Ini Salah PAHAM atau salah PAHA sih ? [Misunderstanding in Bahasa Language]
Selamat malam steemians..
Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, saya ingin memberitahukan bahwa judul tulisan ini berangkat dari permasalahan yang sering kita alami, kita temukan dan kita lihat sehari-hari. Seyogyanya antara salah paham adalah istilah yang pasti telah kita ketahui bersama makna, sedangkan salah paha adalah murni ide nakal dari saya sendiri. Mohon jangan dihakimi dulu dan tidak ada stereotip negatif terhadap jenis kelamin. Saya mulai tulisan ini dengan ta'awwudz billah dan bismillah.
Realitas Salah Paham
Salah paham lazimnya kita ketahui berarti salah dan keliru dalam memahami pembicaraan, pernyataan, sikap orang lain (biasanya menimbulkan reaksi bagi yang bersangkutan) atau dapat juga kita sebut dengan salah tangkap (KBBI). Setiap orang pasti pernah mengalami salah paham. Mungkin anda, mungkin tetangga Anda, teman sekantor Anda, atau secara umum dan lazimnya siapa saja bisa saja mengalami salah paham.
Begitu pula setiap salah paham pasti ada akibatnya. Terkadang akibat yang ringan, sedang maupun yang berat. Salah paham bisa melanda siapa saja, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun status sosialnya, apapun pendidikannya. Salah paham juga tidak mengenal usia, bisa mulai dari anak-anak hingga orang tua. Dan dari sisi penyelesaian salah paham juga ada yang berhasil dengan damai namun banyak pula yang berakhir dengan putus silaturrahmi.
Hal yang sama sering terjadi di dunia #steemit ini. Kesalahpahaman antara steemian satu dengan steemian yang lain dapat saja terjadi, baik secara langsung maupun dalam komunitas yang telah terbentuk. Biasanya salah paham ini terjadi karena belum ada interaksi secara langsung dan hanya sesekali berinteraksi di dunia maya. Oleh sebab itu, petuah pertama yang kita dapatkan saat pertama kali mendapatkan akun #steemit adalah perkenalan (#introducing, #introduction, etc) tentang siapa kita kepada steemian lain sebagai tindakan preventif agar tidak terjadi salah paham.
Dalam sebuah tulisan, Hariyanto Imadha seorang pengamat prilaku menyebutkan bahwa ada 5 hal yang membuat seseorang salah paham.
- Logika Apriori. maksudnya adalah seseorang yang berpikir tidak berdasarkan fakta objektif yang dan hanya berdasarkan angggapan subjektif belaka.
- Kaku. seseorang terlalu terpaku pada format baku sehingga ketika ada format yang berbeda tidak diketahuinya dan “janggal”, ia tidak mau bertanya kepada yang bersangkutan alias tidak dinamis.
- Empirisme Subjektif. seseorang mengukur pengalaman orang lain dengan pengalaman pribadinya yang sebenarnya berbeda dengan orang lain.
- Keras Kepala. yaitu dimanan seseorang merasa pendapatnyalah yang benar dan pendapat orang lain yang ssalah. Padahal, pendapatnyalah yang salah karena tidak memahami fakta yang sesungguhnya.
- Stagnan. seseorang tidak mampu berpikir secara alternativisme. Tidak membuka adanya kemungkinan-kemungkinan lain. Juga, karena terbatasnya pengetahuan, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
Risalah Salah Paham hingga Salah Paha
Dewasa ini, salah paham makin sering terjadi, dari lingkungan terkecil yaitu keluarga terkadang suami dan istri sering tidak sejalan karena salah paham. Salah paham juga terjadi pada lingkungan yang lebih besar seperti Kepala Desa dengan warga, hingga Presiden dengan rakyatnya. Penyebab kesalahpahaman tersebut terkadang dalam skala sepele atau dalam masalah yang sangat urgen. Akibatnya banyak hubungan yang kemudian berantakan, suami istri bercerai, Kepala Desa dimakzulkan dari jabatannya hingga Presiden yang mendapatkan gelombang demontrasi besar-besaran.
