Source

Virus Corona yang kian masif di Indonesia saat ini, sangat mengancam pertumbuhan ekonomi bangsa. Di tengah masyarakat sendiri semakin terasa akhibat virus ekonomi masyarakat kian terpuruk. Tidak ada yang tahu pasti kapan akan berakhir situasi genting ini. Hanya masyrakat yang ekonominya di atas rata-rata yang mungkin mampu bertahan dengan situasi seperti ini. Sedangkan delapan puluh persen masyarakat indonesia berpenghasilan rendah terancam kelaparan.

Sedangkan tabungan yang tersimpan hanya sedikit dan banyak masyarakat yang mengaku bahwa tabungan mereka kian menipis. Dibutuhkan segera tindakan tepat pemerintah dalam menyingkapi situasi gawat darurat. Semakin lama virus ini semakin mengancam keberlangsungan hidup manusia. Banyak orang tidak bisa beraktivitas seperti layaknya hari-hari normal, sebab pemerintah sudah mengintruksikan kepada masyarakat banyak untuk terus berdiam di rumah.

Berdiam di rumah saja artinya tidak memproduksi apa-apa untuk dikosumsi. Sedangkan waktu terus berjalan dan stok makanan kian menipis. Begitu keluahan masyarakat pada umumnya kala menghadapi pandemi.

Kelompok-kelompok buruh, para pekerja harian yang mendapat upah sehari-hari paling terdampak dalam Covid-19. Sektor ini yang paling kena dan merasakan kegetiran dalam ekonomi kkarena mereka adalah kelompak yang hanya mengandalakan upah kerja sehari-hari.

Kelompk-kelompok masyarakat itu di antaranya; buruh bangunan, tukang becak, tukan jahit, pedangang asongan, kakilima, dan banyak lagi yang terancam kelaparan. Pada dasarnya masyarakat setuju oleh penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar, demi memutus mata rantai virus. Pada saat yang sama meraka juga terancam kelaparan yang pada akhirnya mengancam kehidupan.

Ini adalah dilema yang sulit kita pisahkan, beragam masalah muncul di antara dua pilihan, menghidari virus tapi terancam kelaparan atau terus bekerja agar tidak kelaparan namun terancam virus yang mematikan. Nah!.

Vote for @indo.witness

Cheer up Your Life