That's How You Find Your Self

in #writing6 years ago (edited)

Sebelum mengenal Steemit, aku pernah sekadar tahu nama Mariska Lubis walau tidak mengikuti debut dan sepak terjangnya dalam tulisan-tulisan yang tersaji di blog atau pun media massa. Setelah bersua di steemit, sejak pertama sekali aku membaca sebuah postingannya di platform bersistem blockchain ini, terbersit sesuatu, ”ooh, ini dia. Kenapa justru baru ‘bertemu’ sekarang”.Well, apapun itu, Sang Maha Tahu memang selalu memilihkan waktu yang tepat untuk bersua ataupun sebaliknya.

IMG-20180508-WA0014.jpg
captured by: @rahmanovic

Aku bertemu dengan tulisan-tulisan yang begitu merdeka. Merdeka bagi pembaca, dari seorang penulis merdeka. Mampu menguasai diri, pikiran, dan amat paham apa yang sedang ia sajikan. Lagi-lagi sebersit pikiran berkelebat. Ini bukan orang biasa...bagaimana cara agar bisa bertemu dengannya dan memastikan aku bisa mencungkil sebutir berlian saja untuk memberikan ruh pada setiap diksi yang aku rangkai dan sajikan. Ada apa dengan perempuan yang satu ini, frekuensi-frekuensi yang dikirimnya melalui kepulan aksara yang seolah ditiupkan napasnya terasa menggeranyangi seluruh pancaindra. Kucoba mengirim sinyal walau sedikit ragu. Apa bisa bertemu suatu waktu.

Pada meet up KSI pertama di Museum Aceh, aku bukanlah seorang Steemian. Sebagai seorang Steemian wanna be, aku memang merasa perlu datang dan belajar lebih banyak, tapi hari itu ternyata Allah belum mengizinkan. Ditambah dengan kemauan yang masih maju mundur tak sekuat yang kupikirkan. Jadi, aku melewatkan kesempatan pertama bertemu Mbak Mariska.

Tak bisa kunafikan peran Kak @alaikaabdullah dan @rahmanovic yang bisa saja semakin membuatku lebih maju lagi mengutarakan keinginan bertemu dengan beliau. Lalu di sebuah postingan beliau kala itu, beberapa Steemian berpose di samping beliau, aku mengatakan “Kapan bisa berpose seperti ini dengan Mbak Mariska?”

Lalu, pucuk dicinta ulam pun tiba. Kalau ceritanya hanya sekadar bertemu barangkali semua akan bertemu di waktu yang tepat. Tapi perkara mendapatka transfer ilmu adalah berkah dari Yang Maha Kuasa. Ini sungguh tak terkira. Sebagai seorang disleksik yang beranggapan berhasil membangun coping strategy selama menjadi pembelajar di Fakultas Kehidupan ini, adalah rasa dahaga yang luar biasa ketika menemukan sajian-sajian tulisan @mariska.lubis yang memang kuakui sangat ‘berisi’. Ia mampu menyampaikan ide secara komprehensif dan begitu bebas dari praduga. Tidak objektif dan mengembalikan semuanya kepada pembaca.

Berulang kali aku bergumam, bagaimana bisa menyajikan tulisan semerdeka ini. Lalu bisa dicerna dengan kepala yang jernih. Jauh dari kesan menggurui, menghakimi, bahkan penggiringan opini. Jadi, ketika kelas Meditasi Menulis dimulai, dimulai juga petualangan-petualangan baru, terkuak juga beberapa jawaban. Ke mana aku selama ini? Bagaimana hal ini bisa luput padahal ia ada di dalam sini. Berkaca pada sanubari. “Saya kembalikan pada diri kalian. Find it by your self! Hanya Allah pemberi Hidayah. Saya tak pernah bisa membuat kalian mendapat hidayah ataupun murtad! Ya, itulah diri kalian sendiri. Menulislah dengan merdeka. Temukan diri sendiri.”

Ah, ke mana aku selama ini. Yang kubaca-baca setiap hari tapi aku sendiri tak pernah paham. "Fa’alhama fujuuraha wa taqwaahaa". Allah telah mengilhamkan kepada manusia jalan kefujuran dan ketaqwaan, tinggal manusia itu sendiri yang memilihnya. Sedetik aku gagu dan tertunduk malu. Segala pikiran yang pernah ada, menyalahkan orang lain, masa lalu yang terbawa-bawa selalu, kata si ana dan si anu, dan sekian banyak hal lain yang mengintervensi saat aku mulai menulis. Akulah yang membuat batas pada diri sendiri. Aku menarik napas dalam dan membuangnya perlahan. Maka, nikmat-Ku yang mana lagi yang engkau dustakan? Kata Allah berkali-kali dalam Ar-Rahman.

Pertemuan dua hari lalu dan kemarin di kafe Bin Ahmad memberikan energi positif yang cukup besar untuk mulai menentukan pilihan-pilihan hebat dalam hidupku, dan tentu saja sebagai perempuan, ini akan berimbas pada satu keluarga inti di tahap awal dan generasi berikutnya di tahap selanjutnya.

Bersama teman-teman lain @alaikaabdullah, @fardelynhacky, Ayu the @betterpeson, @rahmanovic, @jarnidanababan, @rahmayn, @sittishabir, @fararizky @iepoe.gallery, dan @nachazamulia benar-benar mendapatkan ilmu yang berharga dalam kurun waktu kurang dari setengah hari.

