Menangkap Ide yang Beterbangan

Tuan dan Puan Steemians...

Sebagian kita cenderung mengeluh ketiadaan ide ketika hendak menulis. Tapi, terkadang, di waktu bersamaan, kita justru membiarkan ide-ide itu terbang dan akhirnya menghilang.

Ide itu tidak seperti kekasih yang ketika datang langsung memeluk. Tapi ia seperti "selingkuhan" yang datang dan pergi sesuka hati.

Jika tidak cermat, gumpalan ide yang tadinya menyapa akan kembali hilang ke alam ketiadaan.

Oleh sebab itu, kita harus segera menangkap ide-ide yang beterbangan di hadapan kita.

Bagaimana cara menangkap ide? Hanya ada satu cara, mencatat! Bukan mengingat, apalagi menghafal.

Ide yang terkadang muncul tiba-tiba harus dicatat segera, tidak boleh menunda, sebab dalam hitungan detik saja kita akan diselimuti "penyakit" lupa. Pasti!

Ketika lupa telah datang, maka ide itu tidak akan pernah kembali. Ia akan pergi jauh dan jauh. Akhirnya kita hanya bisa mengaduh. Sebab ketika ia pergi, tak ada lagi gunanya merayu. Karena itu, catatlah ide ketika ia menyapa.

Terkadang ide datang ketika kita sedang bersantai. Di lain waktu dia datang pada saat kita hendak memeluk kasur. Di waktu lain lagi mungkin saja dia menyapa ketika kita sedang larut dalam kesibukan. Dalam kondisi apapun ide itu datang, segeralah mencatat.

Kita tidak harus segera menulis sebuah tulisan utuh ketika ide datang, tapi cukup dengan mengamankan ide terlebih dahulu. Ketika ide sudah diamankan melalui catatan (di buku, di hp atau di mana saja), maka tulisan utuh bisa kita selesaikan nanti, besok atau lusa atau bahkan tahun depan.

Namun demikian, dalam kondisi tertentu, kita bisa juga kehilangan fokus meskipun ide sudah dicatat. Untuk mengantisipasi hal ini, baiknya ide pokok yang sudah dicatat tadi dilengkapi dengan kerangka kecil berisi pokok-pokok pikiran yang akan kita bahas dalam tulisan.

Ketika ide-ide sudah terkumpul dan kerangka sudah jadi, kita bisa menulis kapan saja, tergantung suasana hati.

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali...