Virus White Spot Syndrome Udang Vannamei

in #virus7 years ago

Budidaya udang vannamei di aceh sekarang sudah hampir 70 % mengusai wilayah aceh dan sekitarnya, hal yang sering dialami para petambak terkena virus White Spot Syndrome yang menyebabkan kerugian yang sangat besar akibat kurangnya biosucurity pada tembak budidaya dan sterilisasi lingkungan produksi.
Salah satu hal yang berpegaruh kualitas bibit udang yang kurang bagus dan mengandung berbagai penyakit yang tidak ada penyecekan laboratorium.
Bibit mungkin jadi hal yang sangat harus di perhatikan pada saat memulai budidaya, pilihkan bibit yang berkualitas dan yang induknya betul betul dari konabay dan bersertifikan F1, Bukan induk yang di ambil dari tambak biasa, itu sangat berbahaya dan mengandung berbagai macam penyakit.
Untuk bibit yang terbukti berkualitas F1 dan induknya langsung di datangkan dari konabay florida sekarang sudah ada di Aceh yaitu perusahaan PT.Surya Windu Pertiwi – hatchery (PT. Central Proteinaprima.tbk) skala internasional yang siap menyuplai ke petambak intensif dan tradisional.
Di sini kami akan merangkum ciri-ciri benur yang berkualitas baik.

  1. Benur F1
    Sangat disarankan menggunakan benur F1 meskipun cara budidaya dengan sistem tradisional plus. F1 ini memiliki induk yang jelas serta gen yang unggul, biasanya di import langsung dari luar negeri, misalnya Hawai. Keunggulannya yakni memiliki perkembangan bobot tubuh yang cepat.
  2. Melihat Pergerakan
    Jika diamati dari pergerakan, benur yang bermutu akan terlihat lincah. Kalau benur diputar, perputarannya bagus. Bila diserok menggunakan gayung bersama airnya lalu dipindahkan ke tempat lain, benur yang baik akan selalu berusaha menempel di dasar gayung, tidak mau hanyut. ditinjau dari sungut atau antenanya, terlihat buka tutup secara aktif, jika sungut ini sudah tidak rapat lagi akan tetapi membentuk huruf seperti V, itu ciri benur berkualitas kurang baik.
  3. Warna dan Bentuk Tubuh
    Secara visual, benur yang berkualitas mempunyai warna cerah, tubuh yang langsing serta tampak padat berisi. Jika benur terlihat tidak bengkok dan berwarna kusam berarti kualitas benur kurang baik dan tidak disarankan menggunakan benur tersebut.
  4. Homogenitas Benur
    Benur memiliki ukuran yang sama dan umur yang paling ideal yakni antara PL-08 -PL-12. Alasannya karena pada tahap tersebut, ekor benur sudah mengembang dengan baik dan pada saat ditebar, bisa bergerak ke dasar tambak.
  5. Bebas Penyakit
    Pemilihan benur yang akan ditebar harus bebas terhadap penyakit (Specific pathogen Free) dan (Specific Pathogen Resistant). Menggunakan benur berkualitas (bebas penyakit) akan memperkecil risiko kegagalan dari awal. Kami sangat rekomendasikan untuk melakukan pengujian PCR (Polymerase Chain Reaction) di Laboratorium jika akan menggunakan benur yang banyak.
    Hasil dari uji PCR ini akan menujukan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif akan menujukan apakah ada atau tidaknya infeksi virus atau patogen, sedang data kuantitatif menunjukkan seberapa besar infeksinya (ringan, medium atau infeksi berat). Hasil uji PCR ini tidak memakan waktu yang lama (kisaran 5-6 jam) dan terbukti akurat dalam mendeteksi virus dan penyakit lain.
  6. Mutu Hatchery
    Sebaiknya mengambil benur mutu hatchery karena pada setiap hechtery sudah memiliki quality control yang baik. Jika memiliki quality control yang bagus, maka kita tidak ragu lagi terhadap kualitas benurnya
    salah satu faktor utama penyebab meruginya dan gagalnya prouksi di tambak terkena penyakit pada udang yang dimana penyakit ini datang disebabkan oleh virus Systemic Ectodermal and Mesodermal Baculo Virus(SEMBV) .
    Virus ini adalah virus yang berbahan gentik DNA (Dioxyribonucleic Acid), yang memiliki bentuk menyerupai batang.tingkat kematian akibat virus White Spot Syndrome ini mencapai 100% dalam waktu 3 - 19 hari setelah iinfeksi. Penyakit ini lebih akrab dan dikenal dengan penyakit bintik putih pada udang.

