SEC-19W3 | MANAJEMEN PENDIDIKAN
Assalamu'alaikum sobat steemian
Beberapa hari yang lalu saya di mention @aneukpineung78 tentang SEC dengan topik manajemen pendidikan di komunitas guru & siswa. Komunitas ini sangat spesial karena membahas seputar dunia pendidikan beserta permasalahan yang dialami oleh guru maupun siswa selama proses belajar mengajar.
Saya guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di salah satu SMK Kota Lhokseumawe yang sudah mengabdi selama 20 tahun. Pada tema kali ini saya akan membahas pengalaman pribadi terkait anak-anak saya yang bersekolah di jenjang SMA dan SD.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang dijamin oleh konstitusi. Sehingga negara memiliki kewajiban untuk pemenuhan hak mendapatkan pendidikan dalam bentuk wajib belajar selama 12 tahun. Untuk mendukung program pendidikan, negara mengalokasikan 20% dari APBN kepada kementerian pendidikan dan kebudayaan agar proses mendidik anak bangsa berjalan dengan baik.
Sekolah sebagai satuan pendidikan menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan tujuan pendidikan sesuai dengan amanah konstitusi. Sehingga pengelolaan pendidikan menjadi elemen penting guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam proses perjalanannya tentu saja tidak lepas dari berbagai permasalahan. Salah satunya adalah peran sekolah yang minim dalam mengajak orang tua untuk terlibat aktip dalam mendukung dan mengawasi aktivitas belajar anak. Untuk itu saya akan mengelaborasi lebih jauh tentang hal ini.
Orang tua selaku stakeholder pendidikan sudah sewajarnya dilibatkan dalam proses perkembangan siswa selama belajar di sekolah. Pengalaman yang saya rasakan pada putri sulung yang saat ini sudah kelas XII SMA tidak sesuai dengan ekspektasi.
Sejak anak saya TK hingga sekarang, pihak sekolah hanya memanggil orang tua murid saat pemaparan tentang kebutuhan siswa seperti baju seragam beserta atributnya serta kebutuhan lain yang menunjang kegiatan belajar. Selanjutnya pada saat pembagian hasil belajar siswa dan pemanggilan ketika siswa bermasalah.
Ketika saya mengambil keputusan untuk memasukkan anak saya ke SMA boarding yang memiliki banyak keunggulan dengan harapan supaya anak saya bisa mendapatkan bimbingan yang optimal terkait minat dan bakat yang dimiliki.
Pada awalnya saya memiliki optimistis terhadap hal tersebut setelah mendengarkan program kepala sekolah bahwa di akhir tahun saat kenaikan kelas sekaligus pemilihan jurusan maka pihak sekolah akan mengundang wali murid untuk melihat hasil projek siswa yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Sehingga peminatan yang pilih audah sesuai dengan keinginan siswa bukan kehendak orang tua.
Ternyata itu hanya "omon-omon" belaka. Wali murid hanya menyaksikan pentas seni saja sebagai hiburan sebelum pembagian hasil belajar siswa. Itupun banyak didominasi siswa kelas XI & XII, sedikit sekali siswa kelas X mendapatkan kesempatan. Sedangkan yang program yang dijanjikan berlalu begitu saja tanpa penjelasan apapun.
Jika melihat permasalahan di atas maka saya mencoba melakukan identifikasi, apa yang menyebabkan program yang sudah direncanakan, tidak berhasil dilaksanakan.
Setelah fase perencanaan program maka dilanjutkan dengan mengorganisasi kegiatan. Pada tahap ini sudah berjalan dengan dibentuknya WA grup kelas X, jadi semua wal murid bergabung di grup tersebut.
Namun sayangnya baru berjalan dua bulan, WA grup di tutup paksa oleh admin. Hal ini dikarenakan adanya kritikan keras dari wali murid terhadap sekolah, dalam hal ini berkaitan dengan keamanan asrama, budaya bully dan beberapa masalah lainnya. Kemudian pihak sekolah hanya mengaktifkan WA grup kelas saja.
