Ahok itu seperti 4 tokoh sejarah ini

Yuan Chong Huan

https://en.wikipedia.org/wiki/Yuan_Chonghuan

Yuan Chong Huan adalah jendral bintang 4 di dari dinasty Ming. Dengan mengandalkan techology meriam yang dia pelajari dengan seksama, dia berhasil mengusir tentara Ching dan membunuh kaisar Ching, Nurchachi.

Ini seperti Ahok, yang menggunakan technology e-budgeting untuk melawan korupsi di Indonesia.

Nasib Yuan tidak berakhir baik. Yuan tidak akur dengan pejabat pejabat korup di parlemen. Dia terlalu tegas.

Suatu waktu, Jurchen barbarian, karena sudah tidak sanggup lagi melawan Yuan, memilih untuk melewati pasukan Yuan dan merebut ibukota Ming.

Yuan pun dipanggil untuk membela ibukota. Dengan pasukan yang terbatas, Yuan menghancurkan jalur supply makanan musuh. Tetapi Yuan tidak bisa menghancurkan pasukan Ching.

Pasukan Yuan tidak cukup.

Yuan menyelamatkan ibukota. Kaisar Ching membuat bukti palsu untuk memfitnah Yuan. Buktinya ya tentu tidak jelas. Seperti pasal karet yang menjerat Ahok.

Tapi ya itu. Yuan tidak akur dengan pejabat pejabat lain. Lagipula, banyak pejabat korup juga ingin Yuan mati.

Yuan dihukum mati dengan dicincang pelan pelan.

Banyak orang berkabung. Bahkan negara Korea pun berkabung dengan kematian Yuan. Tetapi banyak orang cina yang tidak tahu masalahnya justru bergembira dengan kematian Yuan. Pejabat pejabat korup merayakan kematian Yuan.

Kaisar Chongsen menjadi kaisar terakhir dari dinasty Ming. Bangsa bangsa lain melihat kematian Yuan sebagai suatu ketololan yang luar biasa dan sering menyerang dan melemahkan Ming.

Ching menguasai Ming. Dan Cina dijajah barbarian selama ratusan tahun. Cina makin tertinggal dari negara negara barat. Akhirnya Cina menjadi negara miskin selama ratusan tahun. Sampai sekarang pun pendapatan perkapita Cina masih dibawah Amerika dan Cina hanya menguasai 14.4% GDP dunia.

Padahal jaman Dinasty Ming, Cina adalah negara terkaya dan termaju di dunia.

Ironisnya lagi, kaisar Ching lah yang kemudian menemukan bukti fitnah terhadap Yuan Chonghuan. Kaisar Ching kemudian berusaha mencari kerabat Yuang Chonghuan yang masih hidup untuk diberi hadiah. Padahal Yuan Chonghuan menghabiskan hidupnya untuk membela Ming dan memusuhi Ching.

Begitu juga Ahok. Ahok mengabdi kepada rakyat, tapi justru banyak rakyat memusuhi Ahok.

Sima Yi dari Wei.

Zhuge Liang dari Shu ingin mempersatukan daratan pusat dan merestorasi dinasty Han. Zhuge adalah penasehat militer yang terkenal dengan reputasinya. Dia tidak pernah kalah perang. Dia tidak pernah merebut kota yang sudah terkepung.

Zhuge menyerang Wei dengan 5 strategy. Dia beraliansi dengan Sun Quan, Gongsun Yuan di utara dan gubernur Jing Zhou. Zhuge pun menjaga supply air dan menyerang Wei. Supaya lebih sukses lagi Zhuge Liang memfitnah Sima Yi. Sima Yi diasingkan.

Tetapi satu pejabat Wei melihat itu. Dia bilang, Zhuge takut kepada Sima Yi. Satu orang itu bisa menyelamatkan kita dari Zhuge Liang.

Kisah Sima Yi agak mirip Ahok. Koruptor mau mengambil uang rakyat seperti Zhuge Liang mau menyerang Wei. Supaya lebih gampang lagi, mereka menyingkirkan orang yang menurut mereka akan paling mempersulit usaha mereka.

Di sini usaha Zhuge untuk memfitnah Sima Yi justru memberi signal tentang siapa pejabat negara yang bisa menyelamatkan Wei dari Shu.

