The Diary Game, 11 Januari 2024: Pengalaman Temani Kawan yang Tekilir ke Tukang Urut

Lebih dua bulan sudah, Saini kawan saya belum dapat berjalan normal setelah kecelakaan motor yang membuat lutuh kaki kanannya terkilir. Padahal dia berobat ke tukang urut di sebuah lokasi di Banda Aceh. Tak kunjung sembuh, membuat saya dan kawan lainnya khawatir.

Saya dan Alfian, seorang kawan dekat menyarankan untuk membawanya ke Bang Faisal, ahli urut di Peurada, Banda Aceh. Alfian punya pengalaman urut kakinya yang terkilir di sana, saya juga pernah saat bahu terkilir usai terjatuh saat bermain bola.

Saini setuju, dan pada Selasa pagi 9 Januari 2024, kami pertama kali ke sana. Setelah diperiksa, ternyata ada bagian otot dan urat di bawah tempurung lutut yang belum normal, sehingga Saini tidak bisa menekuk kakinya. Mengurutnya butuh waktu karena sudah dua bulan belum normal. Tgk Faisal mengurutnya untuk melemaskan otot dan urat-urat, lalu menaruh obat.

Rabu pagi 10 Januari, saya membawa Saini kembali bersama Ucok. Saat itu Bang Faisal berusaha menekuk kaki Saini dari belakang dengan posisi badan tengkurap, saya ikut memegangnya. Hanya sampai setengah tekukan pada posisi 90 derajat. Saini menyebutnya sangat sakit dan kakinya tegang dan keras saat ditekuk, tak bisa dilemaskan.

_{Tempat terapi urut Bang Faisal}

Kamis pagi, 11 Januari atau hari ketiga. Saya, menuju warung Aroel untuk ngopi dan sarapan setelah menjalankan sejumlah aktivitas mengantar anak ke sekolah, dan keperluan di sebuah bank. Di sana telah menunggu Saini, Alfian, dan Habil. Kami akan membawa kembali Saini ke tempat Bang Faisal.

Kami terus memberikan semangat kepada Saini tahan dalam proses urut agas cepat sembuh, seperti jangan menegangkan kaki, maupun berpikir macam-macam. Sakit memang sebuah rasa yang mau tidak mau harus dilewati jika ingin sembuh.

Saya berpikir hari ketiga itu akan menjadi proses urut yang paling menyakitkan, mengingat sudah dua kali menjalani pengurutan, kaki Saini belum kunjung ditekuk sampai meyentuh paha. Saya pengalaman soal ini karena pernah mengalaminya saat muda, lutut tergeser saat bermain bola. Proses urutnya harus ditekuk dengan rasa sakit luar biasa.

Pukul 10 lewat sedikit, kami bergerak ke rumah Bang Faisal. Setelah melihat bagian depan lutut dan mengurut perlahan, Saini diminta tengkurap lalu diurut dibagian belakang. Bang Faisal berusaha melipat kaki Saini, tapi tak bisa karena tegang keras. Berkali-kali diminta untuk dilemaskan, tapi masih tegang.

_{Proses terapi urut}

Tiba saat mendebarkan, Alfian diminta memegang bagian paha husaini, saya diminta pegang kaki sebelahnya agar tak bergerak atas menyepak kalau-kalau Saini meronta. Bang Faisal melipat paksa kaki Saini sampai telapak kaki menyentuh pantat. Saini meraung keras sebanyak 4 kali. Habil merekam proses itu dengan ponsel.

Usai melipat lalu diluruskan seperti semula, Saini diminta berbalik, kakinya tampak bergetar,mukanya pucat menahan sakit. “Ini sudah bisa dilipat, nanti latihan-latihan lagi supaya cepat sembuh,” Bang Faisal memberi arahan.

Usai menaruh obat oles dan membalut bagian dengkul dengan perban, kami meninggalkan tempat Bang Faisal. Saya mengantar Saini ke kantor, dan beristirahat di sana. Dia menyebut rasa sakit yang luar biasa. Saya berulang kali mengingatkan Saini untuk latihan menekuk kaki, melawan rasa sakit untuk proses penyembuhan.

_{Saini (kanan) kakinya terkilir usai kecelakaan}

Keesokan harinya, Jumat sore, Saini kami bawa lagi. Kakinya kembali dilipat seperti sebelumnya. Tapi rasa sakit mulai berkurang. Ini tanda menuju sembuh.

Demikian pengalaman menemani kawan ke tukang urut. Semoga berkenan. []

Salam literasi
@abuarkan