The story of my friend about Praha Muzium/ Cerita kawan tentang Musium Praha

in #travelling7 years ago (edited)

Dua minggu lalu, sebuah toko buku besar di Indonesia, Gramedia, buka cabang di Banda Aceh.

Two weeks ago, a major bookstore in Indonesia, Gramedia, opened a bran* itemch in Banda Aceh.

Saya di rumah dan sedang tidak mengerjakan apa-apa ketika salah seorang teman yang sudah tiba di sana berkata mau datang menjemput.

I was at home and was not doing anything when one of my friends who had arrived there said would come to pick me up.

“Kami mau beli buku” ia berkata, “Jadi kami perlu anda untuk cari buku bagus” Saya tertawa. Saya pikir ia sedang bercanda. Saya memasang helm dan duduk di belakang motornya.
We want to buy a book" he said, "So we need you to find a good book" I laughed. I think he was joking. I installed my helmet and sat on the back of the motor bike.

Gedungnya bagus. Sebab itu adalah hari pembukaan, disediakan makan pula. Ini yang paling saya suka sebenarnya. Ada kuah blangong dan eungkot keumamah. Gratis.

The building is nice. Because it is the opening day, the meal is also provided. This is what I like the most. There is a blangong sauce and eungkot keumamah ( traditonal meal in Aceh ). That's all free on that day.

Selesai makan saya ikut masuk bersama-sama. Apa yang dapat saya lakukan hanya menunjukkan buku yang saya tahu. Sebab—jujur saja—saya belum membaca cukup banyak buku. Saya hanya mengulang nama yang pernah diucapkan orang-orang atau buku yang saya pikir cukup terkenal.

After eating I joined in together. What I can do is show only books I know. Because-honestly-I have not read enough books yet. I am just repeating the names of people or books I think are well known.

Saya sebenarnya bingung kalau ada orang bertanya tentang buku bagus. Saya pikir orang punya selera berbeda-beda. Anda mungkin punya selera sendiri yang anda rasa itu baik dan bagus untuk anda dan begitu pula dengan saya. Tidakkah begitu?

I am actually confused when someone asks me about a good book. I think people have different tastes. You may have your own taste that you feel is good and good for you and so is mine. Is not it?

Tahun lalu saya pergi ke Praha, Republik Ceko. Itu kota yang indah dan saya suka. Landscapes-nya jernih dan orang-orang di sana menyenangkan. Saya kunjungi pula tempat menarik lain. Salah satunya Mesium Franz Kafka (1883-1924).

Last year I went to Prague, Czech Republic. It's a beautiful city and I like it. The landscapes are crystal clear and the people there are delightful. I also visit other interesting places. One of place is Museum Franz Kafka (1883-1924).

Seorang teman terbaik dari Jerman berbisik ke telinga saya. “Ini salah satu mesium terbaik yang pernah saya kunjungi di Eropa.” Dan saya setuju. Itu museum yang mengesankan memang, semacam menghadirkan pengalaman soliter yang khas.
image

A best friend from Germany whispered to me. "It's one of the best meshes I've ever visited in Europe." And I agree. It's an impressive museum indeed, sort of presenting a distinctive solitary experience.

Franz Kafka itu siapa? Seorang teman perempuan dari Thailand bertanya. “Oh, ia sastrawan penting Praha dan cukup terkenal di mana-mana.” Saya berkata. “Aku belum membaca karyanya.” Ia berkata. “Aku juga belum kecuali sedikit: Metamorphosis dan beberapa cerpennya saja.”

Franz Kafka who is he? A Thai girl friend asked. "Oh, he is an important writer of Prague and quite well-known everywhere." I said. "I have not read his work yet," he said. "I have not except a bit: Metamorphosis and a few short stories."

Tapi, kawanku, apa yang membuat ia sekarang penting disebutkan? Ada kata-kata dari pengarang berbakat itu yang entah bagaimana caranya bisa mewakili apa yang ada dalam benak saya.

But, my friend, what made him now worth mentioning? There are words from the talented author who somehow can represent what is in my mind.
Tentu ini masih soal buku bagus itu.
Tell me what good book is.

“Saya pikir” Kafka berkata, “kita perlu membaca hanya jenis buku yang melukai atau menusuk kita. Jika buku yang kita baca tidak membangunkan kita dengan sebuah pukulan di kepala, untuk apa kita membacanya? Agar membuat kita bahagia, sebagaimana yang kamu tulis itu? Oh Tuhan, kita akan lebih bahagia kalau tak ada buku, dan jenis buku yang membuat kita bahagia adalah jenis yang dapat kita tulis sendiri jika kita mau. Tapi kita butuh buku yang menghantam kita seperti sebuah musibah, membuat kita berduka secara mendalam, seperti kematian seseorang yang lebih kita cintai ketimbang diri kita sendiri, seperti dibuang ke dalam hutan yang jauh dari orang-orang, seperti bunuh diri. Sebuah buku harus menjadi kapak untuk lautan beku dalam diri kita.”
"I think" Kafka said, "we need to read just the kind of book that hurt or pierce us. If the book we read does not wake us up with a blow to the head, why should we read it? To make us happy, as you write it? Oh God, we'll be happier if there's no book, and the kind of book that makes us happy is the kind we can write ourselves if we want. But we need books that hit us like a disaster, make us deeply mourn, like the death of someone we love more than ourselves, like being thrown into a forest far from people, like suicide. A book should be the ax for the frozen seas within us. "

Kawanku, di zaman selebritis (age of celebrity) dan suasana yang penuh bigotry seperti ini, apa lagi yang lebih membahagiakan hati selain melihat anak-anak muda senang mencari dan membaca buku-buku bagus?
image
My friend, ........in the age of celebrity and the bigotry atmosphere like this, what else is happier than seeing young people enjoy looking and reading good books?

Jadi begitulah, kau telah datang dan bertanya padaku soal buku bagus. Sekarang, sebagaimana aku, pergilah sendiri, cari dan buru di mana saja buku-buku yang dapat bekerja seperti kapak itu.
So there you have come and asked me about a good book. Now, just like me, go on your own, search and hunt wherever works that work like the ax.

Peluk hangat dariku,
Warm Huq from your friend

Temanmu

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.029
SBD 2.55