[Part-1] Teknik Menulis Opini di Media Massa: Menulis lah Pakai Hati!

in #writing6 years ago (edited)

FAMe chapter Meulaboh pertemuan ke-8

Orang yang berani menulis adalah mereka yang berani bermimpi. Dan yang bersedia membagi mimpinya kepada orang lain, adalah mereka yang siap mewujudkan mimpinya tersebut. ---Dr.Sri Rahmi, MA (Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh)

IMG20180224122410.jpg

Ya! Menulis adalah salah satu cara mewujudkan mimpi-mimpi, dan alangkah indahnya jika mimpi itu dapat kita bagikan kepada orang lain sehingga kita pun semakin siap menggapai impian kita itu. Begitu lah yang disampaikan oleh Dr. Sri Rahmi, MA selaku pemateri pada FAMe chapter Meulaboh pertemuan ke-8. Pada pertemuan ini kami diberikan bekal mengenai bagaimana teknik-teknik menulis suatu artikel atau opini di media massa. Diskusi kali ini diadakan di aula Kantor Perlindungan Perempuan dan Anak, kompleks Kantor Bupati Aceh Barat. Ada banyak sekali hal yang disampaikan beliau mengenai teknik penulisan, salah satunya adalah mengenai pentingnya menulis dengan menggunakan 'hati'

IMG_20180224_141625_776.jpg

Menulis opini di media massa merupakan salah satu bagian dari dunia penulisan. Terkesan mudah, tapi sulit sekali dilakukan. Banyak sekali di antara kita yang punya niat sangat besar untuk menulis opini ke media-media massa, akan tetapi selalu saja terhambat dengan berbagai kendala dan persoalan. Entah itu dari kurangnya ide, tidak mengerti pola penulisan, tidak paham trik dan strategi, tidak tau ingin mengirim kemana atau ke siapa, atau sering kali ditolak oleh pihak media, sehingga pada akhirnya menghilangkan semangat untuk kembali menulis. Benar tidak?

”Kalau kita mau wangi, maka berteman dengan penjual parfum. Kalau mau ketagihan menulis, maka berteman lah dengan orang-orang yang senang menulis.”

IMG20180224100516.jpg

Pada dasarnya, aktifitas menulis opini itu hampir sama dengan menulis tulisan lainnya. Jika kita ingin mahir dalam menulis, maka perbanyak membaca. Selain itu, untuk menulis opini kita juga harus punya motivasi atau semangat menulis. Bangun mood yang baik sebelum kita menulis, karena akan berpengaruh besar pada tulisan yang ditulis. Tulisan yang baik dihasilkan dari mood penulis yang baik. Bayangkan saja jika kondisi emosional penulis tidak stabil, sedang marah misalnya, maka tulisan yang akan dihasilkan pun akan berisikan ujaran-ujaran kebencian atau pun umpatan-umpatan. Sangat tidak baik sekali.

IMG_20180224_141625_772.jpg

“Semakin sering kita menulis, maka akan semakin lekatlah ilmu tersebut pada diri kita. Dan untuk meninggikan pengetahuan yang kita miliki, sampaikanlah kepada orang lain lewat tulisan.”

Untuk itulah, penting bagi seorang penulis dalam menulis suatu opini untuk mengedepankan hati ketika dia menulis (ceilee!). Menulis pakai hati artinya bukan menulis yang isinya tentang cinta-cintaan belaka (no!), tetapi bagaimana kita mampu menanamkan nilai-nilai yang baik di dalamnya dengan mempertimbangkan bahwa tulisan kita tersebut akan memberikan syafaat bagi orang banyak, bukan justru menghantam orang sana-sini gara-gara sebuah tulisan yang kita tuliskan.

Ini banyak sekali terjadi, ketika seseorang menulis artikel tanpa mempertimbangkan hati atau nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya. Banyak tulisan opini yang kemudian mengacaukan hidup orang, menimbulkan pro dan kontra berkepanjangan, dan permusuhan. Padahal itu hanya karena sebuah opini yang sifatnya masih berupa argumentasi-argumentasi belaka. Nah, penulis opini jenis ini dapat dikatakan sebagai seorang penulis yang egois, di mana dia hanya mengedepankan justifikasi dan kehendak pribadinya. Tanpa mau peduli dengan dampak yang ditimbulkan pada lingkungan sosialnya, karena sebuah tulisannya.

Oleh karena itu, penulis opini yang baik adalah penulis yang mampu menulis dengan hati. Mengedepankan nurani. Dan ini penting dimiliki penulis sebelum benar-benar menuliskan suatu opini kemudian menerbitkannya di media massa.

IMG20180224122831.jpg

Sort:  

Gak kebayang kalau org nulis pakek emosi. Kakak @putrimaulina90 mmng bener. Menulis pakai hati, bahkan terkadang pakai hati saja susah, apalagi gk pakai hati ya kak.
Saya suka kata2 bg @bairuindra : Menulislah sebelum esok lupa. Lebih kurang bgt. 😊

Hehe. Iya...
Penulis sejati itu adalah penulis yang dikenang baik oleh pembacanya. Itu lah, kenapa tulisan yg ditulis harus punya nilai-nilai kemanusiaan.
Semoga kita pun terbiasa menulis dengan hati ya :)

Semoga kak. 😊😊😊

Sangat luar biasa sekali pencerahan nya kak
@putrimaulina90

Di samping mood yang baik, hemat saya, kegalauan juga mampu menghasilkan tulisan yang keren pula.

Iya,kegalauan jg bisa jadi tulisan yg baik tapi biasanya lebih ke sastra (banyak penulis gitu sih, galaunya agak melow gimana gitu). Kalau untuk menulis opini sekaliber media cetak, sebaiknya kegalauannya harus berkualitas..galau mengenai negeri ini, galau dgn kondisi remaja, kondisi peredaran narkoba. Dll.

Ya, itu maksudnya.

Sepakat dan mantap terasa

Terima kasih :)

Wah, seru kayaknya ne saat Bu Rahmi jadi pemateri di FAMe Meulaboh. Terus semangat ya dalam menulis. Kedepankan hati, pasti akan memudahkan kita untuk menulis, begitukan? Alhamdulillah selama ini Yel sudah mempraktikkannya.
Terima kasih sudah berbagi ya.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 64605.20
ETH 3168.25
USDT 1.00
SBD 2.53