Menulislah dengan Cinta

in #writing6 years ago (edited)

image
Melalui narasi kita bisa mendeskripsikan yang tak indah menjadi indah, mengikat makna dalam untaian kata


Menulislah dengan cinta. Hm, apakah untuk menulis memerlukan cinta? Ya, sama seperti aktivitas lainnya, menulis juga membutuhkan cinta. Kau tahu, untuk melakoni aktivitas menulis membutuhkan penggerak. Seperti roda, kau tahu roda kan? Tanpa digerakkan dia akan tetap diam seperti patung maneken di gera-gerai pakaian, tetapi sekali kamu mendorongnya, dia akan terus melaju, jauh, jauh, jauh. Melampaui batasan yang bisa kau kalkulasikan. Tetapi kamu butuh cinta agar bisa menggerakkan roda itu.

Cinta? Ah, terdengar sangat sepele ya. Tapi hanya dengan cinta kau mampu melawan kemalasan yang bercokol di dalam diri. Hanya dengan cinta kau mau menggerakkan roda-roda jemarimu agar melenggang di atas keyboard, mengetikkan kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, hingga ia menjadi sebuah cerita yang utuh.

Hanya dengan cinta, kau bisa semangat untuk terus berlatih. Mengasah inderamu agar lebih peka menangkap semua yang kau lihat, kau dengar, kau rasa di sekelilingmu. Lalu kau menukilkannya menjadi narasi-narasi yang apik. Tanpa cinta, mungkin kau akan mampu. Tapi pasti kau akan cepat merasa bosan, lelah, atau frustrasi ketika yang kau nukilkan belum mendapat tempat di hati pembaca. Lewat begitu saja seperti daun-daun yang hanyut di sungai.

Kata seseorang, “tak ada pelatihan menulis, yang ada dorongan untuk menulis.” Aku setuju dengan kalimatnya. Sudah berapa banyak pelatihan menulis yang kita ikuti, sudah berapa banyak orang-orang hebat di bidangnya yang kita dengar nasihat-nasihatnya terkait kepenulisan? Adakah yang membuat kita menulis? Adakah yang membuat kita melahirkan karya? Barang satu atau dua tulisan tentang isi hati, misalnya.


IMG20180331175202.jpg
Dengan menulis kau bisa mengabadikan senyum riang itu agar terus hidup


Menulis itu membutuhkan cinta. Cinta yang bisa menggerakkan sepasang kaki untuk segera kembali agar bisa menemui kekasihnya. Merasakan betapa jarak berpuluh kilometer itu menjadi dua atau tiga kali lipat jauhnya. Seperti tak sampai-sampai.

Menulis juga seperti itu. Cinta yang membuatmu selalu merasa tergesa-gesa ingin melahirkan anak-anak narasi. Saat kau melihat awan, merasakan bulir hujan jatuh di wajahmu, merasakan kesiur angin menempel di kulitmu, atau merasakan uap hangat mentari pagi, membuatmu tak sabar ingin menjadikannya dalam wujud kata.

Cinta, ya, hanya cinta, yang membuat sulur-sulur imajinasimu menjadi utuh. Menjadi sesuatu yang bisa ditangkap oleh penglihatan kita dalam wujud huruf-huruf. Kau barangkali termotivasi pada keberhasilan seseorang, pada keteraturan tulisan orang lain, pada berbagai prestasi yang dicapai orang lain, tapi selama tidak ada cinta dalam dirimu semua itu hanya seperti busa yang dihasilkan detergen ketika bertemu air. Akan menguap dengan sendirinya bahkan hanya dalam hitungan detik.

Seberapa banyak kau pernah bertengkar dengan kekasihmu? Satu, dua, tiga, atau lebih dari itu? Tapi selama kau masih punya rindu, masih menyimpan harap untuk bertemu, dan diam-diam selalu mendoakannya untuk segala kebaikan, itu artinya kamu masih punya cinta.


IMG20180319162911.jpg
Bahkan rumah yang ringkih ini akan menjadi berarti kembali ketika ia dinarasikan


Ya, begitulah aktivitas menulis yang kita lakoni. Bukan tidak pernah kita merasakan jemu, bukan tidak pernah kita merasakan malas, bukan tidak pernah kita merasa jika tulisan kita seperti tidak ada artinya. Sia-sia saja. Tetapi selama kita masih mau menggerakkan jemari, selama masih mau membangun imajinasi, selama masih mau mewujudkan huruf-hurufnya, selama kau masih bisa merasakan gelegak yang luar biasa di dalam dirimu ketika lama tak menulis, itu artinya ada cinta dalam dirimu.[]

Baca juga:

Apakah Ia Kekasihku?

Sort:  

Meukeutam, bacaan pertama buka mata

Hahahah kirain bacaan pertama buka puasa....

Jadi ingin nyanyi kami berdua membaca ini. Iya, kan, Bang @rismanrachman?

😂😂😂

nyanyi apa, Kak?

Itulah..nyanyinya kakak lupa..wkakakaka

Banyak kali lagu temanya cintah

Terbaik utk Ihan. Thanks atas tulisan ini...

Sama-sama Sitti, semoga bermanfaat dan bisa menangkap pesannya.

Begitulah cinta
Kekuatannya bisa mengalahkan kemalasan dan ketidakmampuan

Iya betul.... itulah yang menggerakkan Ibu menjadi segala pusat gravitasi di rumah, semu tersirap ke pelukannya.

Kerennn, sangat menyentuh rasa

Cinta ya cinta..
menulis ya harus di cintai, karena cinta dalam menulis adalah anugrah hee @ihansunrise

heheheh betul Mas..... semoga cinta itu takkan pudar yaa biar kita produktif terus, aamiinn

Yarobal alamin..

Hingga rasa itu kembali menggelegak di hati ini

Dulu bersama dengan Prof Janet kita menulis dengan hati. Sekarang menulis dengan cinta.

hati dan cinta sulit dipisahkan hehehhe

Setuju bangat dengan Kak @ihansunrise. Tanpa meninggalkan cinta disetiap aktivitas rasanya akan sangat berbeda. Apalagi aktivitas seperti menulis. Dengan rasa cinta yang dituangkan oleh sang penulis maka akan mengalir bagaikan air, tak ada hambatan😊

selamat mereguk cinta ya Ida...

Iya Kak...termasuk cinta Kakak😍😍

Inspiratif sekali ihan

tingkiuuuuu......

Ucapan Kal Iham yang masih kuingat, "Menulislah dengan rasa." Benar sekali itu.

rasa itu seperti rempah, dia yang bikin enak masakan...