Tips Menulis Sederhana dari Saya

in #writing7 years ago (edited)

Saya sedikit malu (persisnya minder) membagi tips menulis ini kepada pembaca di Steemit. Kenapa? Di Steemit ini, saya lihat banyak sekali berhimpun penulis senior dan kawakan, semisal @ayijufridar @teukumukhlis @masriadi @peradabandunia dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu dalam postingan ini. Mereka sudah menulis ratusan (mungkin ribuan) artikel serta puluhan buku yang bisa kita jumpa di toko-toko buku kesayangan kita. Pun begitu, saya berpikir, tak ada salahnya membagi tips sederhana ini, katakanlah untuk mereview/merefresh ulang pengetahuan kita.

Bagi saya, tak ada tips dan trik yang baku soal menulis, begitu juga tak ada istilah paripurna dalam hal kepenulisan. Semua berkembang dan terus berkembang, termasuk cara kita menulis. Apalagi, saya lihat di sini, cukup banyak pengguna Steemit yang beberapa di antaranya saya tahu tidak memiliki background menulis, namun sudah menulis di sini. Saya harap, untuk merekalah postingan sederhana ini saya hadirkan. Mohon dimaafkan jika sedikit menggurui, tapi dari hati terdalam saya tak ada maksud seperti itu. Yakinlah, menulis ini pun menjadi media pengulangan bagi saya, untuk terus belajar menjadi penulis yang baik.

Screen Shot 2017-07-27 at 11.07.37 PM.png
Kemarin, seperti sudah saya posting di Steemit, saya bertemu dengan guru menulis saya, Janet Steele di ruang kuliah MJC AJI Banda Aceh. Apa yang saya tulis ini pun, sedikit banyak saya peroleh dari kelas menulis yang dia ampu bersama Andreas Harsono dalam pelatihan menulis narasi di Yayasan Pantau pada tahun 2011 silam. Saya yakin yang saya tulis ini sudah terlalu umum dan sering kita dengar dari sejumlah pelatihan yang kita ikuti. Mohon maaf, jika sekiranya posting ini terkesan klise dan terlalu biasa-biasa saja.

Ada satu nama yang membuat saya masih terkesan sampai hari ini, dan terus terang baru saya tahu dari pelatihan itu. Dia adalah Ray Peter Clark, seorang guru menulis dari Poynter Institute, sebuah lembaga yang didedikasikan untuk pengembangan jurnalisme di Amerika. Dia menulis sebuah buku bagus dan bisa menjadi panduan bagi kita yang meminati dunia tulis-menulis (secara serius). Judulnya, Writing Tools atau perkakas menulis. Pembaca bisa mencarinya di internet atau mengunjungi website Pointer Institute, karena bisa dibaca dengan gratis. Berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh, dialah yang pertama mengembangkan konsep dan pedoman standar 5W1H, materi dasar di setiap pelatihan jurnalistik, yang disulapnya menjadi pendekatan baru, untuk tujuan menulis narasi. Dari pendekatan tersebut, banyak penulis mampu mengembangkan sebuah tulisan narasi yang bisa kita nikmati seperti menonton film dokumenter.

Screen Shot 2017-07-27 at 11.10.17 PM.png
Hal ini terkait bagaimana sebuah tulisan narasi dibuat. Who (siapa) berubah menjadi karakter/tokoh yang terlibat dalam cerita; What (apa) menjadi plot/urutan peristiwa; When (kapan) menjadi kronologi; Why (mengapa) menjadi motif; Where (di mana) menjadi setting/tempat yang dilalui tokoh; How (bagaimana) menjadi narasi atau bagaimana unsur-unsur tadi diceritakan.

Pendekatan dari Clark ini, saya pikir, sangat berguna bagi siapa pun (termasuk blogger) yang ingin menulis tulisan panjang yang bisa dinikmati pembaca seperti layaknya membaca sebuah cerita pendek atau bahkan novel. Sebab, melalui pendekatan ini, seorang penulis mencoba mengadopsi cara bercerita dengan melibatkan empat unsur penulisan narasi. Baca tulisan saya sebelumnya.

Screen Shot 2017-07-27 at 11.12.03 PM.png
Sederhananya, dengan modal 5W1H sebenarnya kita dapat menulis sebuah tulisan yang memikat (Gabriel Garcia Marquez menyebutnya sebagai aksi menghipnotis) pembaca. “Menulis adalah aksi menghipnotis,” katanya suatu ketika di sebuah kelas menulis. Sebuah tulisan yang bagus mampu membuat pembaca tanpa sadar menghabiskan bacaannya, seperti orang terkena hipnotis. Sementara tulisan yang kurang bagus, seorang penulis seperti membuat seorang pembaca tersadar dari hipnotis, dan membuatnya berhenti membaca.

Screen Shot 2017-07-27 at 11.10.44 PM.png
Nah, jika hendak menulis sebuah tulisan yang bagus, jangan abaikan unsur 5W1H meski terdengar klise. Saat kita memutuskan menulis sesuatu, penting bagi kita untuk bertanya, tentang siapakah tulisan ini. Dalam menulis apa pun, kita wajib mencari tahu orang-orang yang terlibat dalam cerita, dan apa sisi menariknya dari orang-orang yang kita ceritakan itu. Selanjutnya, tentang apakah sebenarnya cerita yang kita tulis. Jawab pertanyaan ini dengan tuntas, jika perlu dengan sebuah riset mendalam.

