Hamparan Asa di Batee Meuhampa - Sebuah Travelog

Traveling tidak selalu di rencanakan, justru traveling secara spontanlah yang terkadang memberi cerita yang lebih seru. Seperti hari kemarin, disaat sedang menikmati kopi pagi bersama Yasir, sahabat saya, tiba-tiba saja saya dihubungi oleh Kak Nuu Husein.
"Hallo dek, sibukkah? Ada rencana pergi? Kalau tidak ada, bisakah temani kakak pergi ke Lhok Kruet, Aceh Jaya? Ada spot wisata baru, sekalian Kakak mau ambil mobil, kalau mau kakak jemput sekarang ya !".
Wah.. Suprise, dengan terbata-bata, langsung aku iyakan ajakan tersebut.
"Siap kak !!!"
Tak menunggu lama, kami pun berangkat, termasuk Yaser.



Hari itu begitu cerah, secerah wajah kami di dalam mobil menuju Lhok Kruet. Hampir setiap tempat yang kami lewati kami bahas, tentu diselingi cerita-cerita lucu yang membuat kami tertawa lepas, bahkan menitikkan air mata, karena begitu bahagianya. Hingga tak terasa kami telah sampai ke kampung halaman kak Nuu, Lhok Kruet.
Sekedar melepas penat, saya dan Yasir mencoba berkliling kampung. Bersantai di tepi sebuah sungai. Nampaknya sungai ini banyak ikan. Tampak perahu nelayan bersandar, dan beberapa orang memancing di sungai tersebut. Saya dan Yasir asik memakan buah Bhee, buah tumbuhan liar yang buahnya manis kelat dan warna ungunya membuat lidah kita menjadi ungu.


Tak lama berselang, Moli memanggil kami untuk bersantap siang. Perut memang sejak tadi berbunyi tanda lapar. Hidangan siang hari itu sangat menggugah. Masakan rumahan khas Aceh. Ayam masak Aceh, Sayur buah Kulu dan tentu saja Pliek U Chue yang telah kami beli tadi. Makan siang itu kami tutup dengan air kelapa muda dingin :).




Kami lega, rupanya tak terlalu jauh. Kami hanya berjalan 20 menit. Dan tampaklah sebuah aliran sungai yang sangat asri. Tampak bebatuan yang eksotik. Riak air mengalir lembut. Kami larut dalam keseruan. Kak Nuu pun memberi nama lokasi ini dengan sebutan "Batee Meuhampa" yang artinya batu yang terhampar.
Hamparan batu memang tampak luas. Justru batu-batu inilah yang membuat tempat ini menjadi indah. Mungkin karena jarang didatangi, batu-batu tersebut masih licin. Saya harus extra hati-hati dalam neniti batu tersebut.
Sayangnya waktu kami tidak banyak, mungkin ini baru sekedar survey. Meski keinginan untuk mandi sangat kuat, tapi apadaya kami tak membawa baju dan perlengkapan mandi.
Kami pun pulang dengan menitipkan asa kami dengan harapan agar tempat ini terjaga. Terjaga dari sampah pelastik, terjaga dari coretan vandalism dan terjaga supaya tidak jadi tempat maksiat.


Selamat tinggal Batee Meuhampa, Jauh negeri indah terlihat, didepan mata kadang tak tampak.
Salam Lasak, Kemanapun Kaki Melangkah (KakiLasak)
Terimakasih Media Sosial yang sudah ikut mempublikasikan, semoga tidak hanya menyebarkan lokasi saja, tetapi juga mengedukasi wisatawan untuk berwisata dengan baik :)





Follow Me :
Steemit @ kakilasak
Facebook @ husaini_sani
Instagram @ ucok_silampung & @ kaki_lasak
Whatsapp +6282166076131
isss gilaaa keren kali tempatnya..... semoga bisa menjadi jalan semakin dekat dengan Sang Pencipta.... karena tidak semua orang dapat kesempatan 'tiba-tiba' traveling :-D..... emang kalau Bang Ucok udah nulis ternganga kita dibuatnya
Aminnn. Tambah besyukur ya kan. Iya, mendadak dangdut haha. Gosah muji ah.. Dah dbaca aja awak semang haha
alhamdulillah dapat pahala akunya karena udah bikin Bang Ucok senang hahahaha
Saya sangat suka dengan panorama alam seperti ini bang...sangat tenang dan indah.
Makasih bro :)
Tempat yang bagus, @kakilasak
Nice post :)
Terimakasih :)
Sama sama bg :)
Nggak tahu mau ngomong apa, cuma bisa bilang... "Bawalah daku ke sana!"
Hamparan Asaa haha.. Jadi juga tulisan nih :p
Hahaha hamparan asa di bebatuan wkwkwk... kelamaan dirimu nggak nulis!
sangat menarik perhatian dan berkeinginan untuk datang mengunjungi. terima kasih telah berbagi
Sangat indah. Luar biasa salam dari abu
warbiasahhh...