Selayang Pandang Sejarah Jurnalistik (Era Romawi-Akhir Abad19)

in #zzan5 years ago (edited)


Sumber ilustrasi : Pixabay.com

Tulisan ini pernah dimuat di Kompasiana

Pada umumnya manusia adalah mahluk sosial yang perlu melakukan hubungan komunikasi antar sesamanya, baik secara lisan maupun tertulis atau bahkan bisa kedua-keduanya. Salah satu alat komunikasi tersebut adalah pers atau media massa yang berfungsi untuk menyebarluaskan informasi mengenai fakta, peristiwa dan bahkan pemikiran-pemikiran yang ada di kepala para manusia yang ada di dunia ini. Oleh karena itu keberadaan pers memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial manusia.

Masyarakat biasanya sering menyamakan mengenai istilah pers dan jurnalistik padahal dua hal tersebut memiliki perbedaan yang signifikan. Secara singkat istilah pers menurut dalam Undang-undang 40 tahun 1999 adalah lembaga sosial atau wahana komunikasi yang melakukan kegiatan jurnalistik.

Sedangkan jurnalistik adalah kegiatan untuk memperoleh dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar, lisan yang bisa menggunakan media cetak maupun elektronik. Jadi singkatnya pers adalah wadah atau lembaga sedangkan jurnalistik adalah kegiatan untuk memperoleh berita.

Walaupun begitu untuk mengetahui dunia pers sudah sewajarnya perlu mempelajari juga sejarah mengenai kejurnalistikan, sehingga nantinya akan mendapatkan pengetahuan yang komprehensif mengenai kedua hal itu yaitu pers dan jurnalistik.

Sejarah Singkat Jurnalistik

Sejarah mencatat bahwa kegiatan jurnalistik sudah ada sejak jaman Republik Romawi kira-kira tahun 131 SM, yang mana pemerintahan saat itu mengumumkan mengenai isi putusan hukum atau catatan aturan dalam papan batu yang disebut Acta Diurna.

Biasanya papan pengumuman ini dipasang di tempat keramaian seperti pasar agar bisa dibaca khalayak umum. Nantinya dalam perkembangannya Acta Diurna ini juga mencatat mengenai kependudukan seperti halnya kelahiran, kematian, dan perkawinan keluarga para terpandang, papan ini nantinya akan dipajang untuk umum selama beberapa hari dan kemudian diturunkan untuk diarsipkan.

Di masa yang hampir sama dengan kemunculan Acta Diurna ini, sekitar tahun 200 SM di Cina juga muncul apa yang disebut dengan Dibao . Semacam sebuah selebaran yang berisikan pengumuman resmi dari pemerintah lokal atau bahkan mengenai dekrit kaisar. Tujuan dari Dibao ini agar nantinya orang yang bisa membaca dapat meneruskan secara lisan mengenai isi dekrit tersebut kepada yang lainnya.


Mesin cetak Gutenberg (sumber foto : wikipedia.com)

Dengan ditemukannya alat cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1440, yang kemudian digunakan untuk mencetak Alkitab telah merubah cara kerja jurnalistik yang lebih efisien. Telah terjadi perubahan penyebaran berita dan informasi yang lebih luas karena, ternyata alat cetak tersebut digunakan sebagai sarana perbanyakan informasi secara tertulis yang dicetak di atas kertas secara masal.

Hal ini ditandai dengan kemunculan pendahulu surat kabar yang diberi nama <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Coranto>Curantodi tahun 1660, sebuah lembaran kertas besar yang berisi mengenai berita perang, hal-hal yang menarik atau catatan hasil diskusi yang disebarkan dengan media ini kepada pihak lain yang terkait.

Pada tahun 1665 Pemerintah Inggris juga telah meluncurkan The Oxford Gazette sebagai jurnal resminya. Walaupun kondisi kegiatan jurnalistik pada saat itu masih berada di bawah pengawasan pemerintah yang ketat, hal ini dibuktikan dengan dilarang terbitnya Public Occurence yang merupakan koran pertama yang ada di Amerika.

Sejarah dunia jurnalistik mencatat kebebasan untuk berbicara dan berpendapat dimulai ketika dilakukannya amanden pertama terhadap Deklarasi Hak-hak (Bill of Right) pada tahun 1791 yang menjamin kebebasan beragama, berbicara, berkumpul termasuk mengenai kebebasan pers. Deklarasi ini menjamin para jurnalis untuk memberikan informasi dan menyampaikan opininya secara bebas dari kontrol pemerintah.

