Lesson Learned PART 1
Sebelumnya, gak pernah tau cara memimpin secara formal dalam lingkup kerja yang professional. Seorang teman pernah bilang, "Jangan pernah bikin pinter karyawanmu". Dan jujur, statement itu gak pernah aku setujui karena tidak korelatif dengan diri ini. Memimpin, pada dasarnya membuat mereka yang dibelakang kita cerdas, lalu belajar mengelaborasi. Hingga suatu saat kalaupun dia pintar dan ingin mengejar yang benar-benar mimpinya, apa salahnya?
Tapi, makin kemari memang susah menanamkan kepercayaan, apalagi pada mereka yang otaknya dijejal dengan uang. Secara tak sadar, mereka berperan bagai tikus. Curiga pada kita yang sudah sangat terbuka dan jujur, menyembunyikan rahasia rahasia kecil disudut, sibuk menanyakan uang ini dan itu yang padahal kita sama sama di posisi retak.
Aku jadi belajar bahwa, tidak semua orang bisa kita tanamkan kepercayaan, tidak semua orang bisa kita ajak bicara, tidak semua orang akan sudi percaya untuk bekerjasama bahkan jika kau menampakkan isi dompet hingga perutmu yang acakadut. Mereka akan tetap jadi mereka. Tugas kita adalah tetap pada jalannya. Jika memang tidak sevisi, cukup sudahi dan katakan sampai jumpa lagi. jadi dewasa memang harus berani.