Ciri - Ciri Udang yang Terkena White Spot Syndrome :
(

  1. Terdapat tanda bercak putih pada kulit udang yang berdiameter 0,5 - 2 mm.
  2. Udang melemah, seiring dengan berenang ke permukaan, kemudian udang akan mendekat ke pematang tambak dan mati.
  3. Pada udang terjadi perubahan warna (discoloration) menjadi kemerah-merahan.
  4. Tanda bercak putih sering juga tidak terdapat pada udang, tetapi pola kematian yang terjadi dalam skala logaritmis, yaitu kematian pada hari berikutnya bisa mencapai 10 kali lipat, dan biasanya hanya dalam waktu antara 3- 5 hari saja sejak gejala kematian pertama telah teramati, setelah itu kematian telah mencapai 100%.
  5. Kurangnya DO
    Kurangnya kadar oksigen yang rendah merupakan salah satu faktor pemicu White Spot Syndrome.hal ini dapat diatasi dengan menjaga kualitas air pada tambak, menghindari pemberian pakan berlebih, membersihkan organisme organisme yang menggangu seperti lumut, dan lain-lain. Dan menjaga pengaturan operasi kincir agar kadar oksigen dapat terjaga.
  6. Kualitas Air Pada Tambak
    Penurunan kualitas air yang disebabkan beberapa plankton yang mati masal juga dapat memicu faktor White Spot Syndrome, dan hal ini dapat mempengaruhi daya tahan tubuh dari udang dan berpotensi terserang virus atau penyakit.
    Hal ini dapat diatasi dengan membuang dan mengganti air secara bertahap-tahap untuk dapat menjaga kualitas air pada tambak tetap baik untuk ternak udang.
  7. Perubahan cuaca yang terjadi pun dapat menyebabkan virus atau pun penyakit ini datang, seperti curah hujan yang tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan memperbaiki konstruksi kolam tambak dengan menambahkan pembuangan air permukaan melalui pipa , serta mengatur ketinggian air pada kolam tambak.

Cara Pencegahan :

  1. Melakukan penebaran benih yang sebelumnya telah diuji dan diketahui telah bebas dari virus, melalui pengecekan dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) atau reaksi rantai polimerase,
  2. Hindari menggunakan benih yang berasal dari satu induk untuk ditebar oada beberapa petak tambak, untuk memastikan dan meminimalisir apabila benih yang ditabur membawa bibit penyakit.
  3. Hindari pengelolaan pakan yang berlebihan guna menghindari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan penimbunan sisa pakan yang berakibat pembusukan.
  4. Mengeluarkan dasar tanah tambak yang telah berwarna hitam dan berbau busuk dan juga mengisolasi daerah yang sedang terserang penyakit.
  5. Udang yang telah terserang dalam keadaan terinfeksi perlu segera dimusnahkan dengan jalan pembakaran dan juga mengubur semua udang yang terinfeksi agar tidak menjadi sumber infeksi bagi udang - udang yang lain.
  6. Jika telah terjadi wabah kematian udang yang serius, segera lakukan pemanenan, terutama apabila udang sudah layak dan siap untuk dijual.(Muliadi).

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.031
BTC 62974.52
ETH 2679.49
USDT 1.00
SBD 2.55