IMG-20180508-WA0012.jpg
captured by: @rastaufik10
Barangkali tulisan ini sangat terfokus pada diriku sendiri dan terdengar egois. Namun ternyata menulis butuh ego yang tak perlu dibuang jauh atau pun di kesampingkan. Biarkan egoku, egomu menyatu dan diramu dalam selaksa cinta. Karena sebenarnya menulis adalah aktivitas berbagi dan bernilai filantropis yang tinggi. Sedekah-sedekah jariyah tercurah dalam bentuk rentetan aksara yang coba kita bentuk. Sebagaimana yang dikatakan Pram, menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Aku tahu Mbak Mariska sama sekali tak butuh pujian, karena itu aku berkali-kali mencoba tidak memuji beliau di dalam tulisan ini. Tapi maafkan apabila ada yang terlalu kentara dari awal hingga akhir tulisan ini. Wujud terima kasihku dengan mencoba mengaplikasikan metode menulis relaksasi ataupun meditasi menulis untuk diri sendiri, anak-anakku yang istimewa, dan murid-muridku yang selama ini ingin kupintakan maaf, maafkan aku baru memiliki sedikit sekali ilmu sebagai guru. Maafkan baru bisa menjemput ilmu semacam ini setelah sekian lama belajar.

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca hingga tuntas.

@dyslexicmom.jpg

Sort:  

serunya bisa meet up dengan kak @mariska.lubis pingin banget laah bisa ikutan meet up ksi aceh tapi tapi kami jauh, huhuhu

Iya. Insya Allah nanti ada kesempatan bertemu ya, Liza...tetap semangat!

Suka kali tulisannya😎

Suka jugaaa doong, komentar yang ini. Keren pakai banget eh pakai reben 😅😅😅

Hahaha, mau ngomentarin tapi kalah cepat dengan kata-katamu dek, terpaksa pake emot untuk mewakili hati

Tak satu pun dari tulisan-tulisan Aini yang tak kusuka. Aini selalu saja mampu membuatku terpana. Ini orang, menulisnya asyik banget, pilihan kata dan untaiannya membentuk kalimat yang senantiasa bikin aku kagum.

Bertemu Teh Mariska kemarin, kuyakin, tulisan-tulisan Aini akan semakin bernyawa! Go go go, Aini, you will make it!

Apa jadinya kalau komentar ini di resteem? Bikin semangat bangeet! Kak Al selalu gitu!

Jiaaah gak bisa diresteem ternyatah!! Makasihh Kak Al yaa...kusuka juga tulisanmu karena renyah dan gurih kayak sarapan di Nasi Gurih Pak Rasyid.

Berisi banget tulisan ini. Termasuk pemilihan kata-kata. Suka suka suka

Huhuhu...makasih @sittishabir. Tetharru...

wow the best.

Thank youu...

Di AcehTrend ya?

Iya, Bang Miswar. Aini kan ada sapa Bang Miswar waktu malam itu dan pagi ada lihat Bang Miswar turun dari rumah panggung. Itu nggak Aini sapa lagi karena wajahnya sedang serius kali, langsung menghadap laptop di meja dekat tiang. :D

Waddus, maunya kita ngopi😁

Haha..iya gpp, Bang. Anggap saja sudah. Bang @tinmiswary ngopi di meja dekat tiang itu dan Aini ngopi di samping musala...

Lain waktu semoga bisa semeja.

Udah berkumpul dengan Steemian cukup sering, malah beberapa temen dekat aktif sekali di sini. Nama Kak @mariska.lubis ini juga berulang kali diceritakan oleh mereka. Dari tulisan ini jadi makin yakin, pasti Kak Mariska ini tipe best friend untuk banyak orang dan pengalaman hidupnya begitu panjang dan luas makanya bisa menjangkau banyak pihak dan orang-orang menanti untuk bertemu dengannya ^^

Yap, benar banget... sayang kalau pertemuan sekadar menatap dan berfoto. Ini salah satu berlian yang kaya ilmu. Senang sekali ternyata selain humble dan senang berbagi, beliau sangat piawai mentransfer ilmu. Tinggal sediakan teko-teko besar dan kosong, lalu duduk mendengarkan. Tidak perlu hitungan waktu teko segera penuh...lekas alirkan dan minta diisi lagi. Ilmunya banyak bangeeettttt.... bukan cuma di dunia menulis, the kind of benefit knowledge!

Would love to meet her one day.. Dan salam kenal juga untuk @dyslexicmom ^^

I hope so.

Salam kenal kembali @nicasemulia

Jujur kak, Ayu baru paham maksud Mbak Mariska ketika dibilang jangan menulis secara objektif dari tulisan kakak ini.

Ia mampu menyampaikan ide secara komprehensif dan begitu bebas dari praduga. Tidak objektif dan mengembalikan semuanya kepada pembaca.

Demam dan batuk memang bikin otak gak mampu bekerja maksimal, hahaha... Makasih kakak udah dituliskan dengan pemaparan yang sangat manis.

Aiiih... jujur2 kali nanti Kak Aini geer. Hehe..

Loading...

Coin Marketplace

STEEM 0.29
TRX 0.12
JST 0.033
BTC 63700.12
ETH 3136.09
USDT 1.00
SBD 3.83