Ramadhan dan kenangan masa kecil

in #writing6 years ago (edited)

image
pixabay

Hai steemian hebat...

Memasuki Ramadhan ke 11 kerinduan itu makin terasa, kenangan masa kecil setiap Ramadhan tiba, Ramadhan yang selalu saya nantikan di setiap tahunnya, kenangan yang membekas hingga kini.

Saya sedari kecil bersama orang tua tinggal di Kota Banda Aceh, setiap Ramadhan kami pulang kampung ke Kabupaten Pidie untuk menghabiskan Ramadhan dan Idul Fitri bersama Nyak Syik (Nenek). Kota Sigli menyimpan mememori masa kecil saya.

Beberapa memori masih terngiang di ingatan saya :

image
pixabay

Mengaji dengan memakai sarung dan tas plastik

Suatu hari di awal Ramadhan, saya ikut dengan Nyak Syik pulang ke Sigli lebih awal, orang tua dan adik berjanji akan menyusul dua minggu kemudian.
Setiba di Sigli, saya mulai menikmati kesendirian tanpa orang tua, sesuai pesan Ayah, saya harus tetap belajar mengaji meski di kampung. Pada hari yang ditentukan saya pun bergabung dengan teman - teman sebaya untuk pergi mengaji ke rumah yang kami sebut Tengku.

image
pixabay

Dari Banda Aceh saya sudah dibekali setelan baju kurung dan tas yang biasa saya pakai ketika mengaji di sebuah Diniyah dekat tempat tinggal kami. Hari itu saya berpakaian layaknya hari - hari mengaji di Banda Aceh, ketika bertemu teman - teman saya akhirnya merasa aneh sendiri karena yang semua teman perempuan memakai atasan kaos lengan pendek, bawahan kain sarung batik, dan sehelai selendang, tak ada yang menggunakan setelan baju kurung dan celana seperti saya, satu hal lagi yang membuat saya lebih tampak aneh adalah tas yang saya gunakan, teman saya tak satu pun menggunakan tas, mereka memasukkan Al Quran ke dalam plastik bekas belanja pakaian.

Esok harinya saya mulai merengek pada Nyak Syik untuk dipinjamkan sarung batik dan sehelai selendang serta sebuah plastik bekas belanja dari toko baju menjadi tas penyimpan Al Quran hari itu.

image
pixabay

Meugang bersama para menantu

Nyak Syik telah lama menjanda sejak kematian suaminya saat saya masih bayi, setiap Meugang hari Raya semua menantu laki - laki berebutan pergi ke pasar untuk mencari daging terbaik. Mereka seolah berlomba membawa daging paling baik dan paling banyak, senyum merekah di wajah Nyak Syik setiap ia mulai membumbui daging itu untuk dimasak dan kemudian dimakan bersama.

image
pixabay

Dapur yang tak pernah sepi

Setiap hari Meugang Nyak Syik mulai sibuk memasak, tidak hanya ditemani oleh anak dan menantu perempuan tetapi juga ditemani oleh tetangga sekitar. Proses memasak seakan akan ada perhelatan besar di rumah itu, sesaat setelah makanan siap, Nyak Syik mempersilahkan tetangga tersebut untuk makan tak hanya ia sendiri tetapi juga anak si tetangga juga ikut, setelah makan mereka membawa pulang nasi dan lauk pauk untuk keluarganya di rumah.

image
pixabay

Berbuka bersama keluarga besar

Sesaat menjelang berbuka adalah waktu tersibuk, semua ambil andil dalam menyiapkan tempat makan, karena Nyak Syik punya 6 orang anak, 6 orang menantu dan 17 cucu saat itu, tentunya meja makan bukan pilihan, tetapi dua lembar tikar besar menjadi pengganti meja makan kami. Riuh anak - anak berebutan makanan yang sebenarnya cukup, mewarnai waktu berbuka.

image
pixabay

Tidur bersama

Menjelang lebaran semua anak Nyak Syik pulang ke kampung beserta seluruh anggota keluarga mereka, meski tersedia kamar yang cukup, kami tak pernah mau tidur di kamar masing - masing. Area rumah kami bagi untuk beberapa wilayah, Seuramo di kuasai para anak dan menantu laki - laki, bagian tengah dikuasai para cucu dan anak serta menantu perempuan. Kami tidur selalu larut, saling bercerita, tertawa dan menghabiskan malam dengan tidur berhimpitan ditemani dua batang obat nyamuk bakar.

image
pixabay

Malam penuh haru

Setiap malam Takbir seisi rumah mulai tampak muram, mata sembab, suara sesegukan di setiap sudut terdengar, Nyak Syik dan anak - anaknya selalu menangis karna Ramadhan telah berakhir dan juga ingatan mendiang suami dan Ayah anak - anaknya membuat air mata tak terbendung.

image
pixabay

Batok kelapa dan lilin warna - warni

Malam takbiran bagi orang dewasa menyimpan tangis, sedangkan kami yang anak - anak cukup bergembira bergabung dihalaman dan ikut berkeliling bersama anak tetangga seusia mengumandangkan takbir sambil membawa batok kelapa yang telah ditancapkan lilin di dalamnya.

Sekelumit kisah mewarnai masa kecil saya di bulan Ramadhan, sebuah cerita yang tak akan terulang dan tak mungkin dialami oleh anak saya sekalipun. Steemian pasti juga punya memori masa kecil di Ramadhan yang terus membekas di ingatan bukan?

Salam steemian hebat.

Sort:  

Memori sekutum rindu :)

Iya nih... Tq sudah hadir ya, di tunggu gambar barunya y

Siti juga pernah punya pengalaman dengan lilin dan batok kelapa. Bahkan ada lilin yg diletakkan di atas pohon rambutan. Jadi ingat masa kecil dulu

Sama lah kita ya..😃😃

Adaa jugaaa, terutama suasana sahurrr :D

Iya he he, thanks ya sudah hadir

Meriah kali say
InsyaAllah anak-anak nanti bisa merasakan yang kita rasakan rinduuu Ramadhan dan lebaran

Iya rindu Ramadhan insyaallah akan dirasakan anak - anak kita, tetapi pengalaman Ramadhan ala anak kampung belum tentu ya kan? He he 😇😇

Terimakasih telah menggunakan #ramadan-tkf

Ditunggu unggahan berikutnya, segala yang berkaitan dengan Ramadhan

Salam damai dari Kanada,
1527509870453.jpg

Mengaji dengan membawa tas plastik... Itu saya banget waktu kecil hehe

Salam kenal @rikanurrizki

Akhirnya ada juga yang ngerasain ngaji dengan tas plastik seperti saya, kenangan masa kecil yang indah y.. Salam kenal juga @dwiitavita

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 60385.82
ETH 2321.90
USDT 1.00
SBD 2.51