KELAKUAN DAN KUALITAS DIRI
Ya! Dari judul postingan saya saja kalian pasti sudah tau apa yang akan saya bahas kali ini *(maaf, saya ke-pede-an!!)*
Mungkin di berbagai sumber, termasuk Mbah Gugel, kata ‘kualitas diri’ memiliki berbagai definisi yang berbeda-beda. Setuju atau engga, bagi saya pribadi, manusia itu juga ibarat sebuah benda (sori geis, kalo kalian ga setuju), dan memiliki kualitas. Yang membedakan manusia dengan benda lainnya hanya 3 hal saja (nih, saya paparkan lebih jelas, biar gak pada berontak :D), manusia memiliki perasaan, pikiran, dan soul (pake Bahasa Inggris biar lebih kece). Sedangkan dalam Ilmu Biologi, manusia juga digolongkan sebagai makhluk vetebrata, yang artinya manusia juga dianggap sama atau setara penggolongannya dengan hewan, sama-sama makhluk bertulang belakang (nah, berhubung udah hampir 10 tahun saya ga belajar Biologi, informasi yang ini silakan di cek ulang deh kebenarannya, siapa tau saya khilaf).
Kualitas setiap manusia itu berbeda-beda. Ada manusia yang sangat pintar, banyak yang menyukainya, tapi tidak semua orang bisa bergaul dengannya. Kenapa? Itu karena kualitasnya bagus, orang yang tidak bisa menyamai atau minimal mengikuti gaya pergaulannya (seperti gaya bercanda yang membutuhkan high order thinking, pembicaraan yang high level, sering bicara tentang informasi kelas dunia, dll) maka akan kesulitan berbaur dengan orang seperti ini, meskipun mereka membutuhkannya. Jika diibaratkan benda, orang seperti ini adalah berlian.
Alasan saya membahas tentang kualitas diri kali ini dikarenaka pengalaman teman saya sendiri saat dia melakukan pembelian di sebuah toko baju di daerah Banda Aceh. Dimana sang pemilik toko memberikan uang kembalian ke teman saya dengan cara melemparkannya (waks??!). Padahal saat itu tidak ada celah yang mengharuskan uang itu di lempar. Jelas saja teman saya marah dan kesal dengan kelakuan seperti itu saat dalam perjalanan pulang.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, yang membedakan manusia dengan benda lainnya adalah adanya perasaan, pikiran, dan jiwa. Bukankah dengan sesama pengguna perasaan, pikiran, dan jiwa sebaiknya kita memperlakukan satu sama lain dengan baik?
Helooooowww …. Ini tuh jaman modern, dimana manusia gak lagi menilai orang lain berdasarkan harta, omongan, dan kedudukan (kecuali hanya segelintir orang yang masih belum menjajaki era modern sih :P).
Disaat kita sedang tidak membutuhkan seseorang, kita mengabaikan orang tersebut dan menganggap orang tersebut hanyalah butiran debu. Namun disaat kita membutuhkan orang itu kembali, lantas kita memasang senyum lebar dan membeli banyak kata-kata manis, serta mengabaikan begitu saja tentang bagaimana kita memperlakukan dia dulunya (what the nani??!!)
Ingat. Kualitas diri bukanlah harga diri. Tapi orang yang berkualitas memang berada di derajat yang tinggi dengan sendirinya ^^ Mau tau bagaimana cara meningkatkan derajat diri? Yaitu dengan sering-sering memberi maaf dan berperilaku baik.
Nah, bagi kalian yang sering memberi maaf, sering berpikir positif, dan memberi komentar yang positif dan santun di steemit pun sudah menandakan bahwa kalian memiliki kualitas diri yang tinggi ^^. Jadi, tidak hanya di *luar sana*, tapi mari sama-sama kita juga mengembangkang kualitas diri kita di steemit dengan sesama steemian di sini yaa … chaiyooo …
Mohon maaf apa bila ada salah-salah yaa …. Peace … just curcol bos! :D
THANK YOU FOR PASSING!!! IF YOU LIKE THIS POST, DON'T FORGET TO UPVOTE, RESTEEM, AND FOLLOW ME. SEE YOU AGAIN WITH MY NEW POSTS GUYS!!!
Semoga temannya diberikan kesabaran ya, kalau saya udh saya hamboe itu orang, hahaha
Aamiin. Sebenarnya dia memang orang yang sabar. Dia sabar dengan caranya sendiri
Beneer nih, jdi ingat kata Buya Hamka
"Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja."
Benar sekali @indraperdanaok
Lagi pula, orang yang sedang berada di atas tidak akan selamanya berada dia atas, roda akan terus berputar. Terkadang kita membutuhkan orang lain, di lain waktu, orang lain yang akan membutuhkan kita.