Mengarungi Jeram di Kali Elo

Olahraga arung jeram atau yang juga lebih dikenal “Rafting” kini sudah bukan lagi hanya sebagai sarana olahraga saja. Kini, bahkan banyak bermunculan operator-operator paket wisata arung jeram yang menawarkan paket-paket wisata bagi masyarakat luas yang ingin mencoba menguji nyali dengan menjajal mengarungi bermacam sungai-sungai di Indonesia yang rerata memiliki arus deras. Dimulai dari paket wisata seharga ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah, dari mulai “Grade” (kelas) sungai tingkat I hingga yang membutuhkan keahlian tinggi seperti Grade VI, semua laris manis di pasaran terlebih pada masa-masa liburan.

Di Provinsi Jawa Tengah sendiri, Sungai Elo yang letaknya di wilayah Kabupaten Magelang merupakan salah satu lokasi populer untuk melakukan arung jeram. Sungai Elo yang termasuk ke dalam Grade II-III, memungkinkan sungai ini untuk mengakomodir para peminat arung jeram yang masih pemula atau bahkan anak-anak usia 7-12 tahun. Ada banyak operator-operator yang beroperasi mendampingi para wisatawan mengarungi sungai yang menjadi salah satu sumber berlimpahnya air untuk kawasan pertanian di kawasan Kedu ini. Bermacam operator juga berarti ada beragam jenis paket yang ditawarkan termasuk berapa lama aktivitas arung jeram akan berlangsung.

Umumnya, arung jeram di Sungai Elo akan menempuh jarak sejauh 12 km yang akan dimulai dari Jembatan Blondo, yang terletak di dekat kota Blabak, Kabupaten Magelang dan berakhir di Jembatan Mungkin, dekat dengan objek wisata Borobudur. Di titik mulai, yakni di Jembatan Blondo, para peserta arung jeram akan diberikan penjelasan terlebih dahulu dan juga aktivitas pemanasan demi kelancaran dan keamanan selama arung jeram berlangsung. Setalahnya, para peserta akan dibagi ke dalam beberapa kelompok dan menuju ke kapal karet. Satu kelompok masing-masing maksimal terdiri dari enam orang peserta plus satu orang pendamping dari operator arung jeram. Petualangan dimulai!

Kapal melintasi bagian bawah Jembatan Blondo berupa struktur lengkung nan kokoh yang dibangun pada awal abad ke 20 sebagai penghubung utama Magelang dan Yogyakarta. Setelah itu akan melintasi bermacam jenis jeram, dan inilah kekompakan kelompok dalam satu kapal diuji. Jangan sampai salah-salah malah kapal bisa terbalik karena ketidaksesuaian gerak dayung para peserta dalam satu kapal.

Setelah menyusuri kurang lebih selama satu jam perjalanan, peserta akan beristirahat sejenak di tepi sungai Elo sembari menikmati hidangan berupa jajanan pasar dan kelapa muda. Setelahnya peserta akan kembali mengarungi Sungai Elo, kali ini aka nada banyak keseruan mulai dari jeram yang akan lebih banyak dari sebelumnya, melintasi batu tapak Buddha yang jika kondisi sungai tidak terlalu banjir akan nampak, juga melintasi “terowongan” dimana air akan jauh lebih tenang sehingga banyak dari peserta akan melompat ke sungai dan menikmati menghanyutkan dalam aliran Sungai Elo. Aktivitas arung jeram akan berakhir di seputaran Jembatan Mungkid, tepatnya sebelum aliran Sungai Elo akan bertemu dengan Sungai Progo.

keterangan gambar:

1. Sungai Elo, Magelang, sungai dengan grade II-III menjadikan sungai ini aman untuk aktivitas arung jeram bagi pemula dan anak-anak - sumber: dokumentasi pribadi
2. Keseruan aktivitas arung jeram di Sungai Elo, Magelang - sumber: dokumentasi pribadi
3. Suasana di tempat peristirahatan di tepi Sungai Elo, peserta akan transit selama beberapa menit untuk menikmati hidangan berupa jajanan pasar dan kelapa muda - sumber: dokumentasi pribadi