Dan belum pernah saya melihat demonstrasi besar besaran untuk menjatuhkan seorang gubernur yang kekuasaanya kecil sekali. Pilkada serasa pilpres kata media. Seolah olah semua koruptor, semua terrorist, dan semua orang yang ingin merubah dasar negara kita harus bersatu untuk menjatuhkan satu orang saja.

Seolah olah seluruh koruptor di Indonesia tidak takut Tuhan. Mereka takut Ahok.

Sima Yi di recall. Dan kemudian dia menggempur Meng Da, menggempur Gongzun Yuan, dengan gerak cepat. Sima Yi beraliansi dengan Sun Quan supaya Sun Quan tidak menyerang. Pasukan Zhuge yang bertugas menjaga air juga tidak siap. Zhuge kehabisan air dan mundur.

Wei is back in business. Keturunan kaisar Cao Rui menyerahkan kekuasaan ke keturunan Sima Yi. Mereka menaklukkan Shu dan Wu. Mengakhiri kisah 3 negara. Dan akhirnya Cina bersatu kembali dalam dinasty Jin.

Hussein dan Hasan dari Rashidun Caliphate

Hussein adalah keturunan Muhamad, orang yang dianggap sebagai nabi oleh orang Islam. Waktu itu, agama islam adalah suatu agama yang reformis. Majoritas bangsa lain dipimpin oleh raja. Tetapi orang Islam tidak. Mereka memilih pemimpin mereka. Dan ini terjadi ratusan tahun sebelum revolusi prancis dan amerika.

Satu dari khalifah mereka, Utsman, nepotis. Utsman menaruh kerabatnya dalam posisi penting. Muamiyah menjadi gubernur Syria.

Utsman dibunuh karena kurang body guard. Demikian juga dengan Ali karena masalah yang sama.

Akhirnya Hussein berperang melawan Muamiyah. Untuk menghindari perang saudara, Hussein melepas kekuasaan kepada Muamiyah dengan syarat Muamiyah tidak meniru raja raja lain dan mewariskan tahta ke anaknya.

Muamiyah, tentu saja melanggar deal politik tersebut dan menjadikan Yazid, anaknya sebagai raja.

Hussein protest. Menurut Hussein raja seharusnya dipilih, bukan mendapatkan warisan tahta. Akhirnya mereka berperang.

Karena kalah taktik Hussein dibantai oleh pengikut Yazid di Karbala

Yang unik dari cerita ini adalah konon Yazid menggunakan agama islam untuk menjustifikasi kekuasaannya. Dalam prosessnya Yazid melakukan hal yang kayaknya tidak "islami", yaitu membantai keturunan Muhamad. Ya saya juga tidak tahu persis sih membantai keturunan Muhamad itu tindakan yang islami atau tidak. Nanti kalau saya bilang tidak saya dipenjara lagi karena mengimplikasikan ulama ulamanya Yazid bohong.

Islam terpecah jadi dua. Sunni dan Syiah. Kaisar kaisar Sunni secara rutin membunuh keturunan Muhamad yang menurut mereka terlalu populer. Istilahnya negative campaign lah. Pemilihan raja di negara yang tidak demokratis ritualnya memang begitu. Orang orang yang dibunuh tersebut kemudian dianggap imam oleh orang Syiah.

Orang islam pun hidup seperti bangsa bangsa lain. Mereka dipimpin oleh raja dan anak raja menjadi raja berikut dan seterusnya.

Yang lucu dan ironis adalah sekarang, banyak bangsa lain sudah memilih pemimpin mereka. Banyak orang islam justru masih dipimpin oleh raja raja dan diktator. Dan diktator diktator itu malah menggunakan agama islam untuk menjustifikasi dan mempertahankan tahta mereka.

Yesus dari Nazareth

Anak tukang kayu dari nazareth ini punya bakat economy yang tinggi. Yesus sering kali melakukan banyak hal yang dianggap mustahil oleh orang orang sekitarnya di masanya. Dalam ribuan tahun cerita cerita tentang Yesus berevolusi sampai tidak masuk akal. Tetapi mungkin ada benarnya dibalik kisah kisah itu.

