Postingan Pertama, Awal dari Postingan Selanjutnya

Haloo
Perkenalkan nama saya Muhammad Ziaul Haq
Mahasiswa tingkat akhir jurusan ilmu pemerintahan universitas syiah kuala. Sebenarnya tidak ada yang menarik untuk diceritakan dari hidup saya, sama seperti kebanyakan orang lainnya, hidup saya bisa di bilang biasa saja, namun untungnya saya masih punya cara sendiri untuk menjalani semua.
Sama seperti yang lain juga bukan? Pastinya mereka juga punya cara sendiri untuk menikmati hidupnya.

Jika kamu berteman dekat dengan saya, kamu juga bisa melihat kalau tidak ada skill yang menarik dari saya, saya tidak bisa memainkan gitar, ataupun alat musik lainnya, olahraga kesukaan saya juga sama dengan anak laki-laki seumuran saya lainnya, yaitu bermain futsal dengan skill pas-pasan dan tidak pandai dalam olahraga lainnya. Pernah menjadi pendaki namun kembali urung dikarenakan kurangnya gunung yang bisa di daki di daerah saya tinggal, pernah juga menekuni menjadi penari tari tradisional namun hanya 3 tahun karena saya rasa saya terlalu kaku dan hanya merusak tarian.

Setahun terakhir ini saya sedang menekuni hobi fotografi walaupun tidak sepandai yang lainnya dalam memainkan tombol tombol yang ada dikamera, namun niat untuk berkembang dalam hal fotografi masih menjadi hal yang sangat saya inginkan dan masih saya usahakan tentunya.

21 tahun sudah umur saya saat ini alhamdulillah sudah merasakan berbagai hal manis dan juga pahit dalam kehidupan walau mungkin tak semanis orang yang lebih beruntung dari saya dan tak sepahit orang yang lebih malang nasibnya daripada saya, terlepas dari apapun itu, tentu keduanya merupakan hal yang layak disyukuri.

Ya, saya sudah pernah merasakan kehilangan hal yang sangat berharga bagi saya dan tentunya juga bagi semua orang, kehilangan orang yang dari kecil ikhlas darahnya saya hisap dan rela keringatnya saya minum, yaitu kedua orang tua saya.

Tentunya merupakan suatu kesedihan yang sangat besar kehilangan kedua orang tua saya sebelum saya dapat membahagiakan mereka, karena tujuan saya ingin menjadi sarjana adalah untuk membahagiakan orang tua, tujuan menjadi orang sukses adalah untuk membahagiakan orang tua, bukankah kesedihan yang teramat besar ketika di hari wisuda melihat teman teman dekat berkumpul dengan orang tua mereka, sedangkan kita hanya dapat menghayalkannya di dalam kepala?

Sepenggal kalimat dari novel konspirasi alam semesta yang isinya sangat mewakili esensi kehilangan mereka menurut saya " kehilangan ibunda, berarti kehilangan satu cahaya maha terang yang mengakibatkan seseorang harus terseok-seok mengumpulkan cahaya kecil lainnya " (fiersa besari)
bagi yang sudah merasakannya, apalagi bagi mereka yang kehilangan di usia yang sangat muda pasti tau bagaimana rasanya memasuki fase terseok-seok dalam mengumpulkan cahaya kecil lainnya untuk menerangi jalan yang masih sangat panjang di depan.

" ingin hidup, tapi tak punya jiwa atau punya jiwa,tapi tak ingin hidup " (Novel Kala) perumpamaan yang sangat tepat menurut saya atas apa yang dapat dilakukan kehidupan terhadap seseorang ketika ia kehilangan hal yang sangat berharga baginya, segala fenoma yang terjadi dalam hidup seperti pertemuan, perpisahan, kehidupan, dan kematian semua sudah ada yang mengaturnya.

" apa-apa yang hilang darimu, kembali dalam bentuk yang lain " (fihi ma fihi) begitulah jalaluddin rumi menggambarkannya dalam bentuk kata-kata, bahwa atas apa yang pergi akan di berikan pengganti, walaupun pada hakikatnya "toh,kita memang tidak punya apa-apa bukan?"

Namun atas apa yang telah terjadi dalam hidup sudah selayaknya kita terima dengan lapang dada, dan juga bersyukur atas apa apa yang masih diberikan dan diperjuangkan,karena bersyukur dapat merubah perspektif pandangan terhadap apa yang kita punya, karena dengan bersyukur kita juga akan diberikan kenikmatan lainnya, sebagai penutup saya mengutip kata-kata dari jalaluddin rumi " bagi mereka yang sangat kehausan,dapat melihat tuhan dalam segelas air, sedangkan bagi yang tidak, mereka hanya melihat muka sendiri" (fihi ma fihi)