The Words Dilligent Savers |
IF the status on social media consists of 3-4 sentences, and is renewed up to 3 times a day, then if saved it will be a short story within 4 weeks. The problem is, we are not savers and like to waste time, and we waste sentences.
Many social media residents are not word savers who are patient and diligent. Word by word on social media and the WA group, which sometimes follows one after another, ends without conclusions.
Let's save comments and status on social media into a whole story, leaving a deep message, leaving a trail that inspires people, at least for themselves, thankful to others.[]
Penabung Kata yang Tekun
KALAU status di sosial media terdiri dari 3 - 4 kalimat, dan terbarui sampai 3 kali sehari, maka jika ditabung akan menjadi sebuah cerpen dalam waktu 4 minggu.
Masalahnya, kita ini bukan penabung dan suka menyiakan waktu, serta menyiakan kalimat. Banyak penghuni sosial media bukan penabung kata yang sabar dan tekun. Kata demi kata di sosial media dan si grup WA, yang terkadang susul-menyusul tanpa jeda, berakhir tanpa kesimpulan.
Mari menabung komentar dan status di media sosial menjadi sebuah kisah yang utuh, meninggalkan pesan yang dalam, meninggalkan jejak yang menginspirasi orang, minimal bagi diri sendiri, syukur-syukur bagi orang lain.[]
mantap bang. ingin aku tabung kata-kata.
Leih banik menabung kata daripada menabung dosa, hehehehe. Saeum literasi @irwankomunikasi.
Salam Literasi.
Bang.. buku putroe neng udah ada di toko2 buku?
Buku lama @albertjester. Sudah tidak beredar lagi. Doakan semoag bsa dicetak ulang.
Ada ga di perpustakaan? Semoga cepat dirilis ulang bang
ayo, kita kita berkomentar dan dan bersosialisasi, di sosmed yang kita cintai Steemit, moga-moga komentar kita bermanfaat untuk pengguna sosmed, sehingga tabungan komentar pun berkah.
Salam
Sebaik-baik komentar adalah komentar yang sehat bergizi setidaknya bagi diri sendiri, hehehehe...
Setuju 😃
'Menabung kata demi kata untuk menjadi cerpen'...bukan karena tidak bisa tapi karena banyak orang tak terbiasa dan gak percaya diri bahwa mereka bisa.
Ala bisa karena biasa, kata pepatah zaman.