aceh sebagai basis utama di dalam membangun pisau analisa sebagai seorang ahli kebudayaan. Kajian antropologi juga harus mampu masuk pada penyusunan ulang teori-teori antropologi yang berdasarkan pada kehidupan masyarakat Aceh. Hal ini sebenarnya tidaklah begitu sulit, sebab para antropolog pada era kolonial, menemukan berbagai teori yang kemudian dipelajari di kampus-kampus terkemuka di barat. Para penstudi antropologi sudah harus mampu masuk pada tahapan-tahapan teoritasi ilmu pengetahuan. Dengan demikian, antropologi Aceh menjadi suatu disiplin ilmu yang dapat diajarkan kepada peserta didik, tidak hanya di level perguruan tinggi tetapi juga di sekolah-sekolah di Aceh. Saat ini pengkajian Aceh masih dimasukkan ke dalam mata pelajaran muatan lokal dan bahasa Aceh. Walaupun sebenarnya tidak ada suatu yang signifikan dari pelajaran tersebut, yang dapat merubah cara pandangan peserta didik mengenai jati diri kebudayaan Aceh.
upvote for me please? https://steemit.com/news/@bible.com/6h36cq