Tumpak Sewu, The Best Waterfall I Ever Saw (Bilingual)

I have seen a lot of waterfall around Indonesia and the world, but I never saw the one as beautiful as Tumpak Sewu Waterfall. I was speechless when I got over there, it was too good to be true. Though it needs effort to go over there, but this waterfall is really amazing.

Saya sudah melihat banyak air terjun di Indonesia dan dunia, tetapi saya belum pernah melihat air terjun yang seindah Tumpak Sewu. Saya kehabisan kata ketika saya sampai di sana, seperti mimpi saja. Meskipun butuh usaha untuk bisa sampai di sana, tetapi air terjun Tumpak Sewu sungguh menakjubkan.

Tumpak Sewu Waterfall is in the border of Lumajang and Malang District. There are a lot of road signs that shows the way to Tumpak Sewu and others waterfalls nearby, but we have to be careful. We need to go to a small village road which is not easy to find, I was driving back and forth just to find this road. I think the people and government are not ready to have this waterfall shown up to the world.

Air terjun Tumpak Sewu berada di perbatasan Lumajang dan Malang. Di sepanjang jalan kita bisa melihat papan petunjuk arah menuju ke sana dan ke berbagai air terjun lainya di sekitar, tetapi kita harus hati-hati. Kita harus masuk ke jalan desa yang sulit ditemukan, saya sendiri harus bolak balik mencari jalan ini. Saya pikir, masyarakat dan pemerintah belum siap untuk memunculkan air terjun ini ke permukaan.

I was driving from Lumajang toward Malang, the view along the way is very beautiful. We stopped at the bridge with wonderful view, this bridge was built during Dutch colonialism since East Java is very important and crucial. The Indonesian government built a new bridge next to this old one, to make sure it is still safe. The old bridge remain over there as the history and a place for tourism.

Saya menyetir dari Lumajang ke arah Malang, pemandangan sepanjang jalan sangatlah indah. Kami berhenti di sebuah jembatan yang memiliki pemandangan indah, jembatan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda karena Jawa Timur sangat penting sekali. Pemerintah Indoensia membangun jembatan baru di sebelahnya untuk memastikan tetap aman untuk dilewati. Jembatan lama tetap ada sebagai sejarah dan object pariwisata.

I parked my car near the gate of Tumpak Sewu Panoramic, and walked downhill. All the way down, I saw Salak Plantation. Salak is kind of fruit, very crispy, sweet, and juicy and perhaps only exist in Indonesia. We can buy salak as well in front of the gate, some people sells their salak for tourist who come and visit. The price is queit cheap, compare to what I used to pay in Bandung, only Rp, 6000,- per kilogram or less than $ 50 cents. In Bandung, I have to buy around Rp. 15.000,- per kilograms or about $1.2.

Saya parkir di depan gerbang pintu masuk panoramic Tumpak Sewu dan berjalan kaki menuruni bukit. Di sepanjang perjalanan, saya melihat perkebunan salak. Salak adalah sejenis buah yang renyah, manis, dan berair, yang barangkali hanya ada di Indonesia. Kita bisa membeli salak dari penduduk yang menjajakan hasil perkebunan mereka kepada pengunjung yang datang. Harganya relatif murah dibandingkan dengan yang saya biasa beli di Bandung, hanya sekitar Rp. 6.000,- sementara di Bandung sekitar Rp. 15.000,- per kilogram.

The beauty of Tumpak Sewu waterfall really paid all the painful journey. Tumpak Sewu is the best waterfall I have ever saw. I think all of you will agree with me, and this is a truly nature beauty of Indonesia.

Keindahan air terjun Tumpak Sewu membayar semua lelah sepanjang perjalanan. Tumpak Sewu adalah air terjun terindah yang pernah saya lihat. Semua pasti akan setuju dan ini adalah keindahan alam Indonesia.

We can walked down to the waterfall, but it needs strong stamina. It is very hard, it is easier to go down, but it will be very painful to go uphill again. Really tiring. I did not go down, I had my children with me and they are still too weak to go down. I will be back again one day, and I will taste the water of Tumpak Sewu.

Kita bisa turun ke air terjun tetapi sangat membutuhkan stamina yang kuat. Sangat sulit, lebih mudah turun ke sana tetapi akan sangat menyiksa untuk naik ke atas lagi. Sangat melelahkan. Saya tidak turun ke bawah karena ada anak-anak saya yang masih terlalu kecil dan tidak akan kuat turun ke sana. Saya akan datang lagi satu hari nanti dan merasakan air dari Tumpak Sewu.

Bandung, 2 Januari 2017

Warm Regards – Salam hangat selalu,

Mariska Lubis