Percakapan di WA grup sangat terbatas pada hal yang bersifat pengumuman saja, seperti pembayaran uang katering, laundry, token listrik. Sedangkan perkembangan minat dan bakat siswa sama sekali tidak tersentuh.
Sampai pada masa pemilihan jurusan, anak saya hanya diarahkan berdasarkan nilai mata pelajaran semata. Tidak ada guru konseling yang memberikan analisa terkait bakat dan minat siswa.
Kegagalan program presentasi projek siswa sebagai dasar pemilihan jurusan disebabkan pada faktor perencanaan yang belum matang sehingga berimbas pada fase mengorganisir kegiatan. Bisa jadi ratio guru konseling tidak sesuai dengan jumlah murid, atau karena ini program baru jadi para guru belum siap dengan tugas baru tersebut. Bukan karena tidak mampu tapi lebih pada belum ada kriteria yang pasti buat pemilihan jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat.
Solusi yang bisa saya berikan, karena hampir semua sekolah mengalami hal yang sama maka penting sekali bagi kepala sekolah untuk keluar dari zona nyaman dan lakukan pertemuan dengan wali murid dalam satu semester satu kali saja diluar bagi rapor dan awal tahun ajaran baru. Untuk membicarakan hal-hal yang positif dari peserta didik.
Dorong lebih keras guru bimbingan konseling agar mampu melihat, apa yang menjadi minat dan bakat nya. Walaupun jumlah guru BK tidak ramai namun saya yakin akan kompetensi mereka masih baik. Bisa di mulai dari membuat penilaian bakat dan minat secara sederhana tapi mampu menggambarkan profile siswa walaupun belum maksimal.
Perlu meningkatkan kegiatan literasi informasi dan numerasi agar siswa bisa lebih paham tentang pentingnya literasi. Selain itu kegiatan literasi bisa dijadikan kriteria minat dan bakat siswa
Demikian pemaparan sederhana saya tentang manajemen pendidikan. Semoga bisa menjadi perhatian bagi kita untuk mengarahkan siswa sesuai minat dan bakat. Saya yakin jika kita memiliki pandangan yang sama dan mau memulai dari lingkup mata pelajaran yang kita ampu maka hasilnya akan luar biasa.
Bersama ini saya mengundang @nasuwaaa, @fadia, @alfathy, untuk bisa berpartisipasi mengikuti kontes ini. Terima kasih bagi yang sudah membaca dan memberikan komentarnya. SALAM LITERASI
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Semoga menjadi the best Pak Guru @fadthalib. Maaf telat respons. Ini hari yang sibuik sekali bagi saya.
Menjelang pilkada sudah pasti waktu rasanya begitu cepat berlalu, semoga kang dedy jadi nyagub, sehat selalu mas bro.
Saya kemaren telah menulis sebuah artikel yang bisa dikatakan jawaban atau respons atas tulisan pak Guru Fadthalib sebelumnya yang tentang Rupiah. Tapi saya jadi ragu untuk mengunggahnya.
Saya pernah memberikan apresiasi atas tulisan @wakeupkitty dan memberikan usulan jika kita punya tanggapan atau opini yang berbeda bisa diwujudkan dalam bentuk tulisan yang lain. Jadi bisa saling berbagi melalui opini vs opini, itu akan memperkaya sudut pandang kita.
saya pikri juga demikian ...
nanti coba saya sempurnakan lagi dulu kalau sempat
Thanks
postingan yang menarik , hampir semua sekolah yang ada di aceh ini, semuanya kurang pada literasi. budaya malas dalam membaca menjadi faktor ketidakmampuan siswa dalam bersaing di era digital ini.
Iya ibu, skor literasi informasi dan numerasi kita masih ketinggalan, terima kasih sudah membaca dan berkomentar 🙏
I'm happy to see you discussing education management. It's important for schools and parents to work together to help students grow. Your ideas about improving communication and focusing on student needs are great. Thanks for sharing wish you success 💖🤗🌸💐🌺.
Saya pikir sinergitas sekolah dan orang tua siswa membutuhkan seorang kepala sekolah yang mau berbuat dengan segala keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Disitulah muncul kecakapan dan kreativitas kepala sekolah. Terima kasih sudah berkunjung, sukses selalu buat anda