Dalam ilmu Perpahaman Nasional, PAHAM adalah tingkatan terbawah dalam ilmu. Lho kok bisa !? Ya, karena dalam taraf ini seseorang memiliki wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Seseorang yang paham adalah dimana saat ilmu yang dimiliki tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
Pada tingkatan terbawah selanjutnya adalah KURANG PAHAM. Manusia jenis ini adalah orang yang kurang paham namun ia akan terus belajar sampai dirinya benar-benar paham, metodenya banyak sekali. Terkadang ia bertanya kepada yang lebih mengetahui, membuka referensi ilmiah dan terjun langsung ke dalam bidang yang tidak dipahaminya. Hal ini ia lakukan agar ia mendapatkan simpul2 pemahaman yang benar.
Naik lagi satu tingkat terbawah berikutnya adalah sesuai judul diatas yaitu SALAH PAHAM. Seperti yang saya jelaskan diatas, Manusia Salah Paham ini adalah type orang yang menjadikan emosi lebih duluan dibanding otak dan hatinya. Dia tidak sempat berfikir jernih, namun demikian orang type ini akan meminta maaf setelah sadar atau setelah dia paham. Jika tidak meminta maaf maka Jenis terakhir inilah orangnya, dia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu yaitu gagal paham.
Tingkat tertinggi dari ilmu itu adalah GAGAL PAHAM. Biasanya manusia type ini lebih mengedepankan kesombongannya. Dirinya merasa berilmu dan ogah menerima ilmu dari orang lain, merasa rendah dengan masukan dari siapapun (apalagi itu nasehat), atau pilih-pilih hanya mau menerima ilmu (nasehat). Kebiasaannya adalah lebih memilih melihat siapa yang menyampaikan dari pada apa yang disampaikan. Kalau yang memberi penyampaian itu orang terkenal maka dia suka saja, sebaliknya kalau yang menyampaikan adalah orang kampung bisa jadi bulan-bulanannya. Orang type terakhir ini adalah Orang yang tertutup hatinya, tertutup akal pikirannya, tertutup pendengarannya dan tertutup logikanya. Mungkin orang-orang seperti inilah yang dimaksudkan oleh Bang @ayijufridar dalam tulisannya 3 hari lalu berjudul Imprisoning Women | Memenjarakan Perempuan. Kapasitas sebagai pembuat kebijakan tapi tidak bijak, duduk sebagai perwakilan rakyat tapi rakyat disekat-sekat, dianggap sebagai orang yang mengetahui regulasi tapi analisa yang dipakai metode dehumanisasi. Tak naik pikir.
Sepertinya pemahaman saya terbalik ya ? saya jawab TIDAK.
Dalam terminologi orang bijaksana bahwa ilmu itu adalah salah satu pelengkap seseorang menghadapi hidup. ilmu akan bermanfaat selama orang yang menggunakan ilmu tersebut bijaksana. Konsep dasar ilmu itu adalah membumi, seperti philosofi Padi "makin berisi makin merunduk". Orang yang semakin paham akan semakin membumi, menunduk, merendah dan menjadi BIJAKSANA. Semakin ia mengetahui bahwa pada akhirnya banyak sekali ilmu yang belum dia ketahui, dia merasa seakan-akan dia tidak tahu apa-apa.
Sebaliknya, orang yang GAGAL PAHAM itu seperti balon gas, jika tercerabut dari akar kebijaksanaan atau dari Sang Pemilik Ilmu (Aliim) maka dia terbang tinggi dengan kesombongannya, memandang rendah ke-ilmuan lain yang tak sepaham dengannya, dan merasa akulah kebenaran. Dalam illustrasi saya, orang gagal paham ini layak disebut Manusia SALAH PAHA.
Manusia Salah Paha adalah orang yang yang yang menempatkan hati dan akalnya seperti berada di bawah perut dan diantara dua paha. Ia mengedepankan kemauan, kesombongan dan pengetahuannya untuk memenuhi nafsunya semata.
Semoga kita berada pada tingkatan terbawah pertama dan kedua, kalaupun sesekali kita berada pada tingkatan terbawah ketiga, segeralah pulang karena anak binimu menunggumu, eh salah. Maksud saya segeralah kembali kepada tingkatan terbawah kedua.
Follow jika ingin berteman, Vote jika anda berkenan dan Restem jika diperlukan.
Wassalam dan Hormat saya,
@Khaimi
For Community Discord, Please Join us Here...
Join eSteem Discord
Join Steemit Indonesian Community Discord
Join Silentzen Discord
Join sevenfingers discord
Join steempreas discord
Nice 👍👍👍👍👍
Lagu belejer ilmu kepribadian kurasa, semoga ara mien tulisen si lagu ini.
Berijin & sukses
Betul abangku @najmifajar. Belejer sambil berfilosofi.