Kemudian, cukup banyak kejadian-kejadian penting terjadi pada waktu tertentu. Karena itu, unsur kapan itu sangat penting dalam tulisan kita. Karenanya kita perlu memperhatikan periode waktu terjadinya sebuah peristiwa. Apa saja yang terjadi pada kurun waktu tersebut. Lalu, soal tempat, ini sangat penting. Malah, seorang pengusaha properti pun begitu memperhatikan lokasi saat hendak membangun sebuah bangunan. Kita mutlak harus tahu setting kejadian dan kisah yang kita tulis itu berada di mana. Apa menariknya tempat yang kita tulis, serta apa hubungan seorang tokoh dalam cerita dengan tempat yang kita tulis.

Tak kalah pentingnya adalah unsur mengapa dan bagaimana. Keduanya berhubungan erat, dan menjadi ruh sebuah tulisan. Tulisan yang baik itu mampu memuaskan rasa ingin tahu pembaca tentang mengapa 'peristiwa' yang kita tulis itu terjadi, serta bagaimana duduk perkaranya. Intinya, mengapa sesuatu itu terjadi, dan bagaimana persisnya kejadian itu. Jawab pertanyaan ini dengan tuntas jika tak ingin pembaca anda bertanya-tanya lagi.

Screen Shot 2017-07-27 at 11.11.02 PM.png
Terakhir, saya pikir, ketika kita menulis sesuatu, tanya lagi pada diri kita soal apa sisi menarik dari cerita yang kita tulis, apa ada hal aneh/unik dan lain sebagainya. Sering-kali potongan-potongan kecil cerita unik/aneh justru lebih diminati pembaca dibanding cerita serius dan menoton. Terus terang, saya sendiri tidak yakin kalau tips menulis dari saya ini pun tak kalah monotonnya. Pun begitu, saya berharap mudah-mudahan saja, Anda membacanya hingga tuntas sampai kalimat terakhir ini. Anggaplah, seperti kata Marquez, saya berhasil menghipnotis Anda, dan tanpa sadar Anda sampai pada titik ini. []

Sort:  

Saya belum senior @acehpungo hehehehe Di Steemit ini, saya lihat banyak sekali berhimpun penulis senior dan kawakan, semisal @ayijufridar @teukumukhlis @masriadi @peradabandunia dan masih banyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu dalam postingan ini. Mereka sudah menulis ratusan (mungkin ribuan) artikel serta puluhan buku yang bisa kita jumpa di toko-toko buku kesayangan kita. Pun begitu, saya berpikir, tak ada salahnya membagi tips sederhana ini, katakanlah untuk mereview/merefresh ulang pengetahuan kita.

Senioritas yang maksud di sini bukan dari segi umur, ya, tapi dari karya (buku) yang dilahirkan. Nah, karena faktor karya ini, maka bisa saya katakan, saya lebih senior dari Anda-anda ini. Hehehe

Saya belum punya buku. Jadi (sah) saya masih junior.

Kiban Makna acehpungo?


Neutuloeng Jeulaskan, Mungken Kamoe Kureung Mephoem!

Nanti kapan2 akan saya bikin tulisannya. Untuk sementara sila dibaca tulisan War Stories from Bronbeek Museum, terutama di paragraf terakhir, sedikit terkait dengan Aceh pungo (Aceh Moorden), suatu keberanian luar biasa dari pejuang Aceh sampai-sampai orang Belanda tidak memiliki kosa-kata yang cukup untuk memahami model keberanian luar biasa orang Aceh, begitu kira-kira @king-aceh

It's a nice post. Saya juga penulis baru di Steemit ini. Bisa dikatakan sangat-sangat baru. Dengan banyak membaca saya jadi banyak tahu. Terima kasih banyak atas postingan yang sangat bermanfaat ini.

Terima kasih bersedia membacanya, semoga bermanfaat utk kita. Menulis itu tak sulit Krn bisa kita asah tiap hari dg rutin menulis

Mohon bimbingan dari senior. biar bisa lebih kreatif lagi.

Kita sama2 belajar di sini, saling support aja

Terima kasih, sudah berkenan membacanya. Saya menulis ini untuk bahan pengulangan bagi saya sendiri :)

Gaya bertutur khas, yang selalu saya sukai dari dulu, Senior..

Wah, tapi masih kalah dg gaya menulis pak @djunmul yg rutin menulis di pantau Aceh dulunya. Saya sendiri tak mampu menulis demikian bagus

Selain terhipnotis, saya memang selalu membaca karya Taufik Almubarak alias @acehpungo hingga tuntas. Bereh.

Do you have T.P. for my bunghole? I would hate for my bungholio to get polio.

Ah, bung @zulkabar terlalu mengada-ada nih. Saya justru masih belajar termasuk malirik2 tulisan papi nurlisa

Luar biasa guree lon, mebacut hana ragu. 😀😀

Hana pat bantah @arfa

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.27
JST 0.041
BTC 97752.40
ETH 3582.53
SBD 1.59