Dalam situasi darurat Yesus memproduksi setengah ton minuman keras dari air biasa sehingga memberi nilai tambah ke peserta pesta yang kehabisan anggur. Pemimpin pesta sampai bengong dan bilang, "Biasanya orang kasih wine yang jelek dulu. Sesudah orang mabok baru mereka kasih yang bagus. Kamu kok kebalik?"

Yesus juga konon memberi makan lima ribu orang dengan hanya 5 roti dan 2 ikan. Bagaimana bisa? Ya who knows?

Ini seperti Ahok. Dengan anggaran yang sudah dipotong dan sisa banyak Ahok menyelesaikan lebih banyak dari gubernur gubernur sebelumnya. Kali bersih. Warga Jakarta dapat pendidikan dan fasilitas kesehatan gratis. Jembatan badja dibangun tanpa APBN. Dan APBN sisa banyak.

Bagaimana bisa? Dan kalau memang bisa mengapa tidak dari dulu? Ya who knows?

Akhirnya Yesus ditangkap dengan pasal karet. Tuduhannya tidak jelas. Sampai sekarang orang tidak tahu tuduhan dia resminya apa.

Diatas salib Yesus ada tulisan Iēsus Nazarēnus, Rex Iūdaeōrum. Yesus orang nazareth, raja Judea.

Jadi tuduhan kepada Yesus adalah dia menjadi "raja" secara illegal. Suatu tuduhan yang jauh panggang dari api.

Yesus mengclaim kalau Yahweh adalah Bapanya. Tapi orang Yahudi sering menyebut Yahweh Bapa. Lagi pula, alkitab penuh dengan frase bnei Elohim, yang arti literalnya anak anak dewa dewa.

Seperti Ahok, Yesus sering ciong dengan tokoh tokoh agama. Yesus dan Ahok terutama ciong kepada tokoh agama yang cari duit dari agama. Ahok ciong dengan FPI dan MUI.

Yesus ciong dengan segerombolan penukar coin yang kayaknya punya monopoli sertifikasi coin halal di Beith Hamikdash.

Ada cerita waktu Yesus diadili, Pilatus, gubernur Roma di saat itu, complain kalau dia tidak menemukan satupun kesalahan pada Yesus yang setimpal dengan hukuman mati. Pilatus kemudian melakukan survey.

Mereka bisa memvote apakah mereka mau membebaskan Yesus yang productive dan effective atau Barabas, seorang penyamun.

Kitab injil menulis kalau majoritas orang Yahudi dengan perbedaan yang statistically signfificant, memilih Barabas untuk bebas dan meminta menyalibkan Yesus. Mereka berkata ke Pilatus, "Biarlah darah orang ini ditanggung oleh kami, dan keturunan kami."

Seberapa jauh injil bisa dipercaya saya tidak tahu. Kemungkinan penulis injil adalah orang pro Roma. Tetapi kemungkinan ada benarnya juga sebagian dari cerita itu.

Sekitar 20 tahun sesudah Yesus disalib, Titus menyerbu Yerusalem. Orang Yahudi extremist, yang namanya Zealot, kemudian melakukan tindakan terorisme dengan membakar persediaan makanan orang Yahudi. Maksudnya supaya tidak ada perjanjian damai antara orang Yahudi moderate dan Roma.

Hasilnya bisa ditebak. Roma menang dengan lebih gampang. Sejarah mencatat. Tidak ada gunung yang cukup untuk menancap salib. Tidak ada kayu yang cukup untuk membuat salib. Ribuan orang Yahudi disalib.

Yesus sendiri menghilang. Ada yang bilang dia meninggal di salib. Ada yang bilang dia terbang kesurga dengan dilihat banyak orang, mungkin dengan kecepatan rendah supaya bisa dilihat orang sampai stratosphere, sebelum kemudian di beam up supaya sampai lebih cepat. Ada yang bilang dia melarikan diri dan berkeluarga di Khasmir.

Apapun nasib Yesus, idenya tidak mati mati. Yesus jadi populer sekali. Ide ide Yesus kemudian menjadi agama besar yang disebut kristen. Sekitar 2 milyar manusia percaya kalau Yesus itu Tuhan. Orang Yahudi, kemudian "dikerjain" selama ribuan tahun oleh orang Kristen.