Keberadaan dunia jurnalistik mulai berkembang dengan baik dengan kemunculan-kemunculan surat kabar yang profesional seperti munculnya The New York Herald pada tahun 1835 yang menyajikan berita-berita kepada masyarakat dan berusaha untuk tidak memihak pada haluan politik tertentu. Tahun 1850 di Amerika banyak bermunculan koran-koran yang sifatnya lokal menjadi koran nasional, sehingga informasi menyebar luas ke pelosok negeri Amerika.


Sumber foto : Wikipedia.com

Dunia jurnalistik mulai mengalami perubahan ketika Joseph Pulitzer mengambil alih koran St. Louis (tahun 1972) dan New York World (tahun 1882), yang mana merubah haluan kebiasaan isi berita koran yang biasanya diperuntukkan sebagai propaganda pemerintah dan konsumsi berita kelas atas menjadi berita yang dapat menjadi konsumsi kelas bawah. Hal ini adalah kewajaran karena Pulitzer sendiri adalah seorang imigran dari Hungaria yang merasakan pahitnya perjuangan sebagai pendatang di Amerika.

Joseph Pulitzer memiliki idealisme jurnalistik yaitu menyuarakan apa yang dirasakan oleh kalangan bawah yang ada di kota-kota besar Amerika Serikat yang mayoritas adalah imigran. Dia juga merubah isi berita koran yang juga menyajikan berita-berita dari sudut pandang human interest, berita kriminal yang melanda kalangan kelas bawah, dan berita sensasional lainnya.

Kesuksesan Joseph Pulitzer ini memberikan inspirasi seorang William Randolph Hearst yang telah mengambil alih surat kabar New York Journal pada tahun 1895 dan menabuh genderang perang dalam dunia jurnalistik. Langkah-langkah awalnya adalah membajak para jurnalis dan komikus yang bekerja di New York Word, salah satu insiden terkenal adalah pembajakan komikus The Yellow Kid, Richard F. Outcault . Langkah selanjutnya adalah membuat berita-berita bombastis tetapi isinya tidak terlalu substansial atau tidak berisi berita penting, hanya berkisar pada gosip dan berita kriminal murahan yang belum tentu kebenarannya atau disebut juga sebagai jurnalisme kuning (yellow journalism).

Persaingan ini akhirnya melunturkan idealisme jurnalistik Josepth Pulittzer dan akhirnya ia mengikuti langkah Hearst dalam persaingan jurnalisme kuning dan mengakibatkan dirinya harus berurusan dengan aparat penegak hukum. Puncak persaingan kedua gajah pers ini memuncak ketika isu Evangelina Cosio, seorang pemberontak Kuba lolos dari tahanan pemerintah Spanyol. Setelah berakhirnya perang Spanyol dan Amerika pada tahun 1898, perseteruan antar Pulitzer dan Hearst ini mulai luntur. Joseph Pulitzer akhirnya memilih tetap pada idealisme jurnalistiknya dan mendonasikan uang sebesar 2 juta Dollar US ke Universitas Columbia untuk membuka sekolah untuk jurusan ilmu jurnalistik, sedangkan Hearst memilih untuk beralih meniti karir dalam dunia politik.

Persaingan dan inovasi yang dilakukan oleh Pulitzer dan Hearst ini akhirnya juga mempengaruhi arah dunia jurnalistik di abad 20, yang akhirnya melahirkan jurnalis-jurnalis hebat dan mempengaruhi gaya penulisan dan penyajian berita dalam dunia jurnalistik (hpx)

Sort:  

Kami sudah upvote dan resteem yaa ke ribuan follower.. :-3 Trims sudah memilih @puncakbukit sebagai witness dan kurator anda.

Hi @happyphoenix!

Your post was upvoted by @steem-ua, new Steem dApp, using UserAuthority for algorithmic post curation!
Your UA account score is currently 4.737 which ranks you at #1622 across all Steem accounts.
Your rank has dropped 15 places in the last three days (old rank 1607).

In our last Algorithmic Curation Round, consisting of 89 contributions, your post is ranked at #25.

Evaluation of your UA score:
  • Some people are already following you, keep going!
  • The readers like your work!
  • Try to work on user engagement: the more people that interact with you via the comments, the higher your UA score!

Feel free to join our @steem-ua Discord server

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62904.22
ETH 2571.38
USDT 1.00
SBD 2.76