PuloTravels #32: Pesona Manly Beach, Sidney

Taronga Zoo telah kami eksplor dan bertemu pula dengan kangguru. Kapal fery segera membawa kami kembali ke Circular Quay. Dari sini, kami pindah pelabuhan, menaiki fery lainnya yang jauh lebih besar, menuju Manly Beach, pantai terkenal di Sidney, setelah Bondi Beach.

Perjalanan menuju kesana, sangat menyenangkan. Melewati Opera House dan Harbour Bridge. Matahari bersinar cukup cerah, menjelang puncak musim panas tahun ini.

Namun, kita masih tetap merasa nyaman walaupun cuacanya panas terik, sebab angin pantai yang berhembus membawa hawa dingin Samudera Pasifik.

Sekitar 20 menit kami tiba di pelabuhan Manly Beach. Sangat ramai turis lokal dan mancanegara bekunjung ke destinasi wisata ini. Begitu turun dari fery, kita akan berjalan sejauh 500 meter untuk sampai di bibir pantai.

Menariknya, kita tidak merasa lelah karena begitu keluar dari pelabuhan, kita disuguhi pemandangan tatakota yang indah, rapi, tertip dan bersih. Menyusuri trotoar di depan pertokoan yang menjual aneka produk dan makanan, terasa sangat nyaman dan membuai.

Berjalan kaki sekitar tujuh menit kami tiba di tepian pantai Manly. Air laut dan langit bersatu padu menyajikan kombinasi biru yang teduh, angin dingin berhembus seolah-olah menetralisir cuaca yang hangat.

Terlihat banyak sekali warga Sidney sedang berjemur di bawah teriknya matahari. Sebagian terlentang, sebagian lagi telungkup. Yang perempuan hanya memakai bikini, sedangkan laki-laki bertelanjang dada. Beberapa dari mereka tampak sedang berenang atau berselancar.

Pasir pantainya sangat bersih, bangunan-bangunan di sekitar pantai ditata dengan baik. Taman-taman juga terpilhara. Bangku-bangku di taman juga terawat. Sebuah hotel berdiri mencolok di antara deretan pertokoan. Hotel ini menghadap langsung ke arah laut. Pohon-pohon pinus berdiri gagah di sepanjang garis pantai.

Suasana seperti ini mengingatkan saya pada Danau Titisee di Jerman, yang saya kunjungi pada April 2017 silam. Menurut saya, ada kemiripan